Responsive Ad Slot

Latest

Sports

Gossip

Covered

Menguak Misteri Meriam Cetbang dan Metalurgi Keris Majapahit

Minggu, 23 April 2017



Setahun yang lalu, saat jalan-jalan di Kuala Lumpur bersama keluarga--betapa terkejutnya saya melihat salah satu baliho di pinggir jalan raya disana. Saya tidak hapal betul, jalan apakah itu--seingat saya, arah ke bandara KLIA dari pusat kota.

Baliho itu terdapat gambar closed up Sultan atau pejabat kerajaan yang sedang mencium keris dengan backround warna kuning.

Mendadak saya sungguh iri dan khawatir. Iri karena masyarakat Malaysia tidak ada yang takut dengan gambar tersebut. Malah sepertinya bangga. Bahkan banyak media Malaysia yang mengunggah foto Raja yang sedang mengucup keris tersebut pada berita yang berbeda.

Sedangkan di sini, ditanah kelahiran keris-- ketika saya coba mengunggah foto saya dengan keris Nogososro, reaksinya menyedihkan. Ada yang langsung istghfar dengan nada berbau tuduhan bahwa saya telah melakukan dosa besar yaitu syirik.

Dengan reaksi-reaksi tersebut, tentu saya khawatir-- bisa jadi kelak, senjata khas nusantara ini akan hilang dari tanah nya sendiri dan menjadi kebanggan negara tetangga yang lambang negaranya mereka pun terdapat gambar kerisnya.

Padahal, cobalah kita sejenak meluangkan waktu untuk riset budaya dan teknologi. Betapa kita akan terkejut dengan kedasyatan teknologi persenjataan leluhur kita.

Contohnya meriam dan keris peninggalan kerajaan Majapahit.

Meriam yang dalam beberapa bulan ini heboh ditemukan di berbagai negara, Australia termasuk salah satunya. Bahkan meriam Majapahit yang lazim disebut 'cetbang' ini, bisa mematahkan pendapat bahwa bangsa kita adalah bangsa kuno dan terbelakang.

Pasalnya, meriam cetbang Majapahit ini ternyata beberapa langkah lebih maju dari meriam peninggalan Portugis dan VOC. Jikalau meriam luar ini sistemnya masih seperti senapan flintcock (musket) dimana untuk menggunakannya, mesti diisi mesiu, dipadatkan lalu baru diisi proyektil nya. Untuk sekali tembak, butuh proses lama untuk pengisian mesiunya.

Berbeda dengan meriam cetbang Majapahit. Sistemnya sudah memakai shell (selongsong) metalik, lengkap dengan proyektilnya. Pengisian mesiu dan proyektil dilakukan secara terpisah. Sehingga untuk menggunakannya berulang, tinggal mengganti selongsong tersebut.

Ukurannya pun beraneka macam. Dari yang kecil sepanjang 1 meter, fungsinya mirip bazooka atau bedil yang digunakan oleh satu prajurit Majapahit. Sedangkan yang besar, 3 meteran-- dipasang pada benteng atau kapal-kapal Majapahit.

Untuk meriam jenis ini, saya sedang menunggu proses uji coba penggunaanya dan direncakanan akan direkam video di channel Vlog saya di Youtube.

Jika berhasil, meriam buatan abad ke 12 ini bisa membatalkan hak pantent Colt, ltd, sebuah perusahaan senjata Amerika yang telah mendaftarkan temuan sistem peluru berselongsong metal pada abad 18-19 pada lembaga Patent Amerika. Hak paten ini pun digunakan oleh Smith & Wilson dalam pengembangan pistol revolvernya yang mendunia ini.

Padahal, sistem peluru tersebut sudah ada 6 abad sebelumnya. ya, di meriam cetbang tersebut.
Kemudian soal keris, ada yang menarik dari tipikal keris-keris Majapahit ini. Yaitu kekerasan materialnya. Keris-keris buatan empu zaman ini sangat keras, mampu menembus besi atau baja. Sempat teknologi metalurgi ini hilang dan muncul kembali saat era kerajaan Pajang atau Kertasura. Sering masyarakat Jawa menyebutnya dengan keris jenis Brojoguno. Hanya saja, teknik ini kembali hilang lagi.

Terakhir saya dengar, teknologi keris Majapahit inilah yang sempat diadopsi oleh peluru meriam TIGR, panzer Jerman pada era perang dunia kedua. Tak heran, selain teknologi blitzkrieg nya yang jitu, kualitas peluru meriamnya juga dasyat. Mampu menembus dan merontokkan tank lawan dengan mudah.



Nah, sekarang. Terserah saudara saudari semua. Terus riset dan pelihara aset budaya bangsa atau lupakan dan biarkan negara tetangga untuk memilikinya. Toh mereka lebih menerima dan bangga dengan hal ini.

Sedangkan soal ghaib-ghoiban, sudahlah-- ini bonus belaka. itu pun jika memang benar ada. Kalau pun ada, mau ngikut ngintil mahluk ghoibnya, ya silahkan saja. Asal nggak ngasih gaji, makan siang atau uang rokoknya. Urus sendiri kebutuhan masing-masing.

Rahayu dan tetap Merdeka!

Hazmi Srondol

Tidak ada komentar

Don't Miss