Responsive Ad Slot

Latest

Sports

Gossip

Covered

Baliho Iphone 6 di KM 0 Jakarta, Sebuah "Jawaban" Kreatif dari Apple Inc

Posted on Senin, 26 Oktober 2015 11 komentar

Senin, 26 Oktober 2015

Saya rasa, bukan saya saja yang awalnya terkejut ketika melintas masuk ke KM-0 Jakarta dari arah timur ruas tol Cikampek. Disana, dari sisi kiri dan kanan terlihat dua baliho yang sangat unik.

Satu baliho dengan posisi portrait dengan gambar bunga berwarna biru dan beberapa ratus meter kemudian sebelah kiri adalah gambar sebuah kota indah yang berdiri di sebuah bukit batu. Tebakan saya, itu merupakan gambar kota Santorini, salah satu tujuan wisata utama di Yunani.

Entah sudah berapa kali gambar-gambar ini berubah tema. Kadang hanya berupa sebuah lanscape, kadang human interest atau yang lain sebagainya. Namun dengan kaidah gambar yang sangat menarik. Malah boleh dibilang, gambar-gambar ini sangat luar biasa kualitasnya.

Awalnya, saya sempat merasa ini hanya sekedar gambar biasa. Pengisi baliho yang belum tersewakan. Namun, betapa terkejutnya setelah mendekat. Ada tulisan pendek yang tertera disana, yaitu: “Difoto dengan Iphone 6”.

Dengan tambahan informasi penggambil gambar dan lokasi foto-foto sejenis lainnya seperti: Oleh Francis O. apple.com/id/worldgallery.

Jelas saya terbahak senang. Ya, cara beriklan ini sangat jenius. Hanya konsentrasi pada konten gambar saja tanpa banyak babibu dengan statement “jualan” yang terlalu hard selling dan membosankan.

Cara ber-iklan ini tentu juga merupakan jawaban dari beragam polemik ketika pertama kali Iphone 6 akan muncul dan beredar dipasaran. Saat itu, salah satu pokok masalah yang terkemuka adalah perihal harga Iphone 6 yang dianggap terlalu mahal dibanding spare part atau material yang tertanam di dalamnya.

Harap maklum, dari berbagai Review Handphone—memang kebanyakan sisi yang dibahas adalah spesifikasi teknis dan part yang tertanam di dalam sebuat perangkat smartphone. Untuk iphone6 sendiri, ada seorang blogger tekno luar negeri yang telah membongkar dan mengkaji harga part tersebut. Menurut hitungannya, harganya total part dan materialnya 3 juta saja. hanya sepertiga dari harga Iphone 6 sendiri.

Sempat pihak Apple mengeluarkan statement bahwa ada yang lebih mahal daripada sekedar part, yaitu biaya riset untuk design dan inovasi produk ini.

Banyak yang menolak, bahkan mengejek perihal mahalnya biaya riset dan inovasi ini. Namun, untuk saya sendiri. Saya sependapat dengan punggawa Apple.com ini. Ada hal-hal yang lebih bernilai daripada sekedar harga material part.

Contohnya dari sisi penulis, harga laptop yang dipakai hanya berapa ratus ribu saja. Bekas pula. Namun jika sudah terbuat sebuah “konten” tulisan yang sangat bermutu dan berpengaruh, serta tersebar viral di dunia internet. Saya fikir tidak mengherankan konten dari penulis tersebut akan dihargai jutaan bahkan ratusan juta rupiah.

Nah, kembali ke polemik harga Iphone6 tersebut. Ada sebuah clue dari Steve Jobs, pendiri Apple yang mengatakan: "Paint the back of the fence. Because you'll know." Sebuah kalimat kiasan berupa ajakan untuk mengecek cat dibalik pagar. Atau “melihat” apa yang tak hanya tampak dimuka saja.

Kalau hanya melihat muka saja. Memang Iphone6 ini akan “terlihat” spesifikasi teknisnya seperti: Bahan material casing dari alumunium dengan dimensi 138.1x67x6.9mm, berat 129 gr, Sim card jenis Nano-SIM, OS seri IOS 8 yang bisa diaupgrade ke iOs 9.2, Ukuran layar 4.7 inches dengan resolusi 750x1334 pixels, Memori Internal 16 GB serta prosesor Dual-core 1.4 GHz dan lain sebagainya yang bisa kita cek di berbagai macam forum review seperti comtohnya di Review Blibli.com.

Namun, mengutip kembali kata Steve Jobs—ada hal yang akan kita ketahui jika menggali lebih dalam dari produk-produk keluaran Apple ini. Tidak terkecuali di Iphone6.

Hal ini semakin terlihat ketika muncul kompetitor Iphone6 yang secara kasat mata sangat mirip Iphone6. Bahkan untuk spesifikasi partnya langsung memilih part dengan spesifikasi lebih tinggi daripada Iphone6.

Hanya saja, memang kaidah “perfectionist” para designer dan engineering Apple susah dibantah. Dari sisi design saja, terlihat “alignment” atau kesejajaran garis dalam pembuatan produk mirip-mirip Iphone6 ini banyak ‘kecelakaan’nya. Detailnya, mari kita simak.

aligment iphone6.001

Memang, bentuk sudut bulat telur sudah sangat mirip Iphone 6. Namun jika kita teliti, dari sisi bagian dimana tempat colokan power, jack microphone sudah terlihat bedanya. Iphone begitu rapih, sejajar dalam garis design yang presisi dan hati-hati. Kompetitornya? Tidak jelas sumbu garisnya. Ada 3 sumbu garis yang terbentuk dan menjadi terlihat tidak simetris.

Kemudian sisi yang lain, ada sebuah sticker yang tertempel di smartphone kompetitornya. Kali ini, sticker yang muncul bertuliskan: QUALCOMM 4G. Hal yang lazim ada pada semua ponsel dengan konsep sistem lisensi tetapi tidak bakalan kita temui di produk-peroduk Apple. Itu pun penempatannya tidak sejajar rapi dengan tombol-tombol dan lubang lain disekitar sticker. Weleh-weleh.

Kemudian pada sisi mic atau tombol tempat simcard kompetitor juga terlihat tidak simetris garisnya. Sepertinya memang agak tergesa-gesa designnya. Asal mirip Iphone6 saja. Hahaha…

Nah, dari design dan aligment saja kita bisa tahu bagaimana Apple Inc begitu teliti dan hati-hati. Bahkan jika para kompetitornya memakai part yang sekilas tampak lebih canggih, saya tidak terlalu yakin integrasi sistem nya akan maksimal. Nyatanya, Iphone 6 ini terbukti lebih hemat baterai. Bahkan lebih hemat daripada para kompetitornya atau kakak kandungnya pada seri sebelumnya seperti Iphone 5 atau 4.

Kemudian, ada extra manfaat lain dari pengguna Iphone6 yang hobi memotret atau videografi. Disana sudah tersedia sebuah forum yang fokus pada kreasi foto dan video. Contohnya bisa dilihat di link berikut ini: www.apple.com/id/worldgallery

Bahkan jika beruntung, karyanya akan dijadikan bagian dari promo Iphone seperti baliho di KM.0 Jakarta ini. Saya yakin, timbal baliknya pasti menggiurkan. Perusahaan sekelas Apple tentu tidak akan main-main dan bunuh diri dengan para pembuat konten bermutu tinggi ini.

Terakhir, kini tinggal pilihan hati anda saja. Jika ingin berkarya dan sejiwa dengan Apple Inc. dengan tampilan grafis tinggi pada sistem dan aplikasi-aplikasinya, ingin membuat karya yang juga orisinil, kreatif dan perfectionis. Saya rasa, Iphone6 ini tepat untuk anda.

[Hazmi Srondol]

Review 7 Tahun Kompasiana, Plus Minusnya untuk Para Bloggers

Posted on Minggu, 25 Oktober 2015 5 komentar

Minggu, 25 Oktober 2015

Sudah 7 tahun Kompasiana hadir di Indonesia. Walau bukan platform blog UGC (user generated content) pertama, namun secara fakta--kini Kompasiana sudah menjadi platform UGC nomer wahidun di jajaran penyedia lapak untuk para konten creator digital di Indonesia.

7 tahun memang bukan usia yang pendek. Kalau seorang manusia, ia sudah boleh masuk SD Negeri. Pencapaian ini tentu mengundang kompetitornya untuk berbagi kue kesuksesan ini. Disana ada seniornya seperti Blogdetik dan para tetangga baru seperti Vivalog-nya Vivanews, Indonesiana-nya Tempo, Metro Wide, CJ-nya liputan 6 dan lain sebagainya.


Semua banyak kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk kompasiana, kekurangan yang masih susah dieliminir oleh para adminnya adalah soal banyaknya akun-akun anonim yang menumpang SERP (Search engine result pages) kompasiana untuk membuat konten-kontennya nyundul di halaman pejwan google.

Harap maklum, kaidah SEO berupa fastload, struktur halaman berupa H1 di title dan H2 di heading serta inner lingking sudah terpenuhi oleh situs blog keroyokan ini.

Problem kedua, as a videomaker--kebiasaan utak-atik template dan platform Kompasiana membuat dalam format baru 2015 ini, saya merasa dikucilkan dengan susahnya embed video disana. Walau saya tahu, ini hanya hal teknis yang pasti bisa diselesaikan, namun tetap membuat saya bete karena menunggu waktu perbaikannya.

Nah, para kompetitor harus jeli mencari celah kelemahan kompasiana yang belum atau memang tidak akan diperbaikinya. Kalau tidak, sulit untuk menandingi Kompasiana dalam waktu dekat ini. Kecuali mendadak server Kompasiana overload dan hang. Mirip peristiwa jatuhnya bisnis ponsel cerdas Blackberry beberapa tahun yang lalu.

Nah, kalau sudah begini. Kompetitor hanya punya dua pilihan atau jalan menghadapinya: melawan atau merangkul. Itu saja.

Lalu bagaimana para blogger atau content producer seperti kami-kami ini?

Sebagai penjelajah lautan digital, pasti semua platform dicoba. Dan kemunculan beragam situs UGC ini tentu menambah keuntungan kami untuk lebih mencengkeram dan memahatkan nama kami di dunia digital.

Walau memang, tetap saja ada jebakan berbahaya yang mesti kami sikapi dengan hati-hati. Jebakan ini adalah yang disebut jebakan nafsu untuk ber "spamming" atau menyebarkan konten yang sama ke semua platform. Apalagai sekarang banyak aplikasi untuk mempermudah spamming ini. contohnya imacros.

Hanya saja, google tidak sebodoh yang banyak orang kira. Mbah google cukup tahu mana konten dari blog pribadi dan satu turunan resminya di situs UGC. Jika kebanyakan, alih-alih ingin merajai pejwan di google tapi malah masuh sandbox alias dikubur konten kita dipemakaman digital. Kan jadi repot. Sudah banyak contoh kasusnya seperti ini. Tak perlu saya jabarin satu per satu.

Jadi, tetaplah cerdas berbagi wahai para bloggers dan selamat ulang tahun Kompasiana ke 7.

Salam,
Hazmi Srondol.

3000 Km Bersama Vespa Primavera 150 3V-ie

Posted on Rabu, 21 Oktober 2015 4 komentar

Rabu, 21 Oktober 2015

Hari ini, tepat 1752 Miles atau setara 2819 Km-- Vespa Primavera telah hadir di tengah-tengah keluarga kami.

Memang agak pendek jarak tempuh kendaraan scooter matic yang kami miliki ini, jika dihitung dari usianya yang sudah masuk satu tahun. Rata-rata sebulan hanya mencapai 300Km atau sehari 10 km saja. Harap maklum, vespa ini adalah kendaraan kesayangan anak kami di rumah.

Ya, memang hadirnya Vespa Primavera ini sangat unik dan sepertinya sulit sekali dilupakan. Banyak cerita yang berbanding terbalik dengan kilometer pakainya. Antara senyum, canda, panik hingga kait mengkait dengan kisah-kisah lama yang terjadi sebelumnya.

Cerita bermula saat setahun yang lalu, anak kami yang tertua begitu ngebet ingin memiliki Vespa. Sampai diulang-ulang dalam berbagai kesempatan. Sempat heran, di rumah sudah ada 3 motor yang kami miliki sebelumnya. Satu motor trail 2-tak zaman saya masih bujangan dan dua motor matic buatan Jepang dengan merk yang berbeda.

Sampai-sampai saya pun bertanya, kenapa harus Vespa?

“Vespa beda pak, dari besi semua. Bulet. Gambar logo parkir di Int*rmedia (toko buku) juga pakai bayangan Vespa. Artinya, vespa itu motor terkeren” jawabnya.

Saya agak geli dengan jawaban ini. Kalau dari besi semua dan bulat montok, okelah saya bisa menerima. Namun alasan soal logo parkir, walau benar adanya—saya fikir ini agak aneh. Tapi baiklah, apapun itu—setidaknya anak kami yang kelas dua SD ini sudah bisa menentukan pilihannya sendiri. Artinya, dia sudah menjadi bagian “manusia” seutuhnya. Setidaknya arah menjadi dirinya sendiri sudah mulai terlihat.

Nah, akhirnya saya berdiskusi dengan istri untuk memilih jenis motor Vespa yang akan kami beli. Yang jelas, request Vespa antik 2-tak kami coret. Alasannya sederhana, bapaknya tidak sanggup dan tidak cukup waktu untuk merawat motor setua permintaannya.

Pilihan kami saat itu adalah Vespa Primavera 150 cc dengan warna biru dongker (midnight blue), sesuai warna “Doc Hudson”—tokoh animasi dalam film “Cars” kesukaan anak kami. Warna yang menurut istri lebih terlihat klasik dan “vespa” daripada yanng warna candy atau “ngejreng”.

Kemudian, ketika keputusan seri dan warna ini yang dibeli—ada kejadian menggelikan lagi terjadi. Saat Vespa nya datang di rumah, kebetulan saat anak kami sudah pulang sekolah—abang yang mengantar sempat dengan bada bercanda mengatakan bahwa Vespa tersebut adalah salah kirim dan hanya pinjaman saja. Besoknya mesti dibalikin.

IMG_20140926_084641_Fotor_Collage

Dengan wajah sedih dan cemberut, anak kami bilang “Jangan balikin, buk. Biarin aja disini selamanya”.

Namun sampai esok harinya, Vespa tersebut masih ter-parkir dengan damai di teras hingga dengan tidak tega saya mengatakan: “Abang kemarin hanya bercanda, nak. Ini Vespa kamu. Punya kamu”

Dengan wajah yang mendadak riang, ia pun bersorak dan meminta bapaknya untuk segera memakai Vespa-nya dan berputar-putar ke komplek perumahan.

Ya, saya juga senang. Rejeki anak adalah rejeki kami. Keceriaan anak adalah keceriaan kami. Dan dalam kesempatan kali ini, saya ingin berbagi sedikit Review Otomotif untuk berbagi pengalaman selama bersama Vespa Primavera ini.

BODY

Pertama, soal body Vespa ini. Sempat ada kesalahan informasi dari abang pengantar yang mengatakan bahwa body besi besi di seri Vespa baru ini hanya bagian belakangnya saja yang besi. Covernya tidak. Pernyataan ini sempat membuat anak kami kecewa. Ia yang sudah terlanjur cinta ‘besi’-nya Vespa mendadak bilang “Jual aja Vespa-nya, pak. Vespa palsu !!!”

Saya pun juga sempat terbersit rasa kecewa. Namun ternyata ini SALAH besar! Vespa Primavera, seluruh bodynya ternyata dari besi semua. Tak berbeda jauh dengan seri-seri Vespa lama sebelumnya.

Pembuktian ini bukan sembarang pembuktian. Bukan sekedar mengetuk-ketukkan jari di body-nya saja. Tetapi terbukti dari sebuah kejadian yang sebenarnya tidak mengenakkan. Yaitu saat istriku menabrak pohon di depan rumah.

Saya sempat panik saat menerima kabar ini lewat telefon. Apalagi ada anak kami kedua, posisnya berada di depan istri. Namun Alhamdulillah, tabrakan keras tersebut hanya membuat body depan Vespa tersebut penyok dan anak kami selamat karena menunduk di celah Vespa tersebut.

Dan ke-penyok-an tersebut menjadi bukti bahwa body Vespa Primavera ini terbuat dari besi semua. Hanya tukang ketok magic-lah yang mampu memperbaikinya. :D

ERGONOMIS

Tinggi. Itu kesan pertama mengendarai Vespa Primavera ini. Saya yang bertinggi badan sekitar 170 cm ini pun masih seperti berdiri ketika kendaraan diam. Berbeda dengan motor matic jepang yang seakan-akan kita duduk saat kendaraan berhenti dan jongkok ketika kendaan berjalan.

Namun, ketika kendaraan berjalan, terasa betul bedanya dengan motor matic Jepang. Badan tetap terlihat tegak. Tidak menunduk. Terlihat gagah ketika memakai jas atau baju koko ketika berangkat ke masjid. Kaki seperti leluasa dan serasa sedang mengendarai mobil.

Jok (kursi) yang yang berlapis kulit asli ini pun sangat lebar dan nyaman. Geli juga saat mendengar komentar anak ketika pertama menggonceng. “Enak ya, pak. Bokongku nempel semua di kursi. Kalau yang itu (menyebut merk), bokongku cuman setengahnya yang nempel”. Hahaha…

Namun sayang, untuk ukuran istriku yang tingginya “Indonesia Banget” ini, ia harus berjinjit ketika sedang mencoba menunggang kuda Italia ini. Tetapi ketika sudah berjalan, no problemo. Nyaman!

Ya, memang harus diakui, setelan ergonomis Vespa Primavera memang lebih ditujukan kepada para expatriat bule atau orang Indonesia dengan tinggi 165 keatas mengingat tinggi jok-nya sekitar 780 mm dari atas tanah.

BAGASI & TANGKI BBM

Nah, ini bagian yang paling menggelikan. Pernah saat hendak mencuci motor ini di tukang cuci. Abang operator cuci mendadak melongo ketika bagasi yang berada di bawah jok motor bisa saya copot sehingga steam air bisa langsung menyemprot mesin dari sisi atasnya. Hehehe…

Ukuran bagasi yang bisa di copot tanpa baut tersebut juga sangat besar. Kalau cuman satu helm, masih bisa muat. Apalagi kalau sekedar lontong, arem-arem atau perbekalan makan ke kantor. :D

IMG_0044_Fotor_Collage

Untuk tangki BBM, saya jamin operator SPBU akan terkaget ketika mengisinya. Sampai-sampai ada yang pernah bilang: “Gembul juga motornya, ya”. Gembul dalam artian besarnya kapasitas tanki. Sekitar 8 liter lebih. Sedangkan jarak tempuh km/liternya, mohon maaf saya tidak pernah cek. Saya hanya mengisi seminggu sekali Rp. 50.000 untuk pemakaian seminggu. :D

PENAMPILAN

Ehem, jelas “aura” Vespa ini sulit dinafikan. Penampilan klasik dengan lampu bulat dan body montoknya selalu mengundang rasa penasaran dan kekaguman bagi yang melihatnya.

Bukan hanya tukang parkir di ruko-ruko saja, namun saat di lampu merah—sudah tidak terhitung orang yang bertanya “Ini Vespa baru, ya?”. Bahkan menurut para sahabat saya yang berprofesi sebagai fotographer, Vespa Primavera ini disebut-sebut sebagai motor yang bagus dan sangat cocok untuk digunakan sebagai backround foto para model.

Kemudian ada sedikit rasa bangga ketika Vespa Primavera ini saya pakai untuk nongkrong di café-café kopi. Rasanya, memesan “cappucino” itu pas dengan tongkrongan Vespa baru buatan Italia rakitan Vietnam ini.

MESIN & INSTRUMEN DASHBOARD

Mesin Vespa Primavera ini berkapasitas 150cc dengan tenaga 12,9 HP. Mesinya memakai 3 katup (Valve) dengan sistem semprotan bahan bakar injeksi. Sudah sangat modern dan setting-nya harus memakai piggy-back yang terhubung ke laptop yang terdapat aplikasi pembaca statistik mesinnya.

Dengan kekuatan mesin dan seperti itu, kemampuan akselerasinya tidak usah ditanya. Walau berbadan gambot, Vespa ini sangat enteng tarikannya. Mudah berkelak kelok dan sangat lincah. Bahkan dengan satu penumpang yang digonceng.

Jepretan Layar 2015-10-21 pada 03.05.31

Hanya saja, saya belum sempat mencoba top speed-nya. Selain belum bertemu track panjang untuk membetot habis grip gas-nya. Saya memang bukan tipikal penggila kecepatan. Saya lebih menyukai motor yang lincah untuk berkelak kelok dalam kemacetan, nyaman dan terlihat ‘mewah’ di jalanan.

Nah, terakhir soal instrument di dashboardnya. Vespa Primavera mempunyai konsep instrumen yang klasik namun futuristik. Untuk penunjuk angka kecepatan, masih memakai analog (jarum), namun untuk indikator BBM, penunjuk Kilometer pakai dan jam sudah digital.

Oh, ya. Jam digital ini sangat membantu sekali jika sedang membutuhkan informasi waktu. Kita tidak perlu melihat jam tangan saat mengemudi. Cukup sekali lihat di dashbord, semua informasi, termasuk jam sudah tersedia.

Hanya saja, saat servis pertama pada KM 1000—petugas bengkel merubah setting KM menjadi Mil. Saya baru sadar ketika usai servis. Namun tenang, ini bukan masalah besar. Sebentar lagi akan masuk ke KM3000—saatnya servis selanjutnya. Setting ini akan saya minta untuk dikembalikan saat kunjungan ke bengkel selanjutnya.

Jepretan Layar 2015-10-21 pada 09.03.36

Kurang lebih itu cerita dan pengalaman saya saat menggunakan Vespa Primavera 150 3V ie A/T yang di situs jual blibli.com dijual seharga Rp, 31,5 juta. Siapa tahu ada rekan pembaca yang ingin juga membeli motor yang sejenis.

Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di Review Blili.com untuk mendapatkan referensi lain perihal motor ini.

Terima kasih atas kunjungannya. Semoga Bermanfaat.

[Hazmi Srondol]

Antara Wisata ke Monas dan Perjuangan Hak untuk Kaum Difabel & Lansia

Posted on Tidak ada komentar
Sebenarnya, pada hari minggu (18/10/2015) kemarin--saya berencana hanya akan berjalan-jalan ke Monas bersama anak.

Rencana ini sudah kami susun itenerary-nya pada malam harinya. Anak kami begitu semangat dengan acara ini, harap maklum--ia baru saja saya belikan camcorder dari sebuah situs online sebagai fasilitas untuk kegiatan eskul "wartawan cilik"nya di sekolah.

Nah, entah mungkin sudah menjadi rencana dan ketentuan Tuhan--acara rekam-merekan video piknik ke Monas ini malah melebar ke pertemuan dengan seorang kakek-kakek lansia yang baru kecopetan dan susah payah berjalan mencari taksi karena penyakit stoke yang menimpanya.

Alhasil, rencana merekan VLOG wisata jalan-jalan berubah menjadi gabungan video pada sisi editingnya. Kali ini, ada beberapa stok video membahas soal majunya Rancangan Undang-Undang (RUU) yang memperjuangkan soal hak perlindungan dan pemberian fasilitas negara kepada kaum difabel dan lansia ini.

Untuk selengkapnya, rekan-rekan dapat melihat videonya di embed link berikut ini...

[embed]https://www.youtube.com/watch?v=vwYt4Xrih4k&feature=youtu.be[/embed]

Salam,

[Hazmi Srondol]

 

Blogger: Berita + Cerita

Posted on Jumat, 16 Oktober 2015 3 komentar

Jumat, 16 Oktober 2015

 

Memang benar kata mas Muh Hatta Tahir, di dunia reportase--wartawan mengenal istilah WTS (Wartawan tanpa Surat Kabar) dan para blogger mengenal kata MUNTABER (MUNcul TAnpa BERita).

Padahal, kehadiran blogger selalu diharapkan dapat mengisi ruang-ruang kosong dalam pemberitaan hard news yang sangat terbatas sudut pemberitaannya.

Ruang ruang kosong itulah yang dalam awal penciptaan blog tahun 2002-an, pendirinya ini menyebut platform ciptaannya berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman pribadi atau 'user experience'.

Nah, sangat rugi rasanya jika ada blogger yang datang dalam sebuah acara, baik diundang atau kebetulan berada di lokasi kejadian tidak meluangkan waktu untuk berbagi catatannya.

Padahal, dalam dunia digital seperti sekarang ini, istilah "diam adalah emas" sudah berganti menjadi "STORY is GOLDEN".

Sedangkankan 'cerita' tersebut, adalah bagian yang paling bebas diolah dan dikuasai oleh blogger untuk membungkus konsep standard 5W+1H nya jurnalis agar menjadi sebuah kabar yang lebih enak dicerna.

Happy Blogging

Rindu Kata Guru: "5 Menit Lagi Dikumpulkan...!"

Posted on Tidak ada komentar
Ada satu kalimat yang selama kita sekolah atau kuliah dari para guru & dosen begitu lekat teringat.

"5 menit lagi dikumpulkan"

Kurang lebih begitu dengan berbagai macam variasi kalimatnya. Intinya, ada sejenis warning bahwa waktu ujian sudah hampir selesai.

Dulu, saya benci kalimat ini. karena ketika ini diucapkan--mendadak peluh menetes, badan gemetar dan memori di otak mendadak hang sebelum waktunya. Apalagi saat persiapan test tidak begitu maksimal. Ala kadaranya.

Saya merasa, ini seperti intimidasi kejiwaan yang dilakukan oleh para guru/dosen.

Namun, pada suatu hari--tepatnya kemarin saya mengikuti sejenis ujian Haji dari kantor. Bagi yang lulus, para karyawan bisa mendapatkan fasilitas bantuan berangkat Haji dari tempatku berkerja.

Nah, sudah beberapa tahun terakhir ini, sistem ujian sudah tidak lagi dilakukan secara langsung. Dikumpulkan di satu ruangan dan dibagi kertasnya seperti zaman masih sekolah. Sekarang, ujian memakai sistem online.

Saya fikir, betapa enaknya ujia sistem online. Bisa sekalian buka google kalau terpaksa.

Sayangnya, "enak' nya itu hanyalah sekedar angan-angan. Perasaan, baru baca mengerjakan beberapa soal. Belum seluruhnya. e, mendadak muncul pesan:

"WAKTU SUDAH HABIS"

What?

Kok cepat banget? Kok tidak ada peringatan,.... e....

Mendadak saya rindu guru dan dosen dulu. saya rindu kata "5 menit lagi jawaban dikumpulkan" sambil memencet-mencet jawaban di komputer yang sudah freeze. Beku. Kecuali tombol 'log-out'...

:-(

[Hazmi Srondol]

Arti Keberuntungan

Posted on Senin, 12 Oktober 2015 4 komentar

Senin, 12 Oktober 2015

Beberapa tahun yang lalu saya pernah membaca buku soal dewa-dewa dalam tataran budaya China. Disana ada satu dewa yang sangat unik. Namanya dewa Hoki atau dewa keberuntungan.

Sosoknya mirip dewa Cupit (cinta) dalam mitologi Yunani. Berupa anak kecil mempunyai sayap kecil yang suka terbang dan hinggap di tempat-tempat tertentu. Konon, siapapun yang bisa menangkapnya, dia akan menjadi manusia paling beruntung di dunia.

Sayangnya, walau tampak mudah, kenyataannya dewa ini sangat sulit ditangkap. Badannya ternyata sangat licin. Lebih licin daripada belut. Waktu itu saya sedikit paham dengan pemaparan ini. Walau memang, masih saya anggap terlalu filosofis.

Kemudian, beberapa minggu terakhir ini saya mendapatkan lagi perihal arti keberuntungan ini. Kali ini agak lebih jelas dan mudah saya pahami.

Casey Neistat, salah seorang videographer/youtuber yang tersukses di dunia--dalam sebuah video yang diunggahnya menuliskan sebuah rumus:

LUCK = OPPORTUNITY + PREPARATION

Ya, semakin jelas sekarang. Memang saya akui rumusnya sangat benar. Saya atau rekan-rekan sekalian pun pasti pernah mengalami ketika ada sebuah kesempatan, lalu kita lewatkan.

Kadangkala dibalik alasan yang keluar dari mulut kita, dalam hati kecil kita mengakui bahwa sebenarnya kita "tidak siap" atau "belum siap" dengan kesempatan tersebut.

Nah, berhubung hari telah larut--kita perpendek saja bahasannya. Intinya, saya hanya sekedar mengingatkan bahwa "persiapan" itu sangat penting. Sedangkan persiapan yang terbaik adalah mendalami "passion" apa yang kita sukai. Apapun itu.

Karena tangan Tuhan ini berkerja tidak seperti seorang ayah yang memberikan uang jajan kepada anakknya dengan tangannya sendiri. Tangan Tuhan itu berkerja melalui sebuah "kesempatan" yang Dia setting lewat mahluk-mahluknya yang lain.

Sekian, selamat malam dan selamat istirahat.

[Hazmi Srondol]

Keisengan "Selfie" Video Tahun 2008 Yang Jadi Trend Vlogging Dunia

Posted on Rabu, 07 Oktober 2015 4 komentar

Rabu, 07 Oktober 2015

Akhir pekan kemarin, awal bulan Oktober 2015 hati saya sempat terasa begitu campur aduk. Antara sedih sekaligus ledakan bahagia yang membuncah.

Sedih saat menemukan sebuah kamera saku lama bermerk Samsung S85 sudah begitu rusak dan hancur. Motor lensa macet, zoom nya tidak bisa maju atau mundur. Padahal posisi terakhir, baru setengah posisinya. Tidak masuk atau tidak maju sama sekali.

Sempat saya coba membongkar dan memperbaikinya, namun sayang, plastik bagian dalamnya sudah begitu ringkih dan getas. dipegang sudah remuk. Sampai-sampai anakku pun berucap "rest in peace, camera". Sedih mendengarnya.

Namun, dibalik kerusakan tersebut--memori SD yang tertanam didalam kamera tersebut masih ada. Hati begitu gembira, karena akhirnya, ada file terakhir kamera ini dipakai masih dalam kondisi utuh. Tak hanya foto, file videonya pun masih bisa diputar. Padahal, versi copy-an di laptop--entah kenapa menjadi error dan tidak bisa dibaca.

Melihat file video tersebut, mendadak air mata sidikit tergenang. Serius, ini tidak lebay. Saya teringat masa-masa anak pertama masih berusia 2-3 tahun. Saat dia sedang lucu-lucunya. Polos dan belum membuatku kerepotan karena berulang kali mesti dipanggil kepala sekolah atau gurunya akibat terlalu sering berkelahi dengan teman atau kakak kelasnya.

Ya, file video itu berupa rekaman perjalananku tahun 2008. Sekitar awal Desember saat musim salju mulai turun. Saat itu saya sedang mendapat tugas pelatihan dan kunjungan perusahaan salah satu vendor perusahaanku berkerja. Tepatnya di Alcatel Lucent, Stuttgart, Jerman.

Waktu itu pula, anakku selalu senang jika dimainkan rekaman video perjalanan bapaknya. Apalagi kali itu, rekamannya berupa pengalaman pertama kaliku hujan-hujanan salju. Orang asli disana menyebutnya "snowflake".

Rada kampungan memang, tapi bagaimana lagi. Saya hidup di negeri tropis. Salju hanya bisa dilihat rutin di freezer kulkas saja. Kalau pun pernah memegang salju alam, itu pun bukan berupa salju yang turun dari langit. Sebelumnya, hanya merasakan salju di pegunungan Fujiyama, jepang. Itu pun masih berupa salju abadi saja.

Rekaman video tentang snowflake itu juga akhirnya membuatku mendadak tersenyum geli sendiri. Video yang diambil dengan teknik "selfie" yang sebenarnya hanya ditujukan untuk anakku sendiri itu--tersebut ternyata di tahun 2014 dan 2015 ini mendadak menjadi kegiatan yang sangat tenar di dunia digital, khususnya di situs Youtube. Kalau di Indonesia, hal ini disebut dengan Vlogging. Singkatan dari Video Blogging.

Vlogging sebenarnya bukan hal benar-benar baru di dunia. Semenjak lama sudah ada, khususnya di luar negeri. Tercatat dalam sejarah, sejak 1998--Adam Kontras sudah memposting rekaman pribadinya di internet. Bahkan tahun 2004, Steve Garfield meluncurkan blog videonya dan mendeklarasikan tahun 2004 sebagai "tahun video blogging".

Garfield tidak mengada-ada, saat itu--ada sebuah kanal bernama Yahoo Screen memang sudah menyediakan sarana berbagi video lewat web. Walaupun pada akhirnya, sistem video sharing tersebut akhirnya tumbang oleh kepopuleran situs Youtube.

Sebenarnya, ada satu situs lagi yang pernah saya incar untuk ikut berpartisipasi berbagi video. Namanya Vimeo. Hanya saja, kelas vimeo lebih ke teknik videograpi yang profesional. Video disana berkelas "cinematic look" dan kadangkala memang, dalam sudut pandang budaya ada perbedaaan antara pembuat video di Vimeo dengan orang Indonesia.

Tak jarang saya jumpai beberapa video yang menampilkan para artis yang bertelanjang. Bagi pembuatnya, saya yakin menganggapnya adalah bagian dari karya seni, hanya saja memang untuk Indonesia masih ditabukan. Hal itu masih masuk ke ranah pornografi dan belum bisa diterima untuk masuk dalam area umum atau terbuka. Alhasil, vimeo pun ditutup aksesnya.

Secara pribadi, saya sebenarnya sedih. Karena gara-gara situs vimeo-lah yang pernah membuat saya di tahun 2012 begitu keras belajar sinematografi dengan sangat-sangat keras. Otodidak dan tidak bosan-bosannya menelepon mas Dimasnur (Nuraziz Widayanto) dam Babeh Helmi, sahabat dekat di Kompasiana yang memang bidangnya di pembuatan dan editing film ini.

Dari keduanya, saya banyak mendapatkan ilmu tentang dasar-dasar proses pembuatan dan editing film baik sebelum atau pasca pasca produksi. Walau pun hanya sebuah film pendek, prosedur skenario, pencarian pemeran, story board, alat hingga software-software untuk editing lahap saya pelajari.

Bahkan ditambah entah berapa lama saya menjelajahi beberapa video tutorial film maker dan editing video di youtube. Sempat dua buah laptop saya rusak menjadi korban belajar ini. Hal ini terjadi karena RAM memorinya tidak sanggup untuk berkerja terlalu keras menghadapi footage-footage file video saya ini. HIngga akhirnya, dengan terpaksa, saya mesti membeli laptop kelas Macbook yang memang terkenal handal dalam bidang grafis dan video editing.

Dalam perjalanannya pun saya sempat mencoba membuat sejenis reportase video, tujuan saat itu adalah jembatan belajar menuju seorang filmmaker--walau pun masih di kelas Vimeo.

Dan ditutupnya akses Vimeo, sempat membuat saya menyimpan Sony Next VG30--salah satu camcorder kelas profesional dalam kotaknya untuk waktu yang lama. Istriku sampai sempat menanyakan buat apa membeli kamera seharga dua motor scooter matic tersebut kalau hanya untuk disimpan?. Belum tools yang lainnya.

Ya, mau bagaimana lagi. Salah satu tujuan ber-videografi sudah tertutup. Belum lagi, berapa repot mencari talent-talent yang bersedia membantu menjadi pemerannya. Jangankan pemeran, mencari volunteer untuk menjadi reporter dalam video reportase saja susahnya setengah mati. Saat itu, saya hampir-hampir menyerah. Saya anggap, selesai sudah urusan per-video-an ini.

Benar, ketika pertengahan tahun 2014 dan awal tahun 2015 sudah mulai marak Vlogging di youtube oleh orang-orang Indonesia--saya masih belum terlalu tertarik. Bagi saya, maaf, kebanyakan videonya teknisnya masih ala kadarnya. Apalagi Vlogging di Indonesia kebanyakan masih di dominasi oleh mbak-mbak blogger kecantikan. Ya, khawatir aja jadi naksir kalau keseringan lihat Vlogging kecantikan begini. Apalagi saya sudah beristri dan beranak pinak begini.

Namun dari video lama tahun 2008 tersebut. Walau di video tersebut juga masih ala kadarnya, gambar tidak tajam, bergoyang-goyang dan kualitas suara berantakan namun membuat semangat saya ber-videograpi pulih kembali.

Apalagi setelah melihat beberapa akun-akun youtube yang hasil pembuatan Vloggingnya profesional dengan alat dan teknik yang serius, bahkan ada yang diundang khusus dalam acara karpet merah di ajang Grammy Award atau piala Oscar--menyala kembalilah "bara" semangat yang hampir padam ini.

Ternyata, walau hanya "Vlogging"--video yang di"shooting" sendiri, dinarasikan sendiri, direportase-kan sendiri, jika digarap dengan cara-cara profesional juga bisa menghasilkan karya yang diakui.

Ini pulalah yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk bergabung dalam ranah Vlogging ini. Saya berencana, tahun 2016 akan membuat channel youtube khusus yang akan bertema traveling kota Jakarta. Video yang akan saya buat ini untuk mendokumentasikan spot-spot property di Jakarta. Saya sudah merencanakan akan membuat sekitar 101 video Vlogging.

Semoga renacana ini lancar dan terwujud. Syukur-syukur mendapatkan sponsor sebagai vitamin penyemangat dalam kegiatannya. Jadi rekan-rekan semua,mohon di "amiiin" kan rencana saya ini.

Sebagai bonus, saya sertakan video tahun 2008 tentang pengalaman merasakan snowflake yang sudah saya edit dalam link berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=Mt6JnnQ0ORs

[embed]https://www.youtube.com/watch?v=Mt6JnnQ0ORs[/embed]

[Hazmi Srondol]

Lezatnya Sambal "Ikang Asing" dari Makassar

Posted on Sabtu, 03 Oktober 2015 9 komentar

Sabtu, 03 Oktober 2015

Ceritanya, pas sampai di rumah usai beli obat warung, e, ada oleh-oleh. Buah tangan istimewa dari para sahabat di Makasar. Menariknya, selain peci Makasar yang langsung diakuisisi kepemilikannya oleh anak--ternyata ada juga beberapa bungkus jajanan.

Dari semua cemilan, ada satu yang menarik perhatian. Yaitu yang dibungkus tas kresek putih. Namun, saat hendak dibuka karena penasaran, istri di rumah langsung bilang:

"Eh, jangan dibuka!"
"Emang apaan?"

Nah, sempat isi bungkusan ini saya jadikan sebuah pertanyaan di facecook. Sedikit kisi-kisi saya masukan sebagai clue untuk mempermudah rekan-rekan ntuk menjawabnya.

clue-nya adalah: I***G A***G.

Lucunya, dari clue ini--ternyata banyak rekan-rekan yang salah menjawab. Jawaban paling tepat datang mas Rosid. Ia menjawab IKANG ASING.

Oh kok Ikang Asing?

Ya, beberapa hari sebelumnya saya pernah membahas soal bahasa Makassar yang sering disebut OKKOT'S. Okkot's berarti menambah atau mengurangi kata dengan akhiran "G" atau "T"

Contoh:

Makang Ikang : Makan Ikan
Kanang-kanang, hook! (hok-nya beneran pakai K bukan P): Kanan-kanan, hoop! (tukang parkir).
Ayo nontong bioskot kali-kali satu: ayo nonton bioskop XXI
Pacarang dan jalang-jalang: pacaran dan jalan-jalan.
Radeng Ajen Kartini: Raden Ajeng Kartini

Tentu saja, ketika menyebut "ikan asin" dalam format tata bahasa okkots daerah makassar, tentu menjadi "ikang asing". Hehehe...

12047120_10206745641576290_8529387766930653904_n

Nah, untuk cemilan seperti kacang, krupuk dan sejenisnya, tidak terlalu lama untuk dihabiskan oleh anak-anak. Persoalannya adalah bagaimana dengan oleh-oleh ini?

Sebenarnya, dulu saya kurang suka ikan asin. Saya kurang tahan dengan sesuatu yang terlalu asin. Bahkan ketika makan paket nasi Timbel, coelan ikan asinnya saya tidak jamah. Mungkin terakhir saya meneukan kelezatan ikan asin hanya saat SD, waktu itu saya sejenis ikan asin yang dari seekor ikan yang bentuknya panjang dan tipis. Saya agak lupa namanya. Ikan pedha, mungkin.

Nah, sempat beberapa hari ikang asing tersebut didiamkan saja di kulkas. Hingga suatu hari saya mendengar suara berisik dari dapur. Lengkap dengan aroma yang sangat tajam. Sepertinya istriku sedang menggoreng sesuatu yang basah.

Dan benarlah dugaanku. Ia sedang menggreng sambal.

Ketika dihidangkan, saya penasaran dengan sambal ini. Kok sepertinya ada bongkahan-bongkahan kecil di dalam sambalnya.Ternyata, istriku memasukan ikan asin dari Makassar ini dalam sambalnya.

Penasaran seperti apa rasanya, aku coba cicipin sambal dengan ditemani sepiring penuh nasi putih. Pertama kali sedikit. lha kok enak. Trus makin nekad menambah sambalnya dan mencicipi sedikit ikang asingnya.

IMG_1450_Fotor

Masya Allah, uenaaaak bangeet!

Baru kali ini saya merasakan ikang asing yang pedas. Sampai 2 kali menambah nasinya. Sempat saya mengira itu sambal ditambah terasi.

Namun saat foto sambal ini saya share ke grup WA rekan-rekan admin Blogger Reporter ID--ada yang menanyakan cara membuatnya dan dikonfirmasi langsung dengan istri di rumah, ternyata sabal itu tidak apkai terasi.

Rasa "mirip-mirip" terasi karena ikan asinnya tercampur rata dengan sambal yang terbuat dari cabe merah, bawang merah, bawang putih dan garam. Sederhana tapi entah kenapa jadi enak begini.

Dan gara-gara ikan asin oleh-oleh dari Makassar ini, jadilah sekarang situasi terbalik. Dari gak suka ikan asin, e, sekarang kecanduan berat.

Hanya saja, sungkan minta ke bang Nur Terbit untuk menambah jatah oleh-oleh ikang asing-nya. Kan gak enak kalau nanti dianggap nglunjak. Hahaha...

[Hazmi Srondol]

Video Coffee Tasting: Kopi Amungme Papua, Binaan PT Freeport Indonesia

Posted on Jumat, 02 Oktober 2015 Tidak ada komentar

Jumat, 02 Oktober 2015

 

Mumpung masih belum lewat "Hari Kopi" sedunia-nya, yang mulai dicanangkan tanggal 1 Oktober 2015 ini--berikut saya bagi hasil kunjungan dan mencicipi kopi Amungme, langsung dari lokasi pengolahannya di Base Camp Centre, PT Freeport Indonesia, Timika.

Cekidot!

https://www.youtube.com/watch?v=V6xGo3dr9-8&feature=youtu.be

Yuk, Dukung HOTEL SOFYAN, Pulau Lombok dan Indonesia di ajang "WorldHALAL Travel Award -15th"

Posted on Kamis, 01 Oktober 2015 2 komentar

Kamis, 01 Oktober 2015



Saya agak terkejut ketika salah satu kolega saya yang non muslim mengabarkan jika sudah di Jakarta dan dan menginap di Hotel Sofyan di Jl. Cut Mutia, Jakarta. Selain untuk mengurus usahanya, ia juga berharap bisa bertemu denganku untuk sekedar ngobrol-ngobrol melepas rindu dengan sahabat lama.

"Loh bukannya itu hotel syariah, mas? Nggak salah nih?" tanyaku memastikan.
"Nggak, serius. Istriku agak cemburuan, mas. Kalau bilang menginap di hotel Syariah, langsung diam dia. Nggak ribet telefon-telefon terus." jelasnya sambil tertawa.

Ya, memang semenjak awal 1992-an, mulai marak muncul hotel dengan konsep syariah. Salah satu pelopornya, ya Hotel Sofyan ini.

Secara bisnis, hotel syariah dan konvensional sebenarnya sama. Sama-sama bergerak dibidang properti yang menyediakan hunian untuk menginap sementara. Yang membedakan hanyalah tata cara penyajian dan layanan yang diberikan.

Mika hotel konvensional, semuanya serba bebas. Baik makanan, minuman atau hiburannya. Sedangkan di hotel syariah, ada batasan-batasan yang dilakukan. Contohnya makanan, minuman serta bahan-bahan dan proses memasak di restoran harus mendapat sertifikat halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).

fotor sofyan

Kemudian, di dalam toilet--harus berjenis toilet shower, bukan toilet tissue saja. Jadi ketika pengunjung akan sholat, tidak kerepotan untuk berwudhu. Arah kiblat dan sajadah pun menjadi standar kelengkapan yang harus juga ada. Diskotik, bar miras dan tempat dugem ditiadakan.

Nah, yang paling utama dalam bisnis hotel syariah adalah ada seleksi tamu yang boleh atau tidak di hotel syariah ini. Jika tamunya datang berpasangan, hanya pasangan halal saja yang boleh menginap disini.

Mengingat bukan kelaziman membawa surat nikah kemana-mana, maka prosedur izin menginap tentu memakai cara-cara yang natural. Biasaya tahap awal dilakukan oleh satpam dan penerima tamu. Dari gelagat dan bahasa tubuh orang datang saja sudah bisa dibedakan mana yang mencurigakan dan mana yang tidak.

Dengan konsep syariah ini. Ternyata tidak menurunkan jumlah pengunjungnya. Menurut Riyanto Sofyan, Komisaris Utama Hotel Sofyan malah mengatakan bahwa angka penjualan dan okupansi meningkat 70 sd 80%. Bahkan ketika ditiadakan bar dan diskotik, penjualan naik 19 dan 13%. Angka yang sangat fantastis untuk iklim bisnis hotel yang sangat ketat.

Namun, perjuangan tidak berhenti sampai disini.

Kali ini, Hotel Sofyan, pulau Lombok dan negara Indonesia mendapatkan nominasi dalam WORLD HALAL TRAVEL AWARDS ke 15 yang penghargaannya akan diserahkan pada tanggal 20 Oktober 2015 di Emirates Palae, Abu Dhabi, UEA.

Sebagai negara dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar didunia--tentu penghargaan ini sangat prestisius untuk mengangkat nama besar Negara Indonesia dibidang pariwisata dunia.

Dukungan saudara-saudara untuk memberikan VOTE melalui situs award-nya tentu sangat membantu perjuangan menambah citra baik bangsa Indonesia. Tidak

Untuk memberikan dukungan, silahkan klik link berikut dan pilih SOFYAN HOTEL BETAWI pada kreteria penghargaan World's Best Family Friendly Hotel, silahkan contreng seperti contoh gambar berikut pada link: https://www.surveymonkey.com/r/RRQCV7M



sofyan1

Sedangkan untuk mendukung pulau LOMBOK sebagai World's Best Halal Honeymoon Destination,  contreng pulau Lombok sesuai gambar berikut:

sofyan2
Terakhir, untuk mendukung negara kita INDONESIA sebagai World's Best Halal Tourism Destination silahkan contreng  seperti gambar berikut:

sofyan3

Semoga dengan partisipasi dan dukungan saudara-saudara sekalian, nama bangsa kita ikut terangkat. Terima kasih...!

[Hazmi Srondol]
Don't Miss