Responsive Ad Slot

Latest

Sports

Gossip

Covered

Kisah Nyata: Mengeluarkan Batu Ginjal Tanpa Operasi

Posted on Kamis, 13 Januari 2011 8 komentar

Kamis, 13 Januari 2011

Sekitar awal tahun ini tiba-tiba aku merasakan nyeri dikaki serta lututku. Saking nyerinya, sempat aku hampir terjatuh dari KRL saat hendak turun di stasiun. Rasa nyeri ini juga semakin tidak nyaman dengan perut yang sering ayang-ayangen saat hendak buang air kecil.

Istriku sempat cemas saat hari Jumat pagi (7/1/2011) aku tidak sanggup mendirikan sepeda motorku saat hendak berangkat ke stasiun hingga akhirnya ia melarangku untuk berkerja pada hari itu.

Saat aku meminta ijin pimpinan di kantor untuk tidak masuk kerja, beliau menyarankan dengan sedikit memaksa agar aku segera memeriksakan diri ke rumah sakit. Beliau bilang feeling-nya kurang enak melihat penampilanku akhir-akhir ini di kantor yang sedikit kurang cerah, apalagi beberapa bulan terakhir memang banyak sekali jobdesk yang aku harus aku selesaikan.

Bahkan terkesan sedikit ngoyo. Sesampainya di rumah sakit dokter yang memeriksaku memintaku untuk cek darah dan tes USG. Diperkirakan aku terkena asam urat dan kristal asam urat tersebut mengumpul menjadi batu ginjal.

Betapa terkejutnya saat hasil laboratorium keluar. Ternyata betul, hasil cek darah menunjukan kadar asam uratku mencapai 10,7 mg/dL. Jauh diatas rata-rata 3,5 sd 7,2 mg/dL. Dan lebih menyesakkan lagi, terlihat 4-5 butir batu di ginjal sebelah kiriku.

Alamak, ternyata bukan Gunung Merapi saja yang memuntahkan lahar dingin berupa batu dan pasir, kini di tubuhku juga mengalami fenomena yang sama.

Dengan wajah kecut aku membayangkan lagi betapa sedihnya bakal menginap di rumah sakit plus biaya operasi yang mahal. Saat itu, 3 th yang lalu di ginjal kananku ditemukan 2 butir batu ginjal. Untuk mengeluarkan dan memecah batu ginjal tersebut, aku mesti merogoh biaya operasi tembak laser lebih dari 25 juta rupiah. Lha bagaimana jika batunya lebih banyak?

Tentu saja dengan sedikit panik, aku segera mencari informasi di internet cara memecah dan mengeluarkan batu ginjal di tubuhku tanpa operasi laser lagi. Dari berbagai macam informasi baik jamu, ramuan maupun herbal aku akhirnya memilih pengobatan melalui meminum rebusan rebung (tunas) bambu kuning.

Menurut info dari situs tersebut, rebusan air rebung bambu kuning sangat ampuh untuk mengobati kencing batu dan batu ginjal. Dan salah satu alasan kenapa memilih cara tersebut karena besok siangnya kakakku yang tinggal di Semarang akan mengunjungiku ke rumah.

Tentu saja akan lebih mudah mencari rebung bambu kuning dari pasar tradisional di Semarang mengingat Semarang mempunyai makanan jajanan tradisional Lumpia yang memang menggunakan rebung sebagai bahan dasar pengolahan makanan tersebut.

Alhamdulillah, kakakku dengan mudahnya menemukan rebung tersebut dengan harga yang cukup murah, hanya 10 ribu rupiah/kg nya.

Setelah rebung tersebut aku terima, aku segera mengangin-anginkannya sebentar. Berhubung rebung datangnya malam hari, aku tidak sempat menjemurnya. Langsung aku potong tips-tipis seperti keripik dan aku rebus dengan air sebanayak 3 gelas dan menunggu asat hingga tersisa 1,5 gelas.

Setelah air tampak berwarna kenuningan seperti tea, aku segera meminumnya.

Sebenarnya aku hampir saja muntah dan kesendak. Maklum saja, baunya dan sangat aneh. Pesing dan gimana gitu. Dari anjuran untuk meminum 2 gelas, aku hanya mampu meminum segelas saja. Malam hari dan keesok harinya belum begitu terasa manfaatnya.

Namun saat siang hari, saat hendak berangkat kopdar ke PGC mendadak aku merasakan ayang-ayangen yang sangat hebat. Bahkan sampai tidak bisa uang air kecil. Mirip tandon air yang penuh namun kran nya mampet. Saking tidak tahannya, aku sore harinya akhirnya dibawa istriku masuk ke UGD.

Sesampainya di UGD aku meraung kesakitan dan diberi infus yang sudah diberi suntikan obat pereda rasa sakit. Agak mendingan, walau susah dan mesti dibantu dengan memijat-mijat perut aku dapat mengeluarkan sidikit air kencingnya.

Dokter UGD merujukku untuk segera dioperasi laser lagi dan besok harinya sekitar jam 2 siang aku akan di foto ronsent BNO-IVP untuk memperjelas posisi batu ginjal tersebut. Ya sudah, aku pasrah saja, toh aku sudah berusaha dan ikhtiar meminum jamu rebung tersebut. Jika akhirnya gagal ya nggak papa.

Lalu malam harinya, sambil ber-tweeter-an dengan teman-teman. Aku menitipkan pesan agar aku didoakan supaya besok tidak perlu operasi dan bisa pulang dengan segera. Aku berharap, Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk memberikan sedikit mukjizat0Nya. Dan tampaknya Mbak Inge dan mbak Mariska Lubis serta beberapa temanku sepertinya benar-benar khusus dan ikhlas mendoakanku.

Terbukti besok paginya sekitar jam 10 siang, 2 jam setelah anakku marah-marah dengan memukul-mukul perut dan kakiku sambil berteriak “Batu nakal! Ayo keluaaar!” berulang kali akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang 'mengganjal' akan keluar.

TING!

Aku mendengar suara benturan kecil di closet. Aku berteriak senang seperti Archimedes! Aku melihat batu sebesar biji buah kurma serta beberapa serpihan pasir ada didasar kloset tersebut. Dan anehnya, tak ada darah yang keluar bercampur air seniku. Subhanallah!

 

12948612871261992739

serpihan batu ginjal yg sempat di foto


Hilang rasa jijikku dan aku memungut batu dan serpihannya dan mencucinya untuk aku serahkan ke Dokterku. Akupun akhirnya bisa buang air kecil dengan leganya siang itu. Rasanya aku semakin yakin bahwa ikhtiar rebusan rebung bambu kuning itu, walau tidak sempurna meminum 2 gelas lebih serta doa kami sekeluarga dan teman-temanku telah berkerja dengan baik.

Akhirnya, setelah dilakukan foto ronsen, dokter yang memeriksanya jadi kebingungan karena batu-batu yang tampak di USG tidak tampak di foto ronsennya. Ya sudah, apapun yang ada dibenak pak dokter. Aku tidak perduli, aku hanya perduli saat beliau dengan tegas menyatakan aku dipersilahkan pulang ke rumah dan operasi lasernya dibatalkan. Alhamdulillah. :-)

 

1294861433258223146

foto ronsen, batu ginjal tdk terlihat


***

“Bapak ngapain nata-nata baju, pak?”

“Bapak pulang hari ini, mas”

“Bapak nggak menginap lagi disini?”

“Enggak”

“Jadi kita nggak bisa berenang dong pak”

“Emang nggak bisa”

“Kok nggak bisa?”

“Ya ini kan rumah sakit mas, bukan hotel”

12948615071406025081

Senangnya dibeliin buah ama Thole. Dibeliin doang, yang makan tetep dia juga :D


[Hazmi Srondol]
Don't Miss