Responsive Ad Slot

Latest

Sports

Gossip

Covered

Jaringan Indosat Ooredoo Layani Pelanggan dengan Baik Selama Perayaan Natal dan Libur Akhir Tahun 2016

Posted on Kamis, 29 Desember 2016 Tidak ada komentar

Kamis, 29 Desember 2016


Jakarta, 27 Desember 2016 – Jaringan Indosat Ooredoo telah berhasil melayani pelanggan dengan baik selama masa-masa kenaikan traffic saat perayaan Natal 2016 dan liburan akhirtahun.
Pelanggan dapat berkomunikasi dengan nyaman dan lancar dimanapun mereka berada, berkat kesiapan kapasitas jaringan yang telah ditingkatkan untuk mengantisipasi kenaikan trafficakibat dari tingginya aktivitas masyarakat selama periode tersebut.

”Kenyamanan dan kelancaran berkomunikasi pelanggan merupakan komitmen kami, terutama dimasa-masa terjadinya kenaikan traffic telekomunikasi seperti saat Natal dan akhir tahun. Kami
berharap layanan kami dapat mendukung aktivitas masyarakat di akhir tahun,” demikian disampaikan Deva Rachman, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo.

Tren penggunaan media sosial dan pengiriman pesan melalui berbagai aplikasi memberi pengaruh pada traffic secara umum. Traffic Data di hari Natal meningkat menjadi sekitar 2,232.04 Terabyte/hari, atau naik 19,14% dibandingkan traffic data reguler pada hari biasa.

Traffic voicenasional pada hari H mengalami peningkatan menjadi sekitar 384,78 juta menit, atau naik sekitar 0,28% dibandingkan dengan traffic voice reguler hari biasa. Peningkatan tertinggi traffic voiceterjadi di area wilayah Sumatera Utara (7,70%), Sumatera Selatan (5,81%) dan Jawa Timur (2,60%).

Traffic SMS di hari H menurun menjadi sekitar 544,86 juta SMS, atau turun 1,44% dibandingkan traffic SMS reguler hari biasa. Keberhasilan kirim antar pelanggan Indosat Ooredoo lebih dari 92,91% dan tingkat keberhasilan pengiriman SMS ke antar operator mencapai sekitar 90,73%.
Sebelumnya, Indosat Ooredoo telah menyiapkan jaringannya untuk mengantisipasi kenaikan traffic telekomunikasi yang diprediksi akan terjadi saat libur akhir tahun ini, dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas jaringannya.

Perusahaan telah meningkatkan semua kapasitas layanan yang meliputi suara, SMS dan Data. Kapasitas suara ditingkatkan menjadi 2,244 Juta menit/hari (37,4 juta Erlang/hari), kapasitas layanan SMS ditingkatkan menjadi 1,892 milyar SMS/hari, dan kapasitas layanan Data ditingkatkan menjadi 6,890 Terabyte/hari.

Kesiapan ini juga didukung oleh i-NOC (Indosat Ooredoo Network Operation Center), fasilitas monitoring & pengendalian jaringan secara terpadu baik untuk layanan seluler (mobile) maupun layanan Enterprise Corporate (Fixed MIDI), Indosat Ooredoo Business, termasuk yang disediakan oleh anak perusahaan Indosat Ooredoo seperti Lintasarta dan IM2. i-NOC juga berperan untuk meningkatkan fungsi monitoring kontinuitas antar jaringan yang kompleks, peningkatan percepatan penyelesaian gangguan dan pusat koordinasi (Command Center) bagi seluruh
perangkat jaringan Indosat Ooredoo secara nasional.

Editor: Hazmi Srondol

Program Astra Adopsi Pohon Gaharu, Antara Mengusir Gendruwo dan Memanen Emas

Posted on Senin, 26 Desember 2016 Tidak ada komentar

Senin, 26 Desember 2016

"Akeh gondoruwone om, :D", komentar salah satu kawan di akun facebookku dengan imbuhan emoticon tertawa ini.

Sungguh ini kali kedua saya dikejutkan oleh pohon yang bernama gaharu ini. Kali pertama tentu saat pihak Humas Astra International menghubungi untuk mengikuti sejenis acara penghijauan di wilayah Batu Kasur, Cianjur. Daerah yang masih dalam kawasan gunung Pangrango.

Lewat telefon, ia mengatakan “Gaharu ini pohon termahal di dunia loh, mas Srondol”. Hah?

Ya, bagaimana mungkin saya tidak terkejut dengan dua pernyataan tersebut?
Kebetulan, perumahan tempat tinggal saya sewaktu masih kecil di Srondol Wetan, Semarang ini banyak memakai nama-nama pohon untuk jalannya. Ada keruing, merbau, rasamala, jati, merbau, meranti dan tentu saja gaharu ini.

Tak banyak yang kuketahui dari jenis-jenis pohon tersebut. Kalau boleh jujur, hanya pohon jati dan meranti yang sudah pernah melihat sosok tumbuhannya secara langsung.

Untuk gaharu, hmm… saya sama sekali tidak pernah melihatnya. Bahkan sampai saat acara Astra ini, saya masih menganggap bahwa pohon jati lah yang paling mahal.

Rasa penasaran menebus pertanyaan di masa kecil inilah yang akhirnya pada hari jumat pagi, tanggal 22 Desember 2016 membuat saya begitu bersemangat mengikuti acara adopsi pohon ini.

Setelah mobil saya parkirkan di rest area Km 10 Jagorawi, saya pun segera masuk ke bus jemputan. Alhamdulillah, teman-teman karyawan Astra memberi saya tempat di depan. Sehingga pemandangan selama perjalanan bisa lebih lega saya dapatkan. Beberapa footage video dokumentasi pun begitu leluasa saya kumpulkan.

100 Wartawan dan Blogger di acara Adopsi Pohon Astra

Setelah melewat Puncak Pass dan masuk ke daerah Cipanas, bus berbelok kiri ke sebuah gang. Dari sebuah banner informasi wisata, daerah ini ternyata bernama Batu Kasur. Tak jauh dari bus berhenti, ada penunjuk jalan ke sebuah situs kuno. Sebenarnya saya juga sempat tertarik untuk mendatangi situs wisata ini, namun akhirnya saya membatasi diri untuk lebih terkonsentrasi pada acara ini saja.

Di lokasi penanaman pohon ini, ternyata sudah berkumpul 100-an rekan wartawan dan blogger. Bahkan sudah ada bapak-bapak dari pihak pemerintah daerah. Humas PT Astra, GIF (Green Inisiatif Foundation) serta yang paling membuat penasaran adalah hadirnya mas Maharani, salah satu peraih penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2014.

Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar, dalam kesempatan ini memberikan sambutan yang positif atas kegiatan adopsi yang diinisiasi oleh PT Astra ini, “Semoga dengan adopsi pohon dari Astra, wilayah Batu Kasur dapat semakin tertata sehingga menarik wisatawan untuk datang. Tentunya kegiatan ini mendukung program pemerintah Cianjur untuk menjadikan wilayah Batu Kasur sebagai area wisata,” ungkap Bupati Cianjur.

Dari pihak Astra diwakili oleh Yulian Warman Head of Public Relations PT Astra International Tbk pun mengisahkan bagaimana proses kerjasama antara Astra dan GIF ini terjadi.

Menurut Yulian, “Green Inisiatif Foundation mencoba untuk mengajak para stake holder-nya untuk menjadi pengadopsi pohon, nah kita (Astra) ikut sejak 7 tahun yang lalu. Dan sekarang, bupati menawarkan di daerah situs yang yang kita sebut Batu Kapur ini. Nah kami sudah ke atas dan ternyata pohonnya kecil-kecil sekali dan butuh pohon-pohon besar. Kita diberi kesempatan untuk menaman disini. Rasanya kita butuh menanam ribuan pohon disini.”

Pernyataan Yulian ini ternyata tidak main-main. Dalam acara ini, Astra langsung mengadopsi 1200 pohon produktif. Istimewanya, selain 700 bibit pohon seperti pohon nangka, alpukat, jeruk bali dan jengkol—ternyata juga ditaman 500 an bibit pohon Gaharu.

Simbolis Adopsi 1000 Pohon & Penyerahan

Hewan Ternak oleh PT Astra International Tbk
Pohon yang menurut Maharani disebut sebagai pohon dengan investasi terbaik. Melebihi emas dan saham. Hanya saja, detail penjelasannya masih menggantung. Belum detail karena sesi pagi hingga siang ini dibatasi karena ada acara penanaman bibit oleh para wartawan dan blogger.

Sungguh, saya senang sekali bisa menanam dua pohon di bukit Batu kapur ini. Yang pertama adalah pohon jeruk limau dan yang kedua tentu pohon gaharu.

Pemilihan pohon yang saya tanam ini tentu bukan tanpa alasan. Ya, kembali teringat dimasa kecil. Di pojokan rumah saya dulu, ada pohon jeruk. Tepat disamping sumur yang sering saya timba setiap harinya untuk mandi dan mencuci baju. Sedangkan pohon gaharu, kembali karena rasa penasaran yang begitu membuncah.

Oh ya, sama seperti di dua desa sebelumnya, tujuan Astra menanam pohon buah di sini selain untuk konservasi lingkungan atau penanaman kembali area yang gundul, juga untuk memberikan nilai tambah yang ekonomis bagi petani di sekitar area penanaman.

Lokasi adopsi pohon jeruk dan gaharu oleh Hazmi Srondol
















Dari biaya Rp 100.000 per pohon yang diadopsi, para petani akan mendapat bagian sebesar 35% yang digunakan untuk berternak kelinci, ayam atau kambing sebagai bentuk dari investasi jangka pendek, sehingga dengan program ini akan memberdayakan para petani di sekitar wilayah tersebut agar dapat berternak selain bertani.

Usai acara penanaman bibit dan pemberian domba secara simbolis ke warga, akhirnya usai waktu sholat dhuhur dan makan siang datanglah saat yang paling saya tunggu-tunggu, yaitu sesi Berbagi Informasi bersama Maharani, sang ketua Forum Petani Pencinta Gaharu di NTB.

Sebuah kelompok tani yang  anggotanya sudah lebih dari 200 orang. Kelompok ini menjadi wadah pertukaran dan penyebaran informasi tentang tanaman gaharu. Termasuk juga informasi pemasarannya juga.

Dalam sebuah rumah kayu di Saung Sarongge, Maharani mulai memaparkan apa itu pohon gaharu dan manfaatnya. Khususnya dalam sisi ekonomis. Begini penjelasannya:

Pohon gaharu yang bernama latin (Gyrinops versteegii) merupakan pohon yang selama ini tumbuh liar di hutan Nusa Tenggara Barat dan bisa tumbuh tinggi hingga puluhan meter dengan diameter rata-rata 40 hingga 60 cm.

Sebanarnya ada dua jenis pohon gaharu yang tumbuh di Indonesia, yaitu jenis gaharu jawa yang hidup di pulau jawa, lombok dan sekitarnya serta gaharu sumatera yang banyak tumbuh di pulau sumatera dan kalimantan. Perbedaannya tidak terlalu mencolok. Namun keduanya tetap memiliki nilai ekonomis yang sama.
Sesi Berbagi Informasi oleh Maharani

Tak heran, akhirnya saya mengerti mengapa suku Asmat di Papua begitu bersemangatnya berburu pohon gaharu ini. Bedanya, di Papua banyak pohon-pohon gaharu yang sudah terbenam dalam lumpur rawa-rawa. Dalam sebuah video yang saya dapatkan di youtube, para warga suku Asmat menggunakan sejenis tombak yang ujungnya terdapat besi runcing kecil yang tajam dan ada sejenis kailnya untuk menusuk-nusuk lumpur tanah di rawa tersebut.

Jika tersangkut batang pohon gaharu, maka ujung tombak kailnya akan terdapat serat kayu gaharu. Lalu mereka menggali lokasi tersebut lalau membawa batang pohon gaharu tersebut dengan di gendong di punggung dengan ikatan dari pelepah daun sagu. Berat memang.

Tapi jika dilihat dari harga pohon gaharu liar yang telah ratusan tahun hidup di hutan seperti itu, gubalnya (getak kering) nya bisa berharga sampai Rp 500 juta per kilogram, setara dengan harga emas. Saya rasa penderitaan menggendong kayu tersebut tiada artinya. Hahaha…

Oh ya, ada beberapa bagian dari pohon gaharu yang membuat kayu ini begitu mahalnya. Bagian utama termahal adalah gubal. Gubal adalah bagian dari kayu gaharu yang infeksi mikroba jenis Fusarium sp.

Gubal inilah yang bernilai jual sangat tinggi. Gubal biasa dijadikan produk wewangian seperti parfum, dupa dan lainnya dengan kualitas yang sangat bagus dan sering digunakan sebagai bahan baku parfum bermerek.

Menurut Mahanani, sampai sekarang, semua parfum-parfum mahal wajib memakai bahan gubal gaharu ini. Indonesia pun baru bisa memasok 10% dari bahan baku parfum dunia. Oleh sebab itu, gaharu adalah salah satu andalan ekspor masa datang yang bisa mensejahterakan petani.


Nah, semakin tua pohon gaharu, semakin bagus kualitasnya. Usia terbaik pohon gaharu adalah 25 tahun.

Sedangkan pohon gaharu yang merupakan hasil pengembang biakan dengan usia panen 4 tahun, setidaknya akan menghasilkan belasan juta rupiah. Padahal, dalam lahan 100 meter persegi saja, setidaknya ada sekitar 25 pohon. Sedikitnya, dalam waktu 4-5 tahun lahan kecil tersebut akan menghasilkan pendapatan sekitar 250 juta. Dengan modal bibit hanya seharga 7500 hingga 10000 rupiah saja. Glek!

Selain gubal, bagian bagian lain dari pohon gaharu juga banyak sekali manfaatnya. Kulit dan daunnya bisa dioleh untuk obat dan minuman teh. Obat dari bahan gaharu ini biasanya untuk pengobatan kanker.

Sedangkan tehnya pun juga bermanfaat untuk pengobatan juga. Kelebihan lain adalah teh gaharu dibanding tehbiasa adalah daya tahan keawetan minumannya. Teh biasa, jika sudah disebuh pagi hari maka sore harinya kadang sudah basi (tengik). Teh gaharu tidak. Sampai besoknya juga masih sedap dan bermanfaat.

Namun ada sedikit cerita sedih dari Maharani terkait usahanya mengembangkan adopsi pohon gaharu di daerahnya Bima, NTB.

Harap diketahui, daerah NTB ini terkenal kering. Tak heran ketika musim hujan, sering sekali kota Bima terkena banjir. Bahkan satu hari usai acara Astra di Cianjur ini, saya mendapat kabar jika kota Bima kembali terlanda banjir.

Kesulitan terbesar Maharani menanam gaharu adalah masih banyaknya pameo bahwa di pohon gaharu biasanya banyak penunggunya.

Padahal menurut Maharani, kisah penunggu ini berasal dari kejadian ketika masyarakat melakukan “penyiksaan”atau melukai pohon gaharu liar tersebut agar si pohon mengeluarkan getah mahalnya untuk bertahan hidup, ketika setahun kemudian pohon tersebut hilang bersama-getah-getah gumbalnya oleh pemburu gumbal liar lainnya.

Hal ini pun sempat saya tanyakan ke beberapa rekan yang mempunyai pohon gaharu ini. Jawaban sangat menarik. Menurutnya, "Makanya ini saya buat isyu ditungguin gondoruwo. Lagian orang-orang sekitar saya gak ada yang percaya klo saya punya gaharu. Saya bilang aja pohon kramat. Gak boleh ada yg petik daunnya kecuali saya.“

Nah, betul kan?

Akhirnya, saat berdiskusi dengan istri di rumah--saya pun mengutarakan ingin ikut melakukan penghijauan di kebun keluarga di Sumatera. 

"Penghijauan apa pengen memanen emas?"tanyanya rada sinis.

Terpaksa kujawab dengan pepatah pantun Melayu, pepatah dari tanah kelahirannya, "Sudah gaharu, cendana pula. Sudah tahu, bertanya pula".[]

Ditulis oleh: 
Hazmi Srondol
Founder of Blogger Reporter Indonesia

Pilkada DKI 2017, Antara Simbol Oligarki, Arogansi dan Demokrasi

Posted on Sabtu, 24 Desember 2016 Tidak ada komentar

Sabtu, 24 Desember 2016


"Jadi, kenapa mesti memilih Anies-Sandi, Om Ndol?" tanya salah satu kawan.
Ya, saya senang dengan pertanyaan seperti ini. Pertanyaan yang menunjukan keterbukaan hatinya untuk menerima informasi dari lawan bicara. Bahkan masukan yang bersifat personal dan pribadi sekalipun. 
Saya sendiri pun merasa merasakan seakan ada sumbatan air di dalam kepala yang lama terbendung, tak tersampaikan.
Begini, Pilkada DKI memang selalu menarik semenjak dilakukan secara langsung dalam pemilihannya pada tahun 2007. Penyebabnya antara lain: 
A. Keterkaitan dengan aturan pilkadanya yang mengharuskan pemenang mendapatkan 50+1% suara. Artinya, ini sangat berpotensi akan menjadi kerucut dan gesekan yang meruncing. 
Akibatnya dengan dua pasangan calon tersebut saat putaran kedua, terasa betul panasnya gesekan politik. Baik di tingkat elit maupun akar rumput. Apalagi ditambah dengan masuknya kita di era socmed, walah, makin heboh dan panas membara.
B. Dana APBD DKI yang sangat besar. Bahkan lebih besar daripada setoran pajak ke pemerintah pusatnya. Banyak ide-ide besar bisa teraplikasikan dengan dukungan dana sebesar ini. 
Contohnya tahun 2015, setoran pajak DKi sekitar 22T (cmiiw) sedangkan APBD mencapai 62T.
Bandingkan dengan Kabupaten Bekasi, setoran pajak ke pusat dari keberadaan Kawasan Industri saja 78T, belum tambang minyak dan gas buminya. Bisalah menembus angka 125T. Tapi APBD nya hanya 6,2T. Agak mirip angkanya daripada DKi, hanya bedanya, ada 'koma'di angka APBD Bekasi. Hehehe...:D
C. Potensi melonjaknya popularitas ketika menjadi Gubernur dan Wagub di DKI. Hampir semua media mainstream kelas kakap berada di provinsi ini. Tidak perlu penjelasan detail soal ini. Siapa sih yang tidak kenal Jokowi-Ahok pada tahun 2012 keatas? Bandingkan dengan tahun 2011. Orang Jakarta kenal Ahok? Kenal? Masaaaak? Hahaha...
Nah, pada tahun 2017 ini, jika dikesampingkan sisi pribadi maka akan terlihat sisi yang lain. Yaitu sisi latar belakang simbolik dari ketiga pasangan calon ini. Menurut saya, ada tiga simbol besar yang bisa kita lihat.

1. OLIGARKI :

Secara pribadi, kita sama-sama yakin AHY sosok yang baik. Lulusan SMA Taruna Nusantara dan AKABRI yang terbaik. Wajah tampan, tinggi, gagah dan kaya pulak. Menurut rilis resmi KPUD DKI, harta Agus mencapai 15 Milyar rupiah plus 500 ribuan dollar USD. Manteb tho?
Hanya saja, kisah masuknya Agus ke kancah Pilkada DKI kali ini menyisakan beberapa pertanyaan dan kekhawatiran. Antara lain statement bapaknya sendiri. 
Saat itu, dalam pengarahan kepada taruna, pengasuh, dan perwira TNI-Polri di Graha Samudra Bumi Moro, Markas Komando Armada Kawasan Timur, Surabaya, 2009, SBY mengatakan adalah hal wajar dan benar apabila seorang prajurit berkeinginan untuk menjadi jenderal, laksamana atau marsekal, demi pengabdian yang lebih luas lagi kepada negara. 
Menurutnya lagi, yang tidak benar kalau kalian memasuki akademi TNI Polisi lantas cita-citanya ingin menjadi bupati, waikota, gubernur, pengusaha, dan lain-lain. Tidak tepat. 
Nah, sudah tahu tidak tepat kok tetap dimajukan? Tercium sekali aroma oligarki. Dimana kekuasaan ingin dipegang oleh segelintir elit saja, khususnya dalam dinasti Cikeas. 
Diakui, dalam beberapa tahun akhir masa pemerintahan bapaknya, sistem ekonomi yang dianut di Indonesia adalah sisten neo liberal. Dimana sistem ini berbasis pasar bebas. Paham ini tentu sulit ditolak oleh anaknya, Agus Yudhoyono. Sesulit ia menolak untuk pensiun dini dari TNI.
Hal prinsip yang sangat berlawanan dengan konsep ekonomi kerakyatan yang dianut oleh Prabowo dan partai Gerindranya.

2. AROGANSI : 

Secara pribadi, ada satu sisi lain calon gubernur Basuki AKA Ahok yang saya kenal. Disamping tipe sumbu pendeknya, Ia sebenarnya juga mempunyai selera humor yang lumayan tinggi. Jago ngebanyol. 
Hanya saja, semenjak keluar dari partai Gerindra yang membawanya dari kampungnya ke Jakarta. Dengan hanya menitipkan surat pengunduran diri ke pos satpam DPP Gerindra, karakter sumbu pendeknya lebih dominan. 
Bahkan menjadi simbol baru Jakarta, yaitu: arogan. 
Hal ini terlihat semenjak ia menggantikan Jokowi menjadi Gubernur DKI, banyak sekali konflik dan benturan yang diciptakannya. 
Entah siapa yang membangkitkan dan memperbesar sifat ini. Kok si Ahok jadi begini? Mendadak teringat kata Claude Louis Hector de Villars: "God save me from my friends. I can protect myself from my enemies". 
Silahkan ngeles atau membantah dengan berjuta alasan. Contohnya perihal surat Al Maidah ayat 51. Faktanya memang statement terakhirnyanya sering membuat rakyat Indonesia secara umum dan khususnya warga DKI Jakarta menjadi terpecah belah.
Model seperti ini, sangat tidak layak untuk meneruskan roda pemerintahan di DKI Jakarta. 
Soal prestasi, sudahlah. Bandingkan saja dengan bang Yos, Ahok sudah nambah berapa jalur Busway? Sudah mengembalikan mode transport kapal sungai yang ada di zaman Bang Yos? 

3. DEMOKRASI:

Ya, memang pasangan Anies Sandi secara pribadi bukanlah manusia sempurna. Ada lebih kurangnya. Ketampanan Anies Baswedan hanya beda tips 11-12 dengan saya. Khususnya dari kacamata istri saya.
Kekayaan Sandiaga Uno pun begitu. Angka kekayaan nya sama plek dengan saya. Antara angka 0 sd 9 saja. Perbedaaannya tipis, hanya di nominal. Sandi Uno trilyunan, saya masih jutaan. Sama-sama berakiran AN. Ya tho?
Namun begitu, betapa kental simbol-simbol demokrasi dalam pasangan ini. Dari sisi demokratis internal partai Gerindra yang sempat terdapat penolakan sosok Anies ini. Sampai-samapai Prabowo sendiri turun ke bawah dan memberikan wejangan perihal karakter seorang pedekar.
Dimana seorang pendekar sejati lebih senang bertemu sparring partner yang sama-sama hebatnya. Saling beradu ilmu hingga pada suatu titik, terdapat persamaan visi dan pandangan--khususnya dalam tataran mencintai dan rasa ingin membangun negeri. Disinilah akhirnya, terbentuk kesadaran dan penerimaan secara lapang dada oleh para kader Gerindra atas sosok mantan Menteri Pendidikan ini.
Belum lagi perihal penempatan posisi Cagub dan Cawagub-nya. Demokrasi Pancasila benar-benar diterapkan dengan nyata. 
Hasil musyawarah mufakat dan dan keikhlasan Partai Gerindra dan PKS, Anies Baswedan yang bukan anak dari ketum kedua partai tersebut--dipercayakan menjadi calon Gubernurnya. 
Nah, kurang lebih itulah jawaban yang secara pribadi saya sampaikan kepada kawan tersebut sambil bertanya balik: "Paham...?". []
Hazmi Srondol

Nuansa Seru Pergantian Tahun di Pulau Kecil Rottnest Australia Barat

Posted on Kamis, 15 Desember 2016 Tidak ada komentar

Kamis, 15 Desember 2016

Rottnest Island New Year

Nuansa liburan natal dan tahun baru kian mendekat, ini adalah saat yang tepat menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta ke tempat-tempat unik di berbagai belahan dunia. 

Nah, apa jadinya jika pesta kembang api yang biasanya digelar di kawasan urban dunia, dipindahkan ke sebuah pulau kecil nan indah di lepas pantai Australia Barat? Hanya di Pulau Rottnest, anda akan menemukan jawabnya!

Ya benar, selain merayakannya ditengah-tengah lautan manusia di tengah kota besar seperti Perth, Australia Barat menawarkan pengalaman pergantian tahun yang unik untuk para wisatawan. 

Sejumlah area berkemah yang berpadu dengan keragaman hayati di alam liar Australia Barat akan memberikan pengalaman unik selama menghabiskan liburan natal dan tahun baru di negeri kanguru ini. Bersama orang-orang terdekat, anda akan menjadi saksi keindahan langit yang bermandikan cahaya di atas Pulau Rottnest yang terletak 19 kilometer dari Perth.

Rottnest Island, yang dapat dicapai dengan feri dalam waktu singkat dari Perth, terasa begitu syahdu namun tak kalah berwarna dari gemerlap perayaan tahun baru di wilayah urban. Merayakan tahun baru akan terasa berbeda dengan suasana pantai yang menakjubkan, tanaman khas Australia yang cantik, dan kehidupan laut serta satwa liar yang melimpah. The Rottnest Island Authority dengan bangga mengumumkan bahwa pesta kembang api pada tahun baru yang sangat populer ini akan kembali untuk kedua kalinya.

Acting CEO The Rottnest Island Authority, Suzanne Perry, mengatakan acara tahun lalu begitu ramai dan Rottnest akan kembali mengadakan pesta spektakuler dengan langit berwarna-warni di atas air yang tenang dari Thomson Bay.

"Merayakan tahun baru dengan teman dan keluarga di pulau terpencil dan jauh dari keramaian kota adalah salah satu cara istimewa dan berbeda untuk menyambut tahun yang baru." ujar Perry salah satu traveller yang pernah berkunjung ke sana. 

"Seluruh tamu kami, terutama pengunjung yang berlayar sangat terpukau dengan pesta kembang api perdana kami tahun lalu. Oleh karena itu, kami senang dapat mengadakan kembali pesta yang indah dan unik ini."

Untuk perayaan tahun baru di Rottnest Island kali ini, tidak hanya menghadirkan pesta kembang api, acara ini juga dimeriahan dengan live music, berbagai pertunjukan panggung dan juga memanjakan lidah anda dengan kehadiran kampung kuliner.



Untuk anak-anak, jangan khawatir--di sana tersedia booth dimana mereka bisa mendapatkan rias wajah dengan cat yang berpendar dalam gelap, berdansa di silent disco dan menyaksikan karakter-karakter lucu yang berkeliling Rottnest Island.


Saksikan pergantian tahun dengan pesta kembang api yang gemerlap yang memukau di pulau kecil nan indah pada malam pergantian tahun yang akan menghiasi langit dan membawa senyuman dan keceriaan kepada para wisatawan. 

Australia Barat, tak terlupakan!

Editor: Hazmi Srondol
Don't Miss