Responsive Ad Slot

Latest

Sports

Gossip

Covered

Yuni Danang; Ketika PDI-P, GERINDRA dan PKS Bersatu di Pilkada Sleman 2015

Posted on Minggu, 30 Agustus 2015 2 komentar

Minggu, 30 Agustus 2015

Pagi itu di lapangan Nusantara Polo Club, Bogor--akhirnya saya bisa bertemu lagi dengan mas Danang W Sulistya, ST yang mempunyai nama alias Danang Dancel di Facebook ini.

Pertemuan ini memang sangat saya tunggu-tunggu mengingat ada beberapa kejadian yang mengejutkan, membuat penasaran sekaligus kemunculan pengharapan yang begitu besar untuk atmosfir politik negeri dari tempat mas Danang tinggal terakhir ini.

Ya, beliau (ehm) yang merupakan pengurus teras DPP Partai Gerindra ini saya dengar kabarnya maju menjadi Wakil Bupati di Kabupaten Sleman. Sebuah kabupaten dengan luas hampir sama dengan Provinsi DKI Jakarta.

Serta bagi penikmat cerita konspirasi--kabupaten ini diduga adalah kota dimana Nabi Sulaiman tinggal. Bahkan mengangap yang disebut "tanah yang dijanjikan" adalah daerah ini, bukan yang di Palestina sana. Beberapa kaitannya adalah nama Kabupaten ini yang sebelum digubah Belanda tahun 1916, daerah ini bernama : Kota SULAIMAN.

Kemudian, beberapa berita dari media lokal Yogyakarta atau Kabupaten Sleman telah mengangkat tajuk berita perihal ini. Bahkan sudah beberapa link berita online juga tampak serupa menghiasai tampilan laman depan akun facebooknya.

Sebuah keberanian yang luar biasa untuk orang-orang berusia muda seperti mas Danang ini.

Secara latar belakang pendidikan, pengalamannya berorganinasi baik di perusahaan ia berkerja maupun partai yang diurusnya serta sopan santunnya dalam bergaul tidak saya sangsikan. Banyaklah bukti yang tak mungkin saya tulis satu persatu disini.

Hanya saja, saya mendadak teringat seloroh bercanda dari Prabowo Subianto perihal minimnya kader partainya yang maju langsung dalam Pilkada serentak 2015 ini. Partai Gerindra lebih banyak menjadi partai pengusung/pendorong dari calon non internal partai.

Srondoldanang

"Apa karena ada isyu biaya Pilkada kelas kabupaten sekitar 20 Milyar, ya? Sedangkan kalian saya lihat ndak ada yang bertampang 20 Milyar? Jadi kalian takut maju?" kata Prabowo yang disambut gelak tawa ribuan kader yang mengikuti acara tersebut.

Ya, walau saya tahu itu hanya sebuah joke, namun tetap saja iseng saya tanyakan langsung ke mas Danang.

"Anu, njenengan punya duit 20 milyar, po?" tanyaku dengan penuh keseriusan.

"Ndaklah, mas Ndol..." jawabnya sambil tertawa.

"Lah, ndak punya kok berani maju?" tanyaku mengejar. Maklum penasaran.

"Saya menjalankan amanat dari bapak (Prabowo) untuk memajukan Sleman, mas" jawabnya memulai pembicaraan.

Dari jawaban awal itulah, akhirnya terceritakan asal muasal prosesnya maju ke Pilkada Sleman ini. Dari ketua DPC Gerindra Sleman yang sudah menjadi anggota legislatif sehingga tidak ada lagi tokoh lokal Gerindra di Sleman yang berminat maju Pilkada hingga pertemuan-pertemuan para petinggi partai lain yang ternyata sangat mendukung tampilnya sosok muda yang kompeten ini untuk tampil.

"Apa gara-gara pernah jadi pemain PSS Sleman juga menjadi penyebab dukungan ini, mas?" tanyaku lagi bercanda.

"Hahaha, itu bonus mas. Gak salah, tho, eks pemain PSS Sleman maju pilkada?" jelasnya.

Iya, deh. Kataku dalam hati sambil mendadak teringat tragedi "sepakbola gajah" antara timnya dan tim asal kampung halamaku--PSIS Semarang. Semoga dibawah kepemimpinannya, tidak ada lagi kejadian yang sama-sama memalukan bagi kedua kota ini. Baik Sleman atau Semarang. Hihihi...

Nah, paling diskusi paling menarik ketika makin terperinci tentang koalisi lokal dalam pilkada tersebut.

Ternyata, pasangan mas Danang ini adalah DR. Hj. Yuni Satia Rahayu atau akrab dipanggil "bu Yuni". Bu Yuni sendiri merupakan Wakil Bupati Sleman yang sudah resmi mengundurkan diri untuk maju dalam Pilkada serentak di Sleman ini. Dan bu Yuni sendiri adalah, hmm, ya beliau dari PDI-P...!

Kaget?

Jangan, jangan kaget dulu. Ada yang lebih seru. Pasangan Bupati dan Wakil Bupati dari PDI-P dan Gerindra ini, ternyata juga mendapat dukungan penuh dari partai islam. Partai PKS.

Padahal, yah. Di Ibukota Jakarta dan socmed nasional ketiga partai ini dianggap "kompor" panas dan mendidihnya iklim politik di Indonesia.

"Wah, ya beda mas di daerah ama di pusat. Bergabungnya PDI-P dan Gerindra sebagai dua partai terbesar di Sleman malah disambut hangat dan simpatik oleh warga. Ditambah hadirnya PKS dalam koalisi ini, banyak masyarakat Sleman berharap (pasangan) kita ini menjadi titik awal dari adem-nya (cooling down) tensi politik di Indonesia".

"Bagaimana program-nya, mas? Ada benturan-kah?" Tanyaku makin penasaran.

"Oh tidak, mas. 6 Program Aksi Gerindra dan Nawacita PDI-P itu pada dasaranya banyak kemiripan prinsip. Tinggal pelaksanannya, saja. Kita temukan persamaannya dan untuk perbedaan yang sedikit itu tidak usah dikedepankan. Niat kita sama, mas. Membangun Sleman dengan pencapaian besar yang seharusnya. Bukan asal cari aman saja jadi pemimpin. Tetapi memaksimalkan..!"

"Bapak (Prabowo) dan mbak Mega gimana mas?" tanyaku lagi menelisik.

"Loh, kami sama-sama dipilih oleh ketua partai, mas. Saya ama bapak dan bu Yuni oleh mbak Mega. Bapak dan mbak Mega sama-sama nggak masalah kok kami maju. Bahkan bapak bilang: 'asalkan untuk kemajuan bangsa, saya dukung'. Tuh, mas. Paham, tho?"

"Oh iya, ya. Semangat banget jawabnya, mas. Masa kampanye belum mulai, loh" sindirku menggoda.

Kami pun tertawa.

Memang atmosfir politik pusat dan daerah ternyata berbeda. Saya juga harus jujur mengakui adanya perbedaan ini. Memang sudah rejeki saya kenal dan bertemu kembali dengan mas Danang ini. Saya seperti sedang diajari, eh, diingatkan bahwa diatas tampilan politik media yang lebih banyak menyorot Pusat dan Jakarta yang penuh gesekan, di daerah lain di Indonesia--lebih banyak harmoni-harmoni indah tentang beberapa tokoh lokal yang masih tulus berjuang untuk kemajuan daerahnya.

Lalu sebelum mas Danang pamit untuk mengurus hal lainnya di acara 17-an, sempat saya iseng bertanya: "Mas, kok fotonya mirip MEGA-PRO pas jaman Pilpres 2009, yah? Mas Danang ada 'bau-bau" bapak dan bu Yuni--Masya Allah, mirip banget Mbak Mega"

"Ho-oh, banyak yang bilang begitu, mas"

Hahaha...

Jepretan Layar 2015-08-29 pada 19.56.34

 

[Hazmi Srondol]

Apakah Toyota New Avanza Dibuat untuk Keluarga dan Veloz untuk Kencan dengan SPG-nya?

Posted on Kamis, 27 Agustus 2015 51 komentar

Kamis, 27 Agustus 2015

“Pokoknya, keluar pintu tol Serpong nanti banyak umbul-umbul pengarah, mas” kata sohib yang sudah lebih dahulu sampai di lokasi pameran mobil ini.

Ya, ini kali pertama saya datang ntuk melihat secara langsung acara pameran automotive di ICE (Indonesia Convention Exibition) di kawasan BSD City, Serpong Tangerang. Gelaran yang diberi tajuk GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) 2015 yang berlangsung dari tanggal 22 s/d 30 Agustus 2015 ini memang mengundang daya tarik dan rasa penasaran tersendiri.

Saya yang sebelumnya belum pernah hadir di lokasi ini, tentu akan membandingkan dengan tempat pameran yang pernah di hadiri. Biasanya, saya selalu hadir di pameran serupa sekitar Senayan dan Kemayoran. Bayangan adanya tukang parkir ganda ala Senayan dan Kemayoran selalu menghantui.

Betapa tidak nyamannya, sudah mendapat karcis resmi tetapi sekalu ada tambahan charge biaya parkir. Kadangkala memang tak sebarapa permintaan oknum ini, sekitar 5000 rupiah saja, namun tak kurang juga pernah terkena 50.000 untuk lokasi parkir yang strategis dan dekat dengan pintu masuk.

Kali ini, usai mengikuti petunjuk spanduk dan umbul-umbul acara GIIAS, sampaikalah saya pada satu gerbang besar yang menunjukan lokasi ICE BSD sudah sangat dekat. Sempat saya melihat dan masuk lokasi parkir “tambahan” resmi. Ketika bertanya kepada petugas parkir berseragan: “lokasi pamerannya dimana, mbak?”

Petugas tersebut mengatakan, “agak masuk kedalam lagi, pak. Nanti bapak bisa naik shuttle bus gratis dari sini”.

“Loh, lokasinya bukan disini? Emang tidak ada lokasi parkir yang menyatu dengan hall? Saya banyak membawa alat nih” kataku bertanya sambil menunjukan kamera video dan lainnya, mulai muncul rasa curiga adanya tukang parkir ganda disini.

“Oh, ada, pak. Cuman disana biasanya jam segini sudah padat parkirannya. Bapak boleh kok kalau tidak jadi parkir disini, nanti tinggal memutar arah saja.” Jawabanya sambil tersenyum.

Oh, lega rasanya. Karcis parkir di lokasi tambahan itu tidak jadi saya ambil dan memilih parkir di dekat hall saja. Maklum masih trauma.

Dan benarlah kata mbak parkir tadi, dari lokasi parkir tambahan ke gedung hall ICE sangat padat kendaraan yang mengantri masuk. Macet luar biasa. Hampir lebih dari 30 menit waktu yang ditempuh dari menuju hall yang jaraknya hanya beberapa ratus meter saja. Terasa benar peluh ini menetes karena kebetulan AC kendaraan MPV yang merupakan kakak dari mobil yang hendak saya lihat ini sedang mati. Hadoh!

Sesampainya di hall, mata saya agak terbelalak. Benarlah kata rekan blogger yang sudah di lokasi acara. Gedungnya sangat besar dan luas. Bakan boleh dibilang, terbesar di Asia Tenggara. Bayangkan saja, dengan luas area 220.000m2 dari hall 1 sampai dengan 10, semuanya menyatu yang jarak antara hall ini mencapai 1-2 km.

Sebuah kebanggan bagi Indonesia dimata dunia sekaligus “siksaan” bagi mbak-mbak SPG yang bakal sengsara berjalan dari hall ke hall nya dengan sepatu hak tingginya. Hehehe…

Usai parkir di area Hall 10, saya pun segera mencari pintu masuk. Senang rasanya bertemu beberapa rekan blogger. Paling menyenangkan saat bertemu om Widianto Didiet, seorang fotographer kawakan sekaligus rekan blogger yang juga sangat aktif di forum-forum fotograpi. Rencananya, saya akan kerjain om Didiet ini sebagai reporter.

Namun ternyata, malah saya yang terbalik dikerjainnya. Mosok di footage shoot pertama, statement pertamanya perihal betapa bahagia ia disana karena bakal bisa melihat deretan SPG cantik yang bakal jadi sasaran model fotonya. Hadeh. Ngak ngek ngok, deh.

Tak apalah, toh memang kerjaan om Didiet ini berurusan melulu dengan para perempuan cantik. Toh ada bagusnya juga, bersamannya pasti bakal mudah mendapat PIN BB atau nomer hape dari para SPG yang saya yakin—banyak yang kenal dengan om Didiet ini. Dan benarlah dugaan saya, hampir sepertiga dari SPG yang bertugas disini kenal dan menyapa om Didiet ini. Ternyata modal kamera DSLR, sakti juga buat terkenal dimata bunga-bunga bisnis ini. Hahaha…

Nah, akhirnya sampailah saya pada stand Toyota yang memang saya incar semenjak dari rumah. Harap maklum, terakhir kali saya membeli mobil itu tahun 2007. Saat itu, saya yang biasa memakai kendaraan cowok jenis jip mau tidak mau harus beralih ke kendaraan keluarga. Pilihan MPV dengan kapasitas mesin terkecil 1000 cc menjadi pilihan saat itu. Alasan istri saat itu adalah irit dan murah. Bahkan bisa kontan membelinya.

Hanya saja, dalam perjalanan waktu. Dengan anak-anak yang semakin membesar dan kendaraan yang semakin menua, tentu kami sekeluarga mesti memikirkan kendaraan penganti yang sesuai dengan kebutuhan. Dari awal setting berfikir, tentu titik tengah yang kami ambil. Tidak terlalu murah dan yang pasti tidak kelas termahal pada jenis kendaraan yang serupa.

Jepretan Layar 2015-08-26 pada 21.25.14

Namun, setting berfikir awa ini mendadak kacau balau di lokasi stand Toyota. Dua pilihan hadir di depan mata dengan masing-masing kelebihannya. Toyota Grand New Avanza atau Avanza Veloz. Sama-sama memakai brand “Avanza” namun memiliki pesona yang berbeda-beda.

Sedikit saya telusuri baik data maupun dari hasil pandangan mata, ada beberapa perbedaan yang bisa kita dapatkan, yaitu:

  1. MESIN & TRANSMISI


Grand New Avanza menawarkan dua jenis kapasistas mesin, yaitu K3-VE 1.3 (1300cc) dan 3SZ-VE 1.5 (1500cc). Sedangkan Veloz, hanya mengeluarkan satu jenis mesin yaitu 3SZ-VE - 1500cc. Dimana mesin 1500cc ini satu keluarga dengan yang dipakai oleh Toyota Rush pada kelas SUV nya.

Pada mesin 1.3 New Avanza, terdapat opsi transmisi manual dan matic. Hanya saja, pada sesama jenis mesin 1.5 New Avanza hanya terdapat versi transmisi manual, sedangkan Veloz terdapat dua pilihan yaitu manual atau matic.

Menariknya, kedua sama-sama sudah menaikkan posisi engine hood-nya, sehingga dengan design penempatan mesin terbaru ini membuatnya lebih anti banjir, setidaknya sampai ketinggian air diatas griil-nya. Cocok untuk kota Jakarta dan Semarang yang selalu menjadi langganan banjir dadakan ini.

Pada sisi ini, saya fikir pilihan istri di rumah adalah Grand New Avanza 1300 cc. Mengingat cara berfikir irit dan anti ngebut-ngebutan yang menjadi pokok pikirannya. Apalagi kebutuhan utama mobil adalah untuk mengantar anak-anak ke sekolah atau ke pasar untuk kulakan dagangannya.

  1. EXTERIOR


Berbeda pada generasi awal Avanza yang dominan lekukan membulat klasik, New Avanza dan Veloz sudah memakai lekukan tajam dan modern. Khusus griil depan, New Avanza tampak lebih berwibawa, sedangkan Veloz tanpak sporty, gahar dan dalam kondisi diam atau parkir pun sudah terlihat seperti sedang ngebut saja.

Untuk lampu sein, New Avanza sein tambahan di spion berada diluar spionnya. Sedangkan Veloz yang beraura sport ini menanam sein tambahan didalam spionnya. Spertinya efek cd (coofisein drag) atau efek membelah angin menjadi alasan teknis engineeringnya.

Velg yang dipakai keduanya juga berbeda, New Avanza memakai model kipas sedangkan Veloz lebih ke model asimetris yang lebih eye catching.

Sedangkan sisi lampu bekalang, walau ada kesan mirip, Veloz lebih tampak (lagi-lagi) sisi sportinya dengan tambahan akses aksesoris mika lampu yang mengentalkan aroma anak mudanya.

Disini ini, saya jamin istri dirumah lebih memilih New Avanza daripada Veloz.

Jepretan Layar 2015-08-26 pada 21.25.52

  1. INTERIOR & KESELAMATAN


Perbedaan nyata New Avanda dan Veloz ada di sisi ini. New Avanza memberikan banyak pilihan warna interior dengan pilihan utama warna coklat krem. Sedangkan Veloz lebih sedikit pilihan warna, dimana lebih dominan pada warna hitam dengan sentuhan akses warna chrome/silver di dashboardnya.

Nah, bagi kami yang selama ini sudah memakai warna coklat krem, tentu akan beralih memilih yang warna hitam, mengingat anak-anak sering kali menumpahkan aneka makanan dan minuman yang mau tidak mau, pada warna krem akan lebih terlihat kotor daripada warna hitam.

Untuk keselamatan, kedua tipe ini sama-sama terdapat 7 titik sabuk keselamatan. Juga terdapat pelindung benturan samping tambahan (side impact beam). Sedangkan Veloz menambahkan fasilitas Airbag pada sisi pengemudi dan penumpang depan. Kemajuan yang sangat pesat untuk sisi safety kendaraan yang berbasis keluarga ini.

Oh ya, pada kursi belakang juga bisa dilipat dua kali (one touch tumble) yang akan memberikan ruang yang lebih lega di belakang. Cocok saat kemping atau memancing di dalam mobil. Tapi ya harus dipastikan mobilnya jangan tertalu deket sungai. Eman-eman juga kalau kejebur.

Namun, dari semua tawaran soal interior ini--tetap saja saya fikir interior ala Veloz sepertinya yang akan lebih dipilih oleh istriku di rumah. Kecuali ada versi warna serupa (hitam) pada seri Grand New Avanza-nya. Sementara kedudukan 2-1 untuk New Anvanza versi istri.

  1. HIBURAN


Nah, Fitur entertainment kedua jenis mobil juga berbeda, New Avanza mengandalkan sistem audio 2 DIN dengan 4 speaker tanpa tombol setting di setir.

Sedangkan Avanza Veloz dilengkapi sistem 2 DIN dengan 6 speaker yang bisa diatur dengan tombol di setir (steering switch).

Lalu bagaimana dengan pilihan istri dirumah? Sepertinya ia tidak akan paham soal beginian. Hahaha. Ia lebih suka mendengarkan radio dengan suara menengah cenderung pelan. Apalagi dengan kondisi kabin keduanya yang sama-sama kedap dan suspensi yang lebih nyaman, sepertinya ia lebih memilih tidur saja. Sekalian istirahat dijalan.

Jadi untuk sisi hiburan ini, saya anggap nilainya seri atau remis. Hahaha…

Nah, dari beberapa hasil penilaian saya dan istri, tampak jelas seri Grand New Avanza adalah pilihan tepat bagi keluarga yang membutuhkan kendaraan fungsional namun tetap bertenaga dan berkelas.

Lalu bagaimana dengan Veloz?

Veloz tentu lebih cocok bagi mereka yang berselera muda dan memilih gaya sporty dalam pergaulannya sehari-hari. Buktinya, saat iseng lagi mengajak mbak SPG wawancara, Om Didiet tampak mengejar pendapat mbak SPG perihal kendaraan New Avanza ini. Baginya, New Avanza itu keren dan fungsional.

Namun ketika ditanya, mau gak dijemput dengan New Avanza (untuk berkencan). Mbak SPG hanya tertawa saja, sedikit menghindar dan tampaknya, lebih ok atau nyaman dijemput pakai Veloz yang lebih gaul dan stylist saja.

Jadi sempat selintas berfikir, jangan-jangan Grand New Avanza memang didesign untuk acara keluarga dan Veloz untuk mengajak kencan SPG-nya. Tapi, sepertinya sih enggak, itu kan perasaan saya saja. Hehehe…

[Hazmi Srondol]

Note PENTING...!:

Oh ya, ada lomba menulis Blog Competiton untuk menyambut kelahiran Toyota Grand New Avanza & Toyota Veloz ini. Hadiahnya puluhan juta, manteb tho?  Yuk ikutan dan info selengkapnya ada di:  http://www.toyota.astra.co.id/ReviewVelozAvanza/


Jepretan Layar 2015-08-26 pada 22.24.57


 

VIDEO: Alhamdulillah, Prabowo Berhasil Bebaskan Wifrida Soik

Posted on Rabu, 26 Agustus 2015 Tidak ada komentar

Rabu, 26 Agustus 2015

Alhamdulillah...
Alhamdulillah...
Alhamdulillah...


Perjuangan kontinyu tanpa pamrih dari seorang patriot bangsa Indonesia, untuk menyelamatkan nyawa sesama warga negara yang menjadi tertuduh di negeri Jiran akhirnya berhasil.

Selasa, 25 Agustus 2015 - Hari ini seorang puteri asal NTT yang menjadi buruh migran di Malaysia, Wilfrida Soik dinyatakan bebas oleh Mahkamah Rayuan Malaysia. Vonis bebas diberikan setelah jaksa penuntut memilih untuk tidak melanjutkan kasus setelah membaca bundle of authorities yang disiapkan oleh pengacara Walfrida, Tan Sri Shafee.

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto hadir untuk mendukung Walfrida dan menyaksikan detik-detik pembacaan keputusan hari ini di Putrajaya, Malaysia.

Bagi Prabowo, kemenangan hari ini bukan hanya kemenangan bagi Wilfrida, tetapi juga adalah kemenangan bagi bangsa Indonesia. Adalah harapan dan cita-cita Prabowo, tidak ada putera puteri Indonesia yang diperlakukan tidak adil apalagi diberikan hukuman mati di negeri orang.

MERDEKA!

***

Untuk VIDEO wawancara Prabowo dengan TVone usai keputusan sidang bebas Wilfirda langsung dari Kuala Lumpur, silahkan klik dibawah ini :

[embed]https://www.youtube.com/watch?v=f0XLRPpi0Hk[/embed]

Kenaikan Dollar dan Bunga KPR. Hati-hati...!

Posted on Selasa, 25 Agustus 2015 9 komentar

Selasa, 25 Agustus 2015

 

Saya agak tergelitik saat iseng-iseng membuka sebuah web promo perumahan yang menyebutkan perihal kenaikan suku bunga KPR (kridit pemilikan rumah) saat krisis moneter tahun 1998.

Saat itu, dengan adanya krisis monoter dan lonjakan nilai tukar dollar terhadap rupiah--suku bunga KPR melonjak dari 18,5% menjadi 21 sd 22% an. Bahkan dalam catatan lain, sempat mencapai 30% lalu turun lagi ketika tahun 1999, dollar gantian melorot di Rp.6800/$.

Jepretan Layar 2015-08-25 pada 00.21.29

Ya, memang bunga KPR ini selalu naik turun mengikuti perekonomian nasional. Bagi yang masih punya pinjaman KPR, mari cek bareng bareng apakah bunga nya fix (tetap) atau floating (berubah-ubah). Kalau setahu saya sih, biasanya bunga fix paling lama 3 tahun dan sisanya (7 atau 12 tahun) floating.

Nah, ketika masuk masa floating--semoga kenaikan dollar ini sementara saja. Gawat juga kalau beberapa tahun kedepan tren kurs-nya naik terus dan bunga KPR akan melonjak lagi. Masih mending era 1998 yang ketika tahun 1999, dollar-nya bisa turun. Amukan bunga KPR tidak terlalu lama.

Mungkin pilihan terburuknya adalah menambah besaran cicilan dengan waktu pinjaman tetap sesuai jangka waktu awal, atau cicilan besarnya tetap tapi jangka waktunya mundur 2-3 tahun dari waktu awalnya. Sama-sama nggak enak, sih. Tapi mau bagaimana lagi?

Demikian disampaikan, "warning" ini tidak berlaku bagi yang duitnya tidak ada serinya atau yang memang masih tinggal bersama mertua tercinta.

***
Sumber:
1. http://www.btn.co.id/contentpage/btn-care.aspx?page=160
2. http://www.bca.co.id/id/individual/produk_dan_layanan/pinjaman/kpr-bca/kpr-bca.jsp

[Hazmi Srondol]

Film INSIDE OUT, Kisah Filosofi "Sedulur Papat Limo Pancer" Ala Amerika

Posted on Senin, 24 Agustus 2015 4 komentar

Senin, 24 Agustus 2015

Sore ini, seperti biasa istri di rumah mengajak menonton ke bioskop lagi. Kali ini, film animasi INSDIE OUT yang sedang diburunya.

Sebenarnya, secara animasi--film ini biasa saja. Hanya saja, untuk lebih menuntaskan kepuasan menikmatinya, kami memilih versi 3D untuk kami nikmati bersama keluarga. Walau sedikit merogoh kocek lebih dalam anggaran keluarga--sekitar Rp 320.000 untuk 4 orang, saya fikir tidak terlalu masalah. Banyak sisi yang sebenarnya ingin kami diskusikan dengan istri dan anak-anak terkait film ini.

Hal yang ternyata malah anak-anak sendiri yang memancing pembukaan diskusi ini. Katanya, "filmnya aneh ya, pak. Mosok di dalam orang ada mahluk-mahluknya?".

Hahaha, saya senang dengan pertanyaan sang kakak ini. Hadiah pelukan dan tepukan di punggunya segera kuberikan kepadanya. Inilah yang saya tunggu-tunggu. Tak perlu ada pemaksaan pembukaan diskusi keluarga, khawatir nanti malah dianggap sedang berceramah saja. :D

Ya, film animasi keluaran Disney Pixar tahun 2015 dengan sutradara Pete Docter ini memang sekilas seperti mengada-ada. Apalagi yang tidak pernah belajar atau mengetahui beberapa filosofi budaya Jawa.

Dikisahkan dalam film tersebut bahwa ada anak perempuan berusia 11 tahun bernama Riley yang memiliki beberapa karakter emosi dalam tubuhnya. Perwujudan dari emosi tersebut diwujudkan dalam penokohan sebagai berikut:

Joy (bahagia); Fear (takut); Anger (marah); Disgust (jijik) dan Sadness (sedih).

Wujud-wujud ini diceritakan tinggal dalam sebuah tempat yang disebut markas besar (headquartes). Sebuah tempat yang berfungsi sebagai pusat kendali pikiran Riley sehari-hari yang membimbingnya dalam menjalani hidup sehari-hari. Catatan rekaman masa lalu Riley pun ada disini dengan wujud bola berwarna warni sesuai jenis rekaman kehidupannya.

Sewaktu kecil, kehidupan Riley sungguh bahagia. Dominasi bola kuning lambang kebahagiaan menjadi rekaman into dari hidupnya yang didapatkannya semenjak kecil tinggal saat masih tinggal di sebuah pedesaan Minnesota, Amerika.

Namun ketika ayahnya mengajaknya pindah ke kota besar San Fransisco. Situasi Headquarters mendadak menjadi kacau balau. Khususnya saat emosi-emosi terseut bersiteru mencari cara terbaik Riley untuk menghadapi lingkungan yang baru ini.

Untuk akhir ceritanya, mending tonton sendiri film nya ya? Nggak seru kalau saya ceritakan semua disini. Hehehe..

Nah, kembali ke pembahasan awal dimana film ini sebenarnya tidak "aneh-aneh" banget dalam filosofi Jawa. Ide dasar dan tema ceritanya yang menjadi taqline-nya berupa: "we all have little voices in our head" memang sudah menjadi hal yang standar atau biasa-biasa saja bagi khasanah filosofi Nusantara.

[embed]https://www.youtube.com/watch?t=27&v=seMwpP0yeu4[/embed]

Tidak percaya?

Coba cek tentang kepercayaan orang Jawa tradisional akan eksistensi "SEDULUR PAPAT LIMO PANCER". Sebuah kalimat yang secara harfiah berarti: empat saudara yang selalu mendampingi seseorang di mana saja dan kapan saja selama orang itu masih hidup.

Sangat identik dengan 5 tokoh di film Inside Out ini. Hanya saja, di film tersebut terdapat tambahan sosok Disgust (jijik) yang sebenarnya mash satu jenis dengan Fear (takut). Agak dipaksakan memang sosok yang satu ini. Ya, mungkin sedikit modifikasi dari sutradaranya agak tidak terlalu terlihat mirip-mirip banget dengan filosofi Jawa. Hehehe...

Nah, coba kita telusuri lebih dalam Inside Out versi negeri kita ini.

Sedulur Papat Limo Pancer, secara biologis juga digambarkan dengan bentuk-bentuk yang sangat berhubungan ketika sosok manusia masih didalam rahim ibu. Empat hal yang membuat sang calon manusia ini secara ajaib bisa hidup tanpa menggunakan langsung paru-paru dan sistem pernafasannya. Mereka itu adalah sebagai berikut

1. KAKANG KAWAH: Saudara tua (kakak) berwarna putih yang keluar dari gua gerba sang ibu. Istilah biologinya adalah"air ketuban".
2. ADI ARI-ARI: Sang adik ari-ari berwarna kuning yang keluar dari gerba ibu. Istilah biologinya adalah "plasenta".
3. GETIH: Saudara berwarna merah yang keluar dari gua garba ibu ketika melahirkan. Istilah biologinya adalah "darah".
4. PUSER: Lokasi titik yang dipotong sesudah kelahiran seorang manusia. Berwarna hitam. Istilah biologinya "pusar"

Nah, untuk "limo pancer" nya adalah diri kita sendiri, Dilihat dari keutuhan secara jasad atau jasmani.

Selanjutnya, dalam perkembangannya sebagai manusia ketika sudah dilahirkan dan hadir di muka bumi. Keempat saudara ini tetap menemani dalam wujud yang lain. Menurut Sunan Kalijaga, keempat saudara dirahim ini berwujud emosi atau nafsu yang menemani jatidiri kita sebagai manusia.

Emosi/nafsu itu adalah:

1. Nafsu Aluamah: Insting dasar manusia untuk makan, minum, berpakaian, bersenggama dan lainnya yang merupakan unsur simbolis dari tanah.
2. Nafsu Sufiyah: nafsu akan duniawi untuk dipuji, untuk kaya, mendapat derajad , pangkat. dan lainnya. Nafsu ini menggambarkan sifat udara yang selalu ingin memenuhi ruang selagi ruang itu ada (ruang kosong).
3. Nafsu Amarah: nafsu yang berkaitan dengan keinginan untuk mempertahankan harga diri, ego, emosi, marah atau sebutan lain yang bersifat panas laksana api.
4. Nafsu Muthmainah: nafsu yang mengajak kearah kebaikan. Berhawa dingin dan memberi kehidupan untuk diri sendiri dan orang lain. Sebuah gambaran dari unsur air.

Nah dalam tataran filosofi Jawa, keempat saudara (nafsu) ini bisa kita jaga, diruwat, dirawat dan dihormati--entah dengan simbolik bancaan/tumpengan atau hal-hal lain seperti puasa, dzikir dan ibadah ritual lain maka nafsu itu malah akan menjadi "pemomong" atau sang penjaga manusia. Namun sebaliknya, jika tidak dirawat atau dibiarkan semaunya, maka akan menghancurkan diri kita sendiri.

Atau dalam istilah lain, jika mampu megendalikan keempat saudara ini maka kita akan mampu menggendalikan sang "limo pancer" atau sering disebut juga "super ego". Hal yang akan membuka "bashiroh", yaitu mata bathin yang bersumber dari kesejatian 'min Ruhi' yang dianugerahkan oleh Allah sang Illahi.

punokawan

Nah, saat dahulu--tidak kalah dengan film "Inside Out" yang mempunyai perwujudan sosok kartun, leluhur kita juga mempunyai gambaran yang tidak jauh berbeda. Keempat saudara dan satu sosok utama manusia (limo pancer) digambarkan dengan punakawan dan sang ksatria.

Punakawan yang terdiri dari Semar, Petruk, Gareng dan Bagong mempunyai beragam sifat yang berbeda-beda. Walau digambarkan dalam sosok lucu, tetapi punakawan juga terkenal mempunyai kesaktian yang luar biasa. Bahkan dewa-dewa di khayangan pun bisa gentar ketika salah satu Punakawan yaitu Semar sedang marah.

Kemudian, dalam ceritanya--para Punakawan ini selalu mendampingi sang Ksatria ketika dalam masa pertapaan, masuk hutan gelap yang penuh hewan buas dan raksasa. Dengan bantuan punakawan inilah, sang Ksatria mampu lolos dari aneka jebakan dan serangan hingga akhirnya, kemenangan besar bisa diraihnya.

Nah, sayangnya. Konsep yang dahulu sangat populer di Nusantara ini mulai berkurang pemahamannya pada generasi muda. Saya sendiri pun juga begitu, kalau saja tidak menonton film ini--mungkin juga kelupaan menjelaskan pemahaman budaya kita yang adiluhung ini.

Dengan hadirnya film "Inside Out" ini, memang satu sisi saya merasa terhibur, namun tetap saja muncul keprihatinan. Prihatin kenapa konsep "Sedulur Papat Limo Pancer" ini, versi animasi terbarunya malah orang Amerika yang membuatnya? Bukan orang kita sendiri.

Padahal, animator-animator Indonesia tidak kalah kemampuannya. Jangan sampai selanjutnya, local wisdom bangsa kita yang lain diambil lagi dan dimodifikasi dengan gaya mereka. Generasi dibawah kita pun hanya sekedar menjadi penonton...

[Hazmi Srondol]

Prabowo, Kuda & Kehebohan para Srikandi

Posted on Jumat, 21 Agustus 2015 2 komentar

Jumat, 21 Agustus 2015

Hati saya sungguh campur aduk saat melihat barisan Laskar Srikandi Gerindra lewat di depan panggung utama pelaksanaan upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang ke 70 di Lapangan Polo Club, Bogor. Antara rasa kagum, salut hingga geli pun hadir silih berganti.

Bagaimana tidak, jika kita hanya melihat saat parade--para laskar yang terdiri dari dua grup ini tampak gagah, kompak dan disiplin. Tak kalahlah dengan para polwan atau tentara perempuan.

Namun, jika sedikit melongok saat latihannya. Haduuuh. Hebohnya seringkali membuat saya cekikikan.

Ya, saya tahu--Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra sering mengulang-ulang statement jika salah satu ciri kader Gerindra adalah sosoknya selalu ceria dan wajahnya jauh dari muka 'mbesengut' (cemberut). Apalagi saat meghadapi dan melayani masyarakat. Setidaknya bisalah joget dangdut atau poco-poco kalau tidak bisa menyanyi saat acara-acara tertentu.

Bagi yang bisa menyanyi, sampai-sampai diwajibkan bisa menyanyikan lagu "Sewu Kutho" nya Didi Kempot. Walau bukan orang Jawa, juga disarankan bisa menyanyikan lagu ini. Pemilihan lagu ini juga bukan sembarangan, lagu ini ternyata adalah lagu yang selalu dinyanyikan mendiang Profesor Suhardi--Ketua Umum pertama Gerindra sekaligus sahabat terdekat beliau semasa beliau masih hidup.

Nah, kalau untuk para Srikandi--sepertinya tidak perlu diperintah atau anjuran ceria pun sudah otomatis begitu. Sudah bawaan orok sepertinya. Bayangkan saja, disaat gladi resik upacara, disaat laskar SAR, laskar beladiri atau laskar lainya termasuk 2400 anggota dewan yang pria semakin serius saat Prabowo lewat dengan mengendarai kudanya, e, para Srikandi malah teriak-teriak memanggil "bapak, bapak, bapaaaaaak!"

Tak perduli sedang berbaris, duduk-duduk atau berfoto selfie, teriakan panggilan ini selalu terdengar, bahkan saat beliau menjauh. Panggilan yang akhirnya sempat memaksa beliau berbalik arah lalu mengeluarkan 'ancaman' kepada Srikandi ini berupa: "Untuk Srikandi, saya akan melakukan inspeksi khusus...!"

Lha ini, bukannya takut atau segera memasang posisi siap sedia, malah teriak: "Horeeeeeee....!" Haduh, pokoknya gubraklah....

Reaksi spontan ini mendadak mengingatkan saya akan kejadian belasan tahun lalu. Saat itu saya masih bujangan dan berdiskusi dengan salah satu sahabat saya perihal bagaimana menghadapi perempuan. Hal yang sepertinya menjadi pembahasan lumrah kaum jomblo. Beragam buku komunikasi dan strategy berhubungan dengan lawan jenis ini pun kami urai satu persatu saat itu.

[embed]https://www.youtube.com/watch?v=fOrnritc3YQ[/embed]

Hasilnya, kami berkesimpulan bahwa, "para perempuan itu selalu membayangkan dirinya seorang putri yang akan dijemput pangeran berkudanya". Saat itu, kami hanya menganggap bahwa kesimpulan itu hanyalah sekedar kiasan tentang 'how to treat a women' saja. Cara memperlakukan mereka.

Walau di social media, banyak beredar gambar meme yang melecehkan Prabowo dengan hobi berkudanya, dengan berbagai macam foto editan kuda yang diganti sapi, angsa dan lain sebagainya. kalau editan dengan gambar kodok sih sepertinya belum ada. Entah kenapa ada pengecualian seperti itu.

Walaupun bagi wanita, dalam kenyataannya mempunyai pandangan berbeda. Terbukti bahwa kaum hawa ini malah mendadak heboh melihat para "pangeran berkuda" datang dan mendekat. Sepertinya  saat Prabowo datang dengan kuda gagahnya, mungkinmereka sedang merasa dijemput pangeran impiannya. Mungkin lho ya. Hehehe...

Nah, ada cerita lain saat Laskar Srikandi ini latihan baris-berbaris. Hanya laskar inilah yang bisa membuat para pelatihnya berjibaku jungkir balik mengejar "topi saya bundar" mereka yang berjatuhan terkena angin keras saat berbaris. Sempat underestimated akan kesuksesan pelatihan baris berbaris ini. Namun syukurlah, sampai saat upacara berlangsung, rasa khawatir ini tidak terjadi.

Jepretan Layar 2015-08-21 pada 06.04.22

Oh ya, sekedar tambahan info, memang khusus laskar Srikandi ini disediakan topi lebar khusus selain topi pet siswa kader yang standar dipakai latihan. Topi ini bertujuan untuk menambah perlindungan wajah/kulit para Srikandi dari terpaan langsung matahari.

Hal yang sangat wajar, mengingat memang para Srikandi ini wajahnya manis dan cantik-cantik. Kulitnya halus mulus seperti kulit bayi. Kalau sampai kalian melihat yang tidak manis dan cantik, tandanya kalian sedang apes.

[Hazmi Srondol]

Ketika Kisah Indosat Membuatku Malu Bertemu Prabowo

Posted on Rabu, 19 Agustus 2015 38 komentar

Rabu, 19 Agustus 2015

Sudah beberapa bulan ini saya agak sungkan bertemu langsung dengan pak Prabowo Subianto. Bukan karena malas, takut atau sedang kecewa kepada beliau. Tetapi, karena rasa malu yang sangat besar saat saya mendapatkan sebuah buku.

Ya, saya masih ingat betul saat berbincang-bincang dengan beliau di suatu malam di padepokan Bukit Hambalang. Jauh sebelum pelaksanaan Pilpres 2014. Waktu itu, saya ngoceh berbusa-busa dengan penuh semangat membahas perihal privatisasi Indosat, tempat dimana belasan tahun aku berkarya disana. Prabowo sendiri tampak khitmad dengan anggukan kepala berulang kali, mendengarkanku sampau tuntas bicara dan berhenti karena kehausan dan minta minum air putih.

Kujelaskan dengan runtut keberatanku perihal privatisasi ini. Lengkap dengan penjelasan kerugian besar yang didapatkan oleh pemerintah. Dari SDM terbaik Indonesia yang terpaksa di "pensiun-dinikan", banyaknya lisensi yang ikut terjual murah hingga soal kerahasiaan negara. Kejadian kriminalisasi salah satu direktur Indosat-pun, Indar Atmanto tak luput dari hal-hal yang kuceritakan. Berulang kali pula.

Pokoknya, saat itu saya merasa manusia yang paling tahu soal Indosat ini. Apalagi saat itu, dalam benakku--pak Prabowo yang 'hanya' seorang Jenderal militer pasti tidak tahulah menahu soal dunia hi-tech ini.

Namun, betapa tertohoknya ketika mendadak mendapatkan sebuah buku berjudul "KEMBALIKAN INDONESIA!" yang ditulis langsung oleh beliau (Prabowo Subianto) dan di cetak oleh Pustaka Sinar Harapan tahun 2004. Beberapa tahun sebelum Partai Gerindra berdiri.

Di dalam buku itu, bukan hanya membahas paradoks Indonesia, perihal sekarat di lumbung padi, buah pahit keajaiban ekonomi, mengejar fatamorgana dan hal-hal lain yang menyangkut pandangan beliau soal ekonomi Indonesia yang ternyata, terjadi di era sekarang!!!

Bahkan, kata "kacung" pun lugas tertulis disana. Serasa mendengar orasi beliau lewat tulisan. Sebuah buku terbaik dari beliau yang lebih enak dibaca dan bergaya popular. Berbeda sekali dengan buku "Membangun Kembali Indonesia Raya" yang sangat berat dibaca, apalagi yang tidak memiliki basic ilmu ekonomi.

Jepretan Layar 2015-08-19 pada 12.03.50

Nah, dari buku tersebut itulah, salah satunya membahas kritikan beliau perihal privatisasi. Lebih bikin sesak nafas, privatisasi Indosat dibahas khusus di halaman 108 sd 118 dengan detail bab sebagai berikut:

BAB: TRAGEDI PENJUALAN INDOSAT
Sub bab: Ayam Bertelur Emas, Singapura Berjaya, Indonesia Gigit Jari, HIlangnya Kerahasiaan dan Kedaulatan Negeri, Kuasa Temasek atas Indonesia.

Daaaaaannn!!!

Di buku tersebut juga membahas soal 12 lisensi Indosat Grup yang turut terjual murah. Padahal di Singapore sendiri, harga pembelian Indosat beserta aset dan lisensinya, hanya cukup untuk membeli lisensinya saja! belum termasuk gedung, orang dan aset-aset perangkat/network lainnya. Dududuuddh....!!!

Jadi saudara-saudara, apalah arti ngebusa-busa saya malam itu. Pak Prabowo ternyata jauh lebih tahu. MALUUUU!!!!

Dan rasa malu inilah yang membuatku selalu ingin menghindar dari beliau. Ketika ada beliau, saya mlipir menjauh. Hanya sesekali bertatapan mata, lalu saya menunduk. Toh juga pasti nanti pada berebutan foto dengan beliau. Aman! Saya bisa kabur menjauh.

Namun, ilmu mlipir ini akhirnya kena batunya juga. Saat upacara HUT RI ke 70 di Lapangan Nusantara Polo, Bogor--saya diingatkan oleh dokter pribadi beliau saat masih di Kopassus.

"Sudah salaman belum sama bapak? Salaman dulu, gih!" katanya.

Baiklah, saya pun menuju ke panggung VIP. Salaman kagok lalu segera bantu-bantu rekan blogger yang ingin berfoto dengan beliau. Usai itu, kabur lagi ke pojok panggung bersama rekan media yang sedang konsentrasi dengan sorotan kameranya. Aman lagi. Hehehe...

Lalu, usai upacara, mendadak saya teringat sebuah pesan penting yang harus saya sampaikan ke beliau. Kali ini saya mesti menyampaikan dan sudah saya rencanakan strategi kabur usai menyampaikan pesan.

"Pak, ada pesan dari bla-bla-bla, agar bla-bla-bla" kataku menjelaskan di depan beliau.

"Oh, pasti-pasti. Jangan khawatir" jawabnya sambil.....

Ya, sambil menepuk pundakku berulang kali dan ketika hendak membalikan badan, pundak ini ditahannya sambil di pijat oleh beliau berulang kali. Rasanya seperti terkunci dan tidak bisa kabur kemana-mana lagi. Jurus mlipir yang direncanakan, gagal total!

Duh, bro... aku kudu piye.... Aku isiiiiiiiiiiiinnnn !

[Hazmi Srondol]

Hadits Rasulullah & Hubungan Sejarah Merah Putih di Nusantara

Posted on Selasa, 18 Agustus 2015 19 komentar

Selasa, 18 Agustus 2015

"Sebenarnya, tanpa perlu saya membagikan fotocopy-an himbauan mengibarkan bendera Merah Putih, seharusnya bapak-bapak sudah otomatislah H-4 mengibarkan bendera di depan rumah kita masing-masing..." kata pak RW dengan nada sedikit kecewa dihadapan warga RT kami saat malam Halal bihalal warga merangkap tasyakuran Hari Kemerdekaan.

"Ya saya tahu, pengibaran bendera Merah Putih sudah seperti hal sepele buat bapak ibu sekalian. Mungkin karena saya yang ngomong. Apalah arti saya ini, hanya perangkat RT" kata salah satu perangkat RT lain menimpali.

"Tapi, apakah jika saya mengingatkan adanya hadist Rasulullah perihal "Sang Saka Merah Putih" yang dirawikan oleh Imam Muslim--bapak ibu masih tetap seperti ini?" imbuhnya lagi dengan nada bertanya.

Mendadak malam itu, tepat satu hari menjelang detik-detik hari Kemerdekaan RI ke 70 menjadi hening.

Memang, alasan kesibukan, lupa atau tidak sempat selalu menjadi alasan klasik "kemalasan" (pakai tanda kutip) sebagian warga di perumahan kami untuk tidak mengibarkan bendera Merah Putih.

Padahal, dari segi harga--satu set bendera dengan tiang bambu yang sudah dicat warna serupa serta jasa mengikat di pagar/tembok rumah hanya sekitar 40 ribu saja. Mungkin bisa lebih murah jika tega menawar lagi harganya. Namun kami sekeluarga, memilih untuk sesekali berbagi rizki ke abang gerobak yang menjual bendera ini.

Lha sudah untung ada yang mau capek-capek mendatangi perumahan kita dengan jualannya kan? apalagi lintasan area jualannya tepat didepan rumah kita. Mosok masih berani menawar dengan 'afgan' alis sadis. Coba beli sendiri tiang/bambu setinggi 3-4 meter ini. Apa tidak beribetan membawanya?

Nah, kembali ke statement yang diingatkan oleh perangkat RT komplek kami--mendadak saya teringat sebuah Hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Al-Fitan, Jilid X, halaman 340. Dari Hamisy Qasthalani,

Rasulullah SAW Bersabda: “Innallaha zawaliyal ardha masyaariqaha wa maghariba ha wa a’thonil kanzaini Al-Ahmar wal Abjadh”.

Artinya: “Allah menunjukkan kepadaku (Rasul) dunia. Allah menunjukkan pula timur dan barat. Allah menganugerahkan dua perbendaharaan kepadaku: SANG MERAH PUTIH”.

Kata "Al-Ahmar wal Abjadh" atau "Sang Merah Putih" inilah yang saya fikir, menjadi alasan para ulama dan orang tua kita zaman dulu begitu mensosialisasikan lewat bentuk-bentuk atau kalimat-kalimat yang merujuk ke warna sakral ini.

Kita bisa cek hampir disemua buku lama, terdapat istilah "Sekapur Sirih" yang boleh jadi diartikan sirih adalah simbol pembentuk warna merah dan kapur adalah pembuat warna putih. Merah Putih!

Belum lagi ajaran simbolis lain perihal bubur merah putih. Bubur empuk nan sederhana yang terbuat dari gula merah dan putih santan ini hampir bisa kita temukan di semua dihampir semua sudut Nusantara.

Bahkan di Jawa Barat sendiri pun terdapat ungkapan pertanyaan khusus perihal bubur merah putih ini, contohnya: "geus ngabubur beureum jeung ngabubur bodas atawa acan?" (sudah membuat bubur merah atau bubur putih atau belum?). Sebuah pertanyaan kepada sepasang pasutri yang baru melahirkan anaknya atau seseorang yang hendak mengganti nama. Penggantian nama akun social media tidak termasuk ya... :D

Nah, semakin menarik menyusuri bubur merah putih yang sudah sangat membudaya ini. Di Jawa Tengah atau Yogyakarta, sudah menjadi kelaziman membuat bubur ini pada saat hari "weton" kelahiran. Warga disini menyebutnya bubur "SENGKOLO". Menurut cerita bapak ibu kita dulu, hal ini bertujuan agar selalu ingat bagaimana manusia berasal dan siapa penciptanya.

Bubur merah putih memberikan perlambang pertemuan darah merah ibu (ovum) dan darah putih sang bapak yang menjadi cikal bakal lahirnya manusia baru. Selanjutnya, ketika manusia baru jadi, ia hidup menumpang ari-ari yang berwarna merah dan berselimut air ketuban berwarna putih. Tak selesai sampai tahap itu, ketika sudah terlahir dan keluar dari Rahim, kembali kita diingatkan warna merah dengan istilah Jabang bayi (bayi merah) yang hidup dari susu ibu yang berwarna putih.

Sudah cukup? Belum.

Bubur merah putih ini juga ternyata, digunakan sebagai tanda perlawanan leluhur terhadap kolonialisme penjajah. Bubur merah sebagai simbolisasi tanah dan bubur putih diartikan air. Jadi, semenjak zaman dahulu, pendidikan cinta tanah air itu sudah terbentuk.

11902283_10205678995226748_7762698744716456522_n

Tak heran, dalam catatan sejarah--bendera merah putih sudah dipakai oleh kerajaan-kerajaan Nusantara dizaman dahulu seperti:

1. Zaman Singosari (1222-1292), bendera merah putih dipakai Kertanegara, raja Singosari saat menumpas pemberontakan Jayakatwang.
2. Zaman Majapahit, bendera merah putih dipakai tentara Pamalayu dalam mengawal putri Dara Jingga dan Dara Merak. Serta dipakai raja hayam Wuruk dalam upacara-upacara kebesaran kerajaan.
3. Perang Diponegoro (1825-1830), bendera merah putih dipakai untuk panji perlawanan melawan belanda
4. Zaman Sisingamangaraja IX, warna bendera perangnya juga merah putih. Tercermin jelas dalam gambar pedang kembar (pusaka Piso Gaja Dombak)
5. Zaman Kerajaan Bugis Bone, bendera kebesaran kerajaan adalah merah putih yang dikenal juga dengan sebutan "Worongporang"
6. dll (silahkan ditambah untuk saya edit/lengkapi).

Nah, kembali ke hadits Rasulullah mengenai Sang Merah Putih ini, walau pun ada juga pandangan lain perihal penafsirannya yang merujuk ke harta emas dan perak--ya monggo-monggo saja. Yang jelas, menurut hadits yang diriwayatkan Al Barra, baju terindah Rasulullah adalah yang berwarna merah putih. Kutipannya sbb:

“Kanan Nabiyu Saw marbua’an wa qadra ataituhu fi hullathin hamra-a, Ma raitu syaian ahsana min hu”

Artinya: “Pada suatu hari Nabi SAW duduk bersila dan aku melihatnya beliau memakai hullah (busana rangkap dua) yang berwarna merah. Aku belum pernah melihat pakaian seindah itu”.

Jadi saya pribadi yakin, warna merah putih sangat terkait erat dengan karakter Rasulullah ini sendiri. Persoalan jika sekarang warna hijau lebih dominan dipakai oleh bendera-bendera di jazirah Arab, mungkin lebih cenderung dikaitkan dengan Al Qur'an surah Al Kahfi ayat 31 dan Al Insan ayat 21 yang membahas pakaian surga yang berwarna hijau.

Kalau Rasulullah sendiri sih, setahuku, hanya menggunakan kain hijau saat beliau wafat. Kain tersebut dipakai sebagai kain kafan.

Nah dari kisah-kisah mengenai Sang Merah Putih itulah, saat malam menjelang 17 Agustus 2015 kemarin, sebelum pulang ke rumah dari Halal Bihalah RT--saya sempatkan melongok bendera yang dipasang oleh tetangga.

Sayangnya, 3 deret rumah baik kiri dan kanan dari kediaman kami, tak satu pun yang mengibarkan bendera. Mungkin memang mereka lagi sibuk atau lupa.

Sedih :-(

[Hazmi Srondol]

Foto: Bachren Lukskardinul

Advan Intel Vandroid X7, Dari Semarang untuk Kebanggaan Indonesia

Posted on Senin, 10 Agustus 2015 10 komentar

Senin, 10 Agustus 2015

Semarang, itulah ternyata lokasi pabrik elektronik ADVAN berada. Sungguh hal ini sesuatu yang sangat mengejutkan saat hadir di peluncuran salah satu produknya yang diberi nama Advan Intel ANDROID X7 di Fairmont Ballroom, Jakarta (3/8/2015).

Ya, saya tidak menyangka. Setelah lebih dari dua dekade hampir tidak ada lagi produk Semarang yang menonjol--kini warga Semarang kembali mempunyai kebanggan atas produk daerahnya.

Terakhir, saya hanya teringat salah satu merk elektronik lokal Semarang saat sedang jaya-jayanya karaoke box yang masih memakai pita kaset. Kalau tidak salah, merk yang populer saat itu adalah TENS. Sebuah merk yang juga terkenal sebagai salah satu merek bola tenis.

Ya, walau kota Semarang juga padat dikelilingi oleh pabrik-pabrik dari berbagai macam industri seperti Jamu Jago, traktor Kubota, pabrik besi Raja Besi & Fumira atau yang lain sebagainya, itu masih merupakan produk dengan nama besar lama.

Ada pun merk-merk baru seperti Niko untuk TV atau kulkas, namanya belum semoncer Advan. Sepertinya butuh waktu sedikit lagi untuk berjajar dengan produk-produk merk Jepang dan Tongkok yang sudah menguasai pasar di Indonesia.



Kembali ke ADVAN, dari statement  Managing Director ADVAN, Tjandra Lianto yang mengatakan bahwa "Kita itu perusahan gadged lokal dengan citarasa internasional. Kenapa internasional? karena kita ingin memberikan teknologi kepada seluruh rakyat indonesia namun dengan nuansa lokal. Kalau kita bisa sebagai pemain lokal tidak bisa juara, siapa lagi?", dapat kiranya kita menenukan penyebab bagaimana produk Semarang ini mampu melejit.

Visi para petinggi mereka itulah yang sepertinya membuat arah perusahaan ini fokus pada satu titik dan akhirnya mencapai pencapaian yang dinginkan. Walau memang, kandungan lokalnya belum 100% produksi Indonesia tetapi setidaknya, target 40% kandungan lokal sesuai anjuran pemerintah sedang dalam percepatan prosesnya.

Untuk sementara, memang sulit memungkiri perlunya kerjasama dengan vendor lain dalam pembuatan produk-produknya. Ada beberapa pokok komponen yang memang belum maksimal untuk percepatan produksi seperti contohnya prosesor.

Pada seri Vandroid X7 misalnya, untuk kesekian kalinya Advan berkerjasama dengan INTEL. Kali ini, tipe prosesor CPU Intel quad core Intel Atom X3-C3230RK dengan clock speed hingga 1,4 GHz tertancap di motherboard produknya.

Memang bukan yang pertama kali kerjasama ini terjadi. Semenjak Advan masih memproduksi PC atau notebook, Intel adalah partner yang selalu setia memback-up jantung produk-produknya.

Tidak menjadi suatu kesulitan yang berarti migrasi kerjasama pembuatan ponsel ini. Menurut Harry K Nugroho, Country Manager INTEL Indonesia mengatakan :"sebenarnya smartphone dan tablet tidak terlalu berbeda dengan komputer. Karena sama-sama melakukan komputasi. Dan sebagai pelopor sistem koputasi, maka Intel juga masuk ke smartphone dan tablet".



Gabungan antara Advand dan Intel ini memang akhirnya bukan saja memberikan sebuah produk yang hebat dalam hal kemampuan dan spesifikasi teknisnya, namun juga--yang paling utama adalah harganya.

Untuk Advan Intel Vandroid X7 ini, harga yang akan dilepas di pasar adalah Rp. 1.099.000,00. Sangat murah walau sempat diteriaki "Yaaaaaahhhhh!!!" oleh rekan-rekan Blogger Reporter Indonesia saat hadir di peluncurannya. :D

Bukan maksud mengejek, tetapi sedikit kecewa jika ternyata produk istimewa tersebut baru beredar dipasar pada pertengahan Agustus 2015. Launcing ini hanya seremonial. Padahal rekan-rekan blogger sudah mempersiapkan dana untuk membeli produk ini. Bahkan tidak tanggung-tanggung, rekan blogger Uli Hape sudah mempersiapkan dana untuk membeli 2 produk Vandrois X7 ini langsung di lokasi.

Dengan tersenyum, untuk mengurangi kekecewaan rekan-rekan blogger yang tidak bisa membeli produk Advand on the spot acara peluncuran--pihak Advan berjanji untuk memberikan keutamaan inden kepada rekan blogger yang hadir diacara ini.

Saya yang juga hadir diacara ini juga akhirnya ikut tersenyum. Bahkan makin lebar senyumnya ketika mendadak menjadi pemenang doorprice acara ini dan berhak mendapatkan hadian satu buah smartphone Advan S4+ yang dibungkus sampingnya tertulis :

"Diproduksi: PT Arga Mas Lestari - Semarang"

Ya, saya bangga dan tidak menyesal ditunjuk sebagai perwakilan blogger menandatangani dukungan blogger terhadap produk-produk nasional. Apalagi produksi dari kampung halaman sendiri, Semarang.

Semoga, produk Semarang ini benar-benar bisa menjadi kebanggan Indonesia sekaligus harga diri bangsa dimata industri smartphone dunia.

[Hazmi Srondol]

Video reportase acara:

 

[embed]https://www.youtube.com/watch?v=lfuDXhDkEgg[/embed]

 

Domain Blog dengan Nama Sendiri, "Personal Branding" atau ... ?

Posted on Jumat, 07 Agustus 2015 8 komentar

Jumat, 07 Agustus 2015

Seorang sahabat bertanya, "Orang-orang pada berbondong-bondong pake domain. Kok aku jadi merasa jadi blogger katro ya....keunggulan pake domain itu apa ya? Mohon pencerahannya dong :-)"

Ya, pertanyaan itu akhirnya muncul diberbagai status sahabat. Termasuk yang saya copy diatas. Pertanyaan yang sebenarnya merujuk pada pertanyaan: bagaimana urgenitas memakai nama sendiri untuk domain blog? Contohnya: www.hazmisrondol.com

Banyak jawaban yang muncul, dari sekedar teknis SEO (Search engine optimization) hingga yang sedang hits dibicarakan dalam 5 tahun terakhir ini, yaitu : personal branding.

Untuk SEO, memang ada benarnya. Setidaknya untuk para 'white' SEO yang memang khusus mengumpulkan tulisan pada satu/atau dua blog dan rajin update di blognya tersebut. Namun bagaimana dengan "black" SEO yang jagoan spamming dan copas dengan teknik tertentu yang mempunyai aplikasi editing copas agar tidak ter-detect google dan mampu meraup banyak hits untuk menggelembungkan pundi-pundi dollar di celengannya? Apakah memang perlu domain dengan namanya? :-)

Hmm... saya tidak bisa menjawabnya. Karena saya tidak bermain di ranah tersebut. Sekedar tahu dan paham algoritmanya saja. Saya mengakui, saya masih berada pada level blogger "ilham". Menulis berdasarkan 'wangsit' walau kadang menabrak pakem keyword atau aturan-aturan dasar LSI (Latent Syntax Index) tersebut. Kata "berbagi dan terus update" lebih besar mendominasi.

Nah, memang paling mendekati jawaban pertanyaan tersebut adalah perihal personal branding. Saya pun dulu sempat hampir mensetujui jawaban ini 100%. Namun sebelum ikut menjawab dengan jawaban serupa, mendadak ada telefon dari sahabat yang lain.

Kebetulan, pembicaraan mendadak membahas soal makna "personal branding" itu. Sahabat saya, mendadak bertanya: "mas, emangnya dalam Islam ada ajaran untuk membangun 'personal branding'?. Trus zaman nabi, mana yang lebih kuat popularitas dan brandingnya antara Abu Jahal dengan Nabi Muhammad?"

Saya tercekat. Kata-kata berhenti di tenggorokan.

Ya, saya serasa ditampar dan disadarkan oleh pertanyaan ini. Saya coba cek tetang personal branding dalam Islam. Tak satu pun saya temukan. Malah semakin mengerucut untuk menyampaikan "yang haq adalah haq. yang bathil adalah bathil". Apalagi sang sahabat juga menambahkan, "dalam personal branding, ada celah-celah kita mengelabuhi pembaca kita. Memberikan kesan palsu terhadap diri kita, mas. Apa enaknya jadi sosok palsu?".

Duh, makin mengerikan pertanyaannya.

Memang saya akui, saat bergabung di situs blog keroyokan Kompasiana--banyak sekali tulisan yang bergenre humor disana. bahkan saya sendiri sempat mengakui dan terbawa untuk menjaga apa yang dianggap "personal branding" tersebut.

Namun setelah mendadak bisa mendapatkan/menemukan kembali password akses email-email lama yang dahulu dipakai untuk akses blog lain di multiply, friendster, blogspot, forum atau milis-milis lain. Kesadaran semakin terbuka.

artikel tahun 2006

Saya menemukan notifikasi komentar atas artikel blog tahun 2006 di blog friendster. Juga ditemukan beberapa notif/reply lain dari artikel/milis lama tahun 1999 atau copy draft blog tahun 2000-an awal. Isinya ternyata tidak hanya humor atau video. Tetapi ada soal reportase lapangan, kisah persahabatan, cinta (ehem), politik bahkan catatan komentar atas peristiwa-peristiwa lampau seperti mudik atau kampanye gubernur zaman dahulu.

Lalu, tanpa mengurangi rasa bersyukur atas "Personal brand" yang telah disematkan semenjak bergabung di Kompasiana, saya memang akhirnya harus mengakui bahwa personal branding hanyalah satu tingkat diatas dari sekedar kerumunan blog dengan tulisan acak (random). Ada satu waktu bermanfaat, khususnya untuk mempermudah memperkenalkan diri kepada kawan-kawan satu komunitas.

Tetapi ada yang lebih tinggi lagi dari sekedar itu. Mungkin kata paling tepat menurut saya sekarang ini adalah : JATIDIRI.

Ya, membuat domain dengan nama sendiri adalah salah satu cara membentuk dan mencatat perjalanan hidup diri saat membentuk jatidiri. Identitas personal sebagai manusia yang lebih apa adanya. Tanpa perlu sok merendah untuk meninggikan mutu atau malah meninggikan dengan menutupi mutu sebenarnya. Istilah sekarang : pencitraan.

Nah, ada salah satu kisah yang menarik soal pentingnya domain sebagai jatidiri adalah saat saya menemukan sebuah meme di social media yang menyatakan bahwa mas Sandiaga Uno pernah di PHK dan lamarannya di tolak di 25 perusahaan.

11054284_838673432885049_6884572667676523968_n

Gambar 'meme' ini ternyata tidak sekedar menginspirasi, namun tetap saja muncul pertanyaan yang menanyakan ke absahan atau validitas statement ini. Tentu akan sulit bagi kita mencari berita yang membahas soal ini. Apalagi kejadiannya sekitar tahun 1998-an dimana berita mas Sandi di PHK dan belum menjadi "apa-apa" menarik pemberitaan media massa. Lalu, bagaimana mengkonfirmasi kebenaran berita ini?

Ternyata, jawabannya ada di artikel menyebutkan kejadian PHK dan penolakannya lamaran kerjanya. Kutipannya adalah sbb:

"Mungkin terlalu berlebihan kalau saya harus mengulangi cerita kembali, tentang status saya yang pernah kena PHK di Singapura akibat krisis ekonomi. Kondisi yang akhirnya memaksa saya dan keluarga kecil saya harus pulang dengan sisa uang minim disaku celana."

Dan jawaban ini hanya bisa kita temukan secara apa adanya di blog pribadi yang domainnya adalah nama asli yaitu: http://sandiaga-uno.com/persahabatan-dan-pekerjaan/

Blog pribadi yang menunjukan "jatidiri" sebenarnya dari mas Sandiaga Uno, sosok pebisnis ulung serta tahun 2015 ini merembah ke dunia politik dengan menjadi dewan pembina di salah satu partai politik terbesar di Indonesia, Partai Gerindra.

[Hazmi Srondol]

VIDEO: Reportase ADVAN intel VANDROID X7 - Bloggers Gathering 2015

Posted on Selasa, 04 Agustus 2015 Tidak ada komentar

Selasa, 04 Agustus 2015

Reportase ADVAN intel VANDROID X7 - Bloggers Gathering yang diadakan di Fairmont Ballroom, Senayan, Jakarta pada tanggal 3 Agustus 2015.

#AdvanX7UtkIndonesia

Link Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=lfuDXhDkEgg

[embed]https://www.youtube.com/watch?v=lfuDXhDkEgg[/embed]

 

PING!!!, Selamat Ulang Tahun BBM (Blackberry Messenger) ke 10

Posted on Minggu, 02 Agustus 2015 Tidak ada komentar

Minggu, 02 Agustus 2015


 

Tak terasa sudah 10 tahun aplikasi BBM (Blackberry Messenger) hadir di muka bumi. Semenjak 1 Agustus 2005, berapa kali aplikasi ini melakukan serangkaian perbaikan dan pengembangan kemampuan. Cukup beruntung menjadi salah satu pengguna awal smartphone cerdas ini karena kebetulan pertama kali hadir di Indonesia melalui operator dimana saya turut berkarya.

 

Walau pun dahulu sempat galau ketika dua kubu senior di kantor terbentuk, yang satu pro adanya smartphone ini dan yang satu menolak. Yang menolak memang tak banyak. Beberapa gelintir saja. Tetapi alasannya cukup membuat saya terganggu tidurnya karena menjadi polemik piliran.

 

Kata beliau, "Dengan BBM, kita akan dibuat berkerja 24 jam sehari. Bukan nine to five seperti biasanya".

 

Ya, saya mengakui beliau termasuk tipikal senior yang keukeuh adil membagi waktu kerja dan keluarga.

 

Namun apa daya, rekan-rekan sekantor dan mitra kerja sudah memakai semua dan mau tidak mau harus memilih. Toh akhirnya juga, konsep virtual office semakin mem-budaya di Indonesia. Batasan waktu kerja, sudah tak lagi menjadi sesuatu yang utama. Kontribusi ke perusahaan/team adalah "raja'-nya


Awalnya BBM paket BES terbeli. Walau pada kemudian hari beralih ke sistem BIS lalu hingga kini paket kuota internet biasa ketika BBM sudah ada Blackberry ID-nya.

 

Banyak cerita indah dan menyebalkan dengan aplikasi chat ini. Dari enaknya berbagi pesan, lengkap dengan emotikon dan auto text nya. Hingga keisengan berbagi pesan yang berupa gambar tangga. Terbayang repotnya menggerakan "bola" kursor kecil hingga kebawah hanya untuk mengikuti keisengan ini.

 

Kekesalan dengan aplikasi ini tentu jka mendadak server RIM ngadat. Pernah janjian menjemput kawan bubar jalan gegara pesan sampai telat ber-jam-jam. Sampai pegel di "ping' tak juga berpengaruh.

 

Sempat pula malas memakai BBM ketika era BC (Broadcast) mulai marak oleh anak-anak alay. mereka saling promote PIN temennya hanya agar kontaknya penuh. Lha ini kok disalahgunakan menjadi sejenis social media yaaa?

 

Namun, tak lama 'mutung' akhirnya kembali lagi ke pelukan BBM.

 

Betapa harus mengakui, BBM telah menjadi sejenis 'pasar digital' untuk para ibu-ibu untuk menambah pendapatan keluarga dari rumah. Saya juga cukup terbantu dengan menjadi investor ke istri di rumah yang juga membuka lapak dagangan lewat aplikasi ini.

 

Paling utama, saya dengar bisikan--jika setiap pesan akan otomatis di delete server RIM pada detik ke tujuh ketika usai dibaca. Keamanan sangat tinggi. Cocok bagi saya yang sangat berhati-hati berbagi informasi.


Hanya saja, pesan tersebut akan tetap berada di ponsel kita, selama memang memorinya cukup dan tak terdelete oleh kita sendiri.



 

Kurang lebih begitu, happy anniversary BBM 10th.... Keep on PING!!!, bro !




[Hazmi Srondol]
Don't Miss