Responsive Ad Slot

Latest

Sports

Gossip

Covered

Begini Cara Melawan Tim Cyber HOAX Buatan Jambaner

Selasa, 18 April 2017


Oleh: Hazmi Srondol

Semalam saya sedikit kaget saat salah satu Jambaner akut komentar disalah satu status facebook. Kesan komentaranya masih sama, menganggap pendapat, informasi dan opini dari saya atau semua kubu Prabowo dan AniesSandi adalah hoax.

Padahal jelas-jelas sumber hoax dari mereka sendiri. Pilpres 2014 dan Pilkada DKI 2017 adalah bukti-bukti nyatanya.  Nah, Lucunya--mereka pula yang menginisiasi adanya gerakan anti hoax.

Entah memang karena kebodohannya, ketidaktahuannya atau memang ia memaksakan diri untuk untuk terus membela junjungannya walau sudah jelas-jelas salah (kadung) dukung dan akan kalah di Pilkada DKI 2017 besok.

Ok, saya akan coba jelaskan bagaimana teknis pabrik hoax mereka berkerja di paparan kali ini. Silahkan luangkan waktu sejenak, agak panjang soalnya dan boleh sambil menonton/mendengarkan video "BENANG MERAH TV ONE - SIASAT PENYEBAR INFO SESAT (24/11/2016)" yang saya unggah beserta tulisan ini.





Begini, sebagai salah satu penulis (blogger) saya pernah khawatir dengan perkembangan dunia blogging selama ini. Kebetulan, saya berkerja di dunia telekomunikasi dan internet--lebih lama dari platform blogging dan social media itu lahir.

Kekhawatiran saya saat itu, ada sebuah "algoritma" dari sistem blogging dan SEO nya yang akan menjadi sejenis alat "perception injection" kelas bom atom apabila digabungkan dengan teknik internet marketers dengan support biaya yang besar.

Ketakutan saya ini pun terbukti, yaitu saat akun facebook pribadi saya yang dahulu bernama "Hazmi Srondol" mendadak mati selama 2 minggu saat jelang Pilpres 2014. Ini pertanda aksi RAS (report as spam) dengan BOT engine ala anak-anak IM sudah berkerja di kubu sebelah. Ini juga terjadi pada akun-akun kontra tokoh branding. Kubu mereka sih aman-aman saja, bahkan mungkin sedang tertawa-tawa.

Sehingga saat itu, saya harus repot-repot membuat pages (halaman) khusus untuk menjaga nama "srondol" yang belasan tahun saya bangun. Karena saya paham, ketika verifikasi ulang--pasti facebook hanya akan menampilkan nama akun sesuai nama asli sesuai ID.

Dari situlah, sebagai blogger-- saya yang selama ini lebih banyak (70%) membuat konten baik tulisan atau video, 15% SEO dan 15% sisanya baru mempelajari Internet Marketing (IM), harus merubah konsep. Setidaknya 50:50 atau dalam bidang politik 60% lebih banyak di IM. Tidak ada pilihan lain, hanya inilah cara menjaga bangsa dan negara ini dari potensi bahaya hadirnya pemimpin produk manipulasi branding media saja. Bukan kemampuan dan keahliannya yang nyata.

Nah pertanyaan dasarnya, bagaimana konsep manipulasi branding ini berkerja dan bagaimana menangkalnya?

Pertama-tama, harus dipahami bahwa di era digital ini--telah muncul istilah GEN X dan GEN Y.

GEN X adalah generasi era industri, berumur antara 36 keatas. Generasi ini lahir dan dibesarkan dengan asupan informasi berupa alat fisik seperti koran, spanduk, selebaran kertas dan sejenisnya. Menurut data BPS terakhir, untuk DKI Jakarta-- terdapat 42% penduduknya adalah GEN X dalam daftar DPT-nya.

Sedangkan GEN Y adalah generasi berusia 17 sd 35 tahun, generasi yang dibesarkan oleh asupan informasi elektronik. Dari TV, radio, internet dan turunannya seperti media digital seperti website, blog, online games, chat dan social media. Komposisi generasi ini di DPT DKI 2017 adalah 58%.

Bagaimana dengan GEN Z? Apakah ada? Ada! Generasi ini adalah generasi usia 1 sd 16 tahun. Generasi robotik. Generasi yang bisa membuat GEN X seperti saya ini terkagum-kagum. Bayangkan saja, board robotik Arduino yang di era saya adalah mainan para mahasiswa teknik menjelang wisuda, di generasi ini seperti sekedar permainan balap Tamiya rakitan saja. Bahkan saya pernah mendengarkan percakapan anak saya dengan kawan-kawannnya perihal robot Meccanoid yang di setting dengan LIM programing. Ckckck...

Kembali ke soal GEN X dan GEN Y-- bayangkan saja, jika dalam sistem demokrasi one man one vote ini, jika mampu meraup dukungan 50% dari GEN X melalui sistem kampanye konvensional dan 75% suara GEN Y. Anda tinggal menunggu pelantikan saja. Apalagi biaya kampanye digital untuk GEN Y tidak sampai 30% dari biaya kampanye konvensional.

Pertanyaan kawan-kawan lagi, apa manfaat dan fungsi penguasaan teknik gabungan Blogging, SEO dan IM ini? Teknik yang sekarang saya sebut "Cyber Media Engineering" (CME) atau rekayasa media siber.

Dari yang saya pelajari, perhatikan dan perdalam teknik CME yang dilakukan oleh kubu sebelah, penguasaan CME menghasilkan dan bertujuan untuk tiga hal pokok:

A. Manipulasi Branding
B. Pemenangan Opini
C. Legitimasi

Penjelasannya sebagai berikut, merujuk pada statement "mistery guest" (MG) acara Benang Merah TVone:

A.MANIPULASI BRANDING

Dengan sistem CME ini, sosok yang kita ambil saja contohnya orang gila jalanan bisa dibuat seakan-akan malaikat. Dalam acara tersebut, sang MG menyebutkan bahwa tugas tim mereka adalah bagaimana membuat "CACING JADI NAGA dan NAGA MENJADI CACING". Bisa loh, orang gila dibuat lebih hebat daripada profesor hanya dengan memenagkan opini bahwa orang gila yang bisa memanjat pohon kelapa lebig hebat daripada profesor yang mungkin seumur hidup belum pernah memanjat pohon tersebut.

Penjabaran lain silahkan olah sendiri. Sekalian cek siapa dan seberapa banyak sosok tenar dadakan lain di era socmed ini.

B. PEMENANGAN OPINI

Kembali sang MG menjelaskan bahwa dengan memenangkan opini, ia bisa melakukan tiga aksi yaitu:

- MENGABARKAN
- MENGABURKAN
- MENGUBURKAN

Ketiga aksi inilah yang pantas disebut sebagai HOAX. Dan siapa yang memulai HOAX ini? Mereka! Bukan saya atau kubu kita. Mereka saja mengaku kok bahwa isyu Aksi 212 adalah aksi bayaran. Silahkan simak baik-baik videonya.

C. LEGITIMASI

Nah inilah yang paling berbahaya. Dengan penguasaan CME, kecurangan Pilpres atau Pilkada secara masive akan mereka tutupi. Bahkan akan membanjiri ranah digital dengan konten-konten baik artikel, infografis atau video pelintiran. Bahasa kerennya "spin content". Jangan heran saat itu banyak sekali hasil quick count abal-abal dengan sistem teknis survey yang diluar kaidah dan pakem yang begitu gencar diedarkan.

Kemudian, untuk mampu menghasilkan 3 pokok ini, dari riset, penelitian dan pembuktian teknis saya selama ini-- ada dua pokok target pendek yang harus mereka capai. Yaitu :

- TRENDING TOPIC

Trending topic adalah sebuah pola algoritma perhitungan volume lalu lintas data kata kunci (keyword) dan tagging yang digunakan sebagai pencarian (keyword) di mesin pencari (google) maupun sebagai konten itu sendiri (#hashtag).

Semakin banyak orang memakai menggunakan kata kunci (keyword) maupun hastag tersebut dalam satuan waktu, maka kata kunci tersebut akan menjadi trending topic.

- VIRAL

Viral adalah mekanisme penyebaran informasi yang terjadi terus menerus diberbagai kanal. Sebuah viral bisa terjadi dalam hitungan jam. Namun bisa pula terjadi dalam kurun waktu seminggu atau sebulan. Kalau bingung memahami basa teknisnya, VIRAL boleh juga disebut VIRus digiAL. Konsep penyebaran virus inilah yg menjadi acuan teknisnya.

Lalu, muncul pertanyaan lagi. Memangnya Trending Topic dan Viral bisa dibikin-bikin? Bisalah. Mesin pencarian Google dan social media baik Facebook, Twitter dan lainnya adalah buatan manusia. Bergerak dengan sistem algoritma tertentu. Dan seperti halnya sistem/algoritma buatan manusia lainnya, semua bisa DIAKALI ! DIMANIPULASI.

Nah, untuk bisa melakukan aksi akal-akalan dan manipulasi tersebut-- kita deteksi ada 3  tim utama yang didalamnya terdapat 7 lapis tim untuk melakukan hal tersebut:

TIM PEMBUAT KONTEN (Content Creator)

Tim ini dibagi menjadi 2 tim yaitu:

1. Think thank, yang bertugas membuat kata kunci atau poin utama informasi yang akan dibuat oleh tim pembuat konten. Contohnya, dalam riset keyword-- banyak pengguna socmed dan pencari informasi sedang mencari kata "merakyat", maka tim ini menyodorkan kata ini dalam berbagai jenis konten.

2. Tim Pembuat Konten, tim inilah yang akan mengembangkan satu kata utama "merakyat" dalam berbagai versi. Contohnya, media mainstream baik koran atau TV akan membuat berita tentang butuhnya presiden yang merakyat, lembaga survey akan membuat rilis survey capres paling merakyat, blogger akan membuat tulisan soal Hazmi Srondol, eh, capres merakyat baik di blog pribadi atau blog keroyokan (UGC/User Generated Content), youtuber akan membuat video tentang capres merakyat. Soal biaya tim media ini, hitung sendiri.

3. Tim Buzzer dan Troller, buzzer socmed akan  membagi konten dari media, link youtube atau blog yg bahas soal capres merakyat. Endorser akan merujukan si capres merakyat. Troller akan mengkomen status atau artikel dari akun/media/blogger perlawanan dengan komen asal njeplak bahkan memaki-maki.

Kesan merakyat doang sih. Soal kebijakan yang nggak merakyat, menaikan harga BBM, Listrik dan gas 3Kg yang membuat rakyat tercekik lehernya akibat imbasnya, sebodo amat. yang penting kesannya merakyat. Toh mereka fikir, sistem CME akan selamanya melindungi ke-HOAX-an mereka.

Kira-kira berapa biaya artis yang men-endorse si calon ini? Hitung lagi sendiri :D

TIM PENGEDAR KONTEN (Boosting Content)

Tim ini dibagi menjadi 3 tim, yaitu:

4. TIM ADS (IKLAN), inilah tim yang bakal memperkaya facebook dan google. Mereka mesti menggelontorkan rupiah/dollar untuk membagi dan mempublikasikan semua konten (artikel, video, infografis) lewat iklan facebook dan google adsense. Jika untuk harga share 1 konten 50 rupiah saja ke 7 juta akun facebook warga Jakarta, setidaknya butuh modal 350 juta. itu baru satu konten, bagaimana jika sehari 3 konten selama sebulan? Hitung lagi sendiri. Itu belum termasuk di google loh yah?

5. TIM SEO, tim inilah yang melakukan penguatan konten. Melakukan perubahan 10 daftar artikel pertama dihalaman awal google (pages one) sesuai keinginan pemesannya. Bahkan pada saaat mengetik satu kata saja, muncul search sugestion di kotak pencarian google dan di manipulasi agar sesuai keinginan mereka saja.

Masih ingat keyword "ANU BERSIH KARENA XXXX?" yang ramai dulu? Nah, itu hasil otak atik tim SEO ini.

6. KANAL NETWORK, Tim inilah yang kadang membuat kita terkaget-kaget. Tugas mereka memang memaksa akun facebook kita masuk ke dalam fanspage atau grup-grup yang tidak kita kehendaki. Ada yang memakai cara berbayar via iklan facebook, ada yang menyeret paksa melalui script berdasarkan geotagging atau manual dengan pura pura menjadi teman lalu menyeret kita di grup mereka. Tujuannya sederhana, mereka bisa sepuasnya membagi informasi mereka di grup/laman tersebut. Kan mereka adminnya. Hahaha...

TIM SABOTASE

7. Tim ini lah yang paling menyebalkan. Tugasnya mematikan atau men-suspen akun akun FB kita. Akun pribadi saya pun salah satu korbannya. Untuk bisa dibalikin walau mesti menghadap ke kantor pemilik socmed tersebut. Cara mereka sebenarnya simple, cukup me RAS (report as spam) dengan ribuan akun palsu. Dalam acara Benang Merah TVOne itu pun, MG tidak membantah ketika saya menyodorkan data adanya 30 ribu akun zombie milik mereka, plus 125 ribu akun zombie lainnya. Gilak, yah?

Kalau yang penasaran dengan daftar akun-akun zombie ini, saya punya datanya. Akan saya kirim bagi yang benar-benar ingin tahu dan satu kubu. Data akan saya kirim lewat WA saja. Karena lewat WA, saya bisa monitor lokasi pemilik nomer seluler tersebut lewat data HLR (home location registered) dan BTS tempatnya nya berada.

Bahkan bukan hanya itu, situs/blog kita pun akan dimatikan jika berseberangan dengan keinginan mereka. Tidak perduli situs berbayar (hosting) atau gretongan (blogspot, wordpress). Teknisnya ada beberapa macam. Paling sederhana adalah DDOS.

Kalau di UGC seperti komposiana, blogdetak atau indonesianu, mah, cara mainnya beda. Komen nyinyir dan buat artikel fitnah dengan akun palsu. Teori tulisan dibalas tulisan tidak bisa terjadi. Kalau pun terjadi, kebanyakan lawannya akun palsu (tidak terverifikasi). Entah sekarang yah, saya sudah lama tidak mampir lagi ke situs-situs seperti ini. Lebih suka menulis di laman facebook atau blog pribadi.

Kurang lebih begitulah pola mereka. Nah, apakah kita menyerah? Takut?

Iya deh, ngaku. Memang saya sempat khawatir tingkat akut. Sedikit depresi menghadapi sistem CME mereka ini. Namun benar kata Prabowo Subianto, beliau sering mengatakan bahwa orang bisa berbohong dalam satu (jangka) waktu, namun tidak bisa berbohong di seluruh waktu.

Bahasa gaulnya, kebohongan itu ada kadaluarsa-nya. Ada expired date-nya. Dan sekaranglah waktunya!

Secanggih-canggihnya sistem manupulasi, tetap saja dibalik layar ponsel dan komputer-- tetap lebih banyak manusia-manusia asli yang mengendalikannya. Manusia yang punya jasad kasar (fisik) dan jasad halus (roh).

Dalam roh inilah, Allah menunjukan KuasaNYA. Dibukalah aib tokoh populis palsu itu. Entah bagaimana caranya, keceplosanlah isi dan relung hati terdalamnya terhadap ayat Allah, kebenciannya kepada ulama dan ayat Al Maidah 51. Tersebar pula lewat teknologi yang dimilikinya sendiri. Video!

Allah menggerakkan hati-hati ini. Mendadak jutaan akun muncul aktif melawan. Lewat aksi nyata 411, 212 dan seterusnya. Bahkan paling fenomenal adalah munculnya pasukan cyber gotong royong, yang memakai semangat kisah semut di zaman nabi Ibrahim AS yang dalam tulisan ini saya menyebutnya Alumni212.

Mendadak, HILANG RASA TAKUT!

Alumni 212 lah yang kini secara natural menguasai pendulum opini socmed dan google. Jumlah realnya jauh melampaui gabungan akun zombie, akun palsu bahkan akun asli mereka. Dari merekalah, kini sudah terdapat vaksin dan anti virus terhadap opini dan tokoh populer palsu.

Dan beginilah garis besar teknis cara melawan 7 tim mereka:

1. Melawan tim think thank (riset keyword):

Teruslah mengelorakan keyword lama yang masih sesuai fakta terkini. Seperti bahaya reklamasi, derita penggusuran, mulut jamban serta penistaan agama dan lain sebagainya.

Untuk melawan keyword issue baru sebagai pelintiran atau pemutar balikan fakta (spin konten), pakai jurus TONGKAT NABI MUSA. Anggap saja mereka akan mengeluarkan issue bahwa pulau reklamasi itu baik untuk warga Jakarta, maka issue tersebut adalah "ular kecil" penyihir Fir'aun.

Pakai saja kata kunci serupa, reklamasi, dan bantah dengan argumen berdasarkan penilaian ahli lingkungan seperti Wahli atau Greenpeace. Dengan jumlah massa yang besar dan real, pemutar balikan fakta ini akan mudah dimatikan. Seperti tongkat nabi Musa AS yang menjadi ular besar yang memakan ular-ular kecil ini. Insya Allah.

2. Melawan Tim Konten:

Untuk konten berupa artikel media mainstream, keroyoklah kolom komentar yang bisa menggunakan akun facebook dengan komentar yang isinya berlawanan/terbalik dari misi mereka. Contohnya: Media D menulis berita "Pulau Reklamasi untuk nelayan dan pribumi Jakarta", isi kolom komentar dengan fakta iklan property pulau reklamasi sudah beredar di RRC.

Hal ini juga berlaku untuk konten-konten ngawur di halaman fanspage facebook.

Untuk konten infografis, lawan dengan meme tandingan. Saya perhatikan, alumni 212 ini sangat canggih membuat infografis tandingan. Saking banyaknya massa, bentuknya macam-macam dan unik. Bahkan yang tidak bisa membuat meme pun sangat sukarela berbagi di status atau jejaring digitalnya.

Untuk video Youtube, jika ada fitnahan-- share linknya inbox tertutup dan report as spam video tersebut agar dihapus oleh Youtube. Insya Allah, jumlah jutaan akun alumni 212 cukup untuk melakukan jihad digital ini.

4. Melawan Tim Buzzer atau troller: jangan buka link konten yang mereka sebarkan. Jika teman asli, unfollow agar tidak muncul share berita mereka. Jika teman tersebut sangat menyebalkan atau bukan teman asli, sudah delete atau blokir saja. Ada jutaan teman sehati dan sevisi yang baru. Buat apa juga mempertahankan pertemanan jika teman tersebut teman palsu yang jika kita pertahankan akan membawa kita tersesat dunia akhirat.

Oh ya, jika mendadak ada yang komen di status kita dari akun tidak kenal-- sudah, blokir langsung. Kalau bingung teknisnya, tanya teman terdekat yang lebih paham. Jangan ladeni debat, tugas kita berbagi info kebenaran. Bisa jadi akun slonong boy tersebut adalah akun zombie.

Teman asli, kalau berbeda-- biasanya lebih baik diam atau diskusi di belakang layar.

4. Melawan Tim Ads (iklan): jika mendadak di beranda akun socmed kita muncul artikel pro bani serbet, jika situs-- masuk ke websitenya dan komentari terbalik, sama juga dengan halaman FB. Jika tidak berupa konten, jangan lupa klik report bahwa kita tidak menginginkan konten ini muncul di beranda socmed kita.

5. Melawan Tim SEO: untuk hal ini saya lihat secara natural sohib Alumni 212 sudah menjalankan teknik ANTI SEO. Alhamdulillah, mereka jarang menyebut nama asli si Jamban. Selalu menggunakan panggilan samaran seperti antek reklamasi, si kutil, taiker, bani serbet, bos kresek merah dan lain sebagainya. Teknik sederhana ini jelas sangat mendegradasi popularitas dan jumlah volume kata si jamban di dalam mesin pencarian google tanpa mengurangi esensi arah sosok yang dituju.

Lanjutkan, Kawan!

6. Melawan Kanal Network: cek daftar grup dan halaman (pages) facabook kita. Jika mendadak kita masuk ke grup atau laman yang tidak kita kenal atau merasa masuk secara sukarela ke grup tersebut, segera keluar.

Namun, jika ternyata grup tersebut sudah menjadi grup Zombie karena akun adminnya mati-- share link berita pro 212 sebanyak-banyaknya di grup tersebut. Ben kapok!

7. Melawan tim Sabotase: Untuk facebook, jika akun kita sering mendadak suspend, buat akun cadangan. Untuk yang sering membuat status panjang lebih dari 400 kata, saya sarankan buat halaman (pages) facebook untuk berbagi opininya. Memang masih ada kemungkinan diserang, namun setidaknya lebih aman.

Cara lainnya adalah kita sabotase balik, RAS akun-akun zombie tersebut dan situs abal-abal mereka. Saya rasa, banyak amumni 212 yang mempunyai kemampuan serbu ini. Hanya saja, memang persoalan dasarnya adalah dana. Karena butuh resource tools dan server yang besar. Kalau tidak ada, kembali ke cara sebelumnya.

Kurang lebih, itu masukan dari saya. Silahkan rekan-rekan alumni membuat grup tertutup untuk menambahkan dan berbagi tips and trick melawan tim CME kotak-kotak ini.

Selamat berjuang dan berkerjasama, sudah saatnya semua kepalsuan ini dihentikan. Rebut Jakarta, Selamatkan Indonesia. Sejarah menanti jawabmu!

Salam Indonesia Raya,

MERDEKA!

Tidak ada komentar

Don't Miss