Responsive Ad Slot

Latest

Sports

Gossip

Covered

Indomie Meminta Maaf, "Kompensasi" Lebih dari 200 Milyar

Posted on Kamis, 28 Februari 2013 Tidak ada komentar

Kamis, 28 Februari 2013

“…akhirnya aku malah jadi sadar, tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Semua sudah dalam skenario-Nya…”

Begitulah kurang lebih cuplikan bait yang tertulis dalam salah satu bab di novel komedi “Srondol Gayus ke Italy” perdanaku. Bait yang kini mendadak muncul kembali setelah kejadian antara saya dengan LOWE dan INDOMIE.

Jepretan Layar 2015-08-07 pada 11.49.58

Ya, setelah kemunculan artikel curhatku sebelumnya yang di sertai respon dan dukungan para sahabat baik penulis, jurnalis, blogger hingga netizen pengguna social media—akhirnya muncul telefon dari mbak Joyang mewakili CEO LOWE dari Singapore untuk meminta maaf atas kejadian yang sudah terjadi.  Permintaan maaf yang di sertai tindak lanjut untuk bertemu secara langsung—pertemuan yang akan menyertakan pihak INDOFOOD sesuai permintaanku.

Sungguh, aku tidak menyangka ketika di depan mata dan kepalaku sendiri—Mbak Jo, pak Stefanus Indrayana (GM Corporate Communication – Indofood) dan pak Mustofa dari segment produk Indomie mengaturkan permohonan maaf baik secara pribadi ataupun corporate kepada saya. Saya yang hanya seorang penulis dan blogger ini.

Sungguh saya tak mampu menahan haru, antara terbayang tiga dus Indomie yang nonggol di depan pintu laundry kiloan istriku hingga rasa plong dan bahagia campur menjadi satu.

Sudah kucoba membendung air mata ini, tapi sungguh—ini bukan sandiwara film India. Jebol bendungan kecil di pelupuk mataku, aku menangis. Menangis yang kata almarhumah Ibuku dulu—pantang untuk lelaki kecuali pada dua hal yaitu ketika di hadapkan pada sesuatu yang sangat duka atau sebaliknya, yaitu pada saat-saat paling membahagiakan.

Ya, aku memaafkan Indomie dan Lowe, walau tetap saja kejadian ini tidak bisa aku lupakan karena merupakan bagian dari perjalanan hidupku sendiri.

Aku tahu, beberapa sahabat mempertanyaakan begitu mudahnya aku memberi maaf kepada mereka setelah penghinaan dan penistaan kepada penulis yang dilakukannya. Kok nggak sampai gebrak meja atau cegat di pojokan gang sambil bawa golok ngumpet di gapura. Bahkan beberapa sahabat yang menguasai masalah hukum banyak memberi masukan soal denda dan hukuman pidana serta perdata perihal pemotongan esensi cerita yang bisa mencapai milyaran jumlahnya.

13620522081594382937



Ya ya ya, memang itu sangat menggiurkan. Pasti bisalah untuk membeli ‘ferarri’ berwarna merah testarossa. Namun, ada hal lain yang menjadi pertimbangan. Selain hasil diskusi dengan istri dan anak-anak di rumah—tentu kita ingat sebuah film yang membahas soal pencurian karya cipta yang berjudul “Flash of Genius”.

Film yang berdasarkan kisah nyata ketika seorang professor teknik bernama Robert Kearns yang menemukan system pengaturan waktu sapuan wiper kaca mobil pada tahun 1950-an, temuan yang disabot oleh pihak corporate Ford dan dicaplok kepemilikan hak ciptanya secara semena-mena. Singkat cerita, pak Robert ini hanya meminta permintaan maaf dari pihak Ford namun hasil nya sidangnya--pihak Ford lebih memilih membayar denda 18,7 juta USD atau sekitar 180 milyar rupiah dan dinyatakan ‘sekedar’ pelanggaran yang dilakukan tanpa sengaja daripada harus meminta maaf kepada penemu aslinya.

Dan hari itu (27/2/2013), Indomie dan Lowe melakukan hal yang terbalik. Tak perlulah saya mesti menunggu persidangan hingga belasan tahun, tak perlu sampai ditinggalkan istri dan anak-anaknya dan tak perlu sampai masuk ke rumah sakit jiwa karena dianggap depresi karena obsesi seperti kisah film diatas. Saya cukup menuliskan curhat dan permintaan maaf pun datang tanpa kerumitan. Jikalau dibandingkan masalah pak Robert, bolehlah apa yang saya dapatkan ‘bernilai’ lebih dari 200 milyar rupiah. Dan bagi kami sekeluarga, sudah sangat cukup dan kami anggap masalah sudah selesai.

Perilhal jika nanti pihak Lowe atau Indomie akan memberikan kompensasi atas tulisanku yang dipakai untuk kampanye terdahulu. Kami tidak berharap banyak. Apapun yang diberikan, kami terima. Termasuk jika memang semangkuk Indomie rebus pakai telur adalah nilai yang sepantasnya. Kami tidak berani meminta terlalu berlebih. Saya menurut apa yang dikatakan pak Stefanus Indrayana—biarlah ‘hati nurani’ yang bicara soal angkanya.

1362068569341889506

tweet dr LOWE


 

Kami takut, jika menuntut berlebihan di luar kewajaran--ini malah menjadi bagian dari pemerasan. Sedangkan apalah jadinya anak-anak kami kelak jika apa yang kami dapatkan dari hasil pemberian yang tidak iklas dan terpaksa. Percuma banyak duit, tapi anak-anak menjadi sosok bandel, susah diatur atau bahkan menjadi pemakai narkoba… kayak artis siapa tuh? Saya kok mendadak lupa…

Dan sekarang, dengan hati yang sudah lega dan plong ini. Semangat menulis yang sempat pudar seakan bangkit kembali. Banyak hutang pribadi yang harus segera di selesaikan. Dari memasarkan ulang novel pertama, menerbitkan buku lanjutan, membesarkan media humor Srondolnews.com, membuat shortmovie, mewujudkan Assosiasi Blogger Reporter Indonesia serta berbagai macam kegiatan di digital media sudah menunggu.

Semoga dengan hilangnya beban perasaan ini, semua langkah menjadi ringan dan Tuhan membuka pintu dan jalan-Nya untuk mempermudah langkah ini kedepan. Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan. Dari tetap berusaha setulus merpati namun mesti belajar cerdik seperti ular. Jangan sanpai kebaikan tanpa kepintaran malah membuat kita jadi sosok yang salah dimanfaatkan.

Benar kata pak Indra saat usai bermaafan dan berpelukan, “Tak ada yang yang kebetulan dalam kejadian ini. Semua sudah dalam skenarioNya”. Statement yang mendadak menjadi sindiran ke diri sendiri untuk tetap konsisten dan bertanggung jawab atas apa yang yang sudah kutuliskan, baik di buku maupun lainnya.

Ya, aku merasa sangat beruntung, dibanding kawan-kawan penulis yang lain—saya bisa bertemu langsung dengan sosok-sosok hebat dibelakang produk yang sudah mewarnai kehidupan kita sehari hari. Dari hiburan iklan hingga makanan yang sudah menjadi sahabat kita sehari-hari—Indomie.

Tak lupa di penutup artikel ini, buat nama-nama yang tersebutkan dalam tulisan terdahulu, baik terlibat langsung maupun sekedar terkna loop email seperti mbak Hanna Wihodo, mbak Henny Sihombing, mbak Fiki Karina, mbak Wina Andriana dan mas Wawa Suwanto saya haturkan permohonan maaf dan terima kasih. Karena tanpa mbak dan mas semua, tentu saya akan lama diam dan mangkrak di satu kelas...

Dan semua yang terjadi sekarang menjadi tambahan pelajaran buat kita semua bahwa korporat, agency, penulis, blogger dan jurnalis,  bukan musuh yang saling berhadapan, namun adalah mitra untuk kesuksesan bersama.

Jikalau ada waktu, sudilah kita ketemu dan ngobrol-ngobrol. Insya Alloh saya yang traktir, walau traktirnya cuman semangkuk Indomie rebus yang lezat lo yaaa… hehehe.

Salam hangat dan jabat erat,

HAZMI SRONDOL

Penulis – Blogger

…………….

Artikel terkait:

1. "Sesuatu" yang Haram dari Indomie:

http://www.hazmisrondol.com/sesuatu-yang-haram-dari-indomie/

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/02/20/sesuatu-yang-haram-dari-indomie-530412.html

2. Part 9 Novel Srondol Gayus ke Italy : http://hiburan.kompasiana.com/humor/2010/03/30/srondol-ke-italy-9-tragedi-toilet-umum-106614.html

Andrea Hirata dan Saatnya Balas Tulisan Dengan Tulisan

Posted on Sabtu, 23 Februari 2013 Tidak ada komentar

Sabtu, 23 Februari 2013

Entah kenapa, simpati saya atas ANDREA HIRATA--seorang penulis buku yang sama-sama pernah bekerja di perusahaan telekomunikasi, berada pada titik nadir.

Berbagai macam alasan muncul, salah satu alasannya adalah bagaimana dia membuat dikotomi antara ‘penulis’ dan ‘blogger’. Padahal dalam dunia blogging itu sendiri—selain para jurnalis, blogger sendiri juga banyak yang berbasis penulis buku atau calon penulis buku. Lebih anehnya lagi, dengan latar belakang pekerjaan lama di dunia telekomunikasi, masa sih tidak tahu jika weblog adalah sebuah tempat atau wadah baru 'menitipkan' tulisan di dunia internet yang kian maju?

Bahkan wartawan jaman sekarang, banyak yang ‘menolak’ disebut kuli tinta dan lebih suka disebut kuli BB (blackberry) karena faktanya memang benda dari Canada ini yang lebih banyak dipakai untuk mencatatkan bahan reportasenya di bandingkan pena atau pulpen seperti zaman terdahulu.

Sedangkan alasan kedua, prinsip standar tulisan di balas tulisan yang lazim di lakukan oleh mereka yang mengaku ‘penulis’ tidak dilakukannya. Padahal jika memang ia penulis novel yang (konon) laris manis tanjung kimpul—rasanya mudah sekali membuat tulisan balasan. Apalagi (konon lagi) ia mempunyai banyak data yang bisa mematahkan tulisan sang ‘blogger’ tersebut.

Byuh, sudah—capek juga menulis dengan banyak sekali tanda kutip seperti diatas.

Sekarang mendingan saya sedikit berbagi kisah tentang kejadian tulisan yang di balas dengan tulisan. Kisah yang terjadi sekitar bulan Desember tahun 2011 di Kompasiana ini. Saat itu, saya terkaget dengan naiknya Headline di Kompasiana dengan judul Laundry, Ancaman Pencemaran yang Dininabobokan oleh Kebersihan, Kelembutan dan Wewangian tulisan mas Dhanang Dhave.

Sontak saya terperangah dan sedikit panik. Maklum, di kawasan Bekasi—mungkin laundry kiloan yang dibuat istriku termasuk angkatan pertama yang memulainya. Muncul kekhawatiran besar, tulisan headlines ini akan merusak citra usaha yang dirintis istriku. Sempat membalas komen, tapi mengingat gawatnya nama besar dan Kompasiana dalam mesin penjelajah Google mau tidak mau sebagai suami yang (pengen) di cap baik oleh istrinya maka aku segera angat senjata... eh keyboard ding.

Lalu meluncurlah tulisan balasan Jawaban: Ancaman Bisnis Laundry Kiloan di hari dan tanggal yang sama.Hasilnya, bukan hanya tulisan dibalas tulisan namun HL dibalas HL. Kekhawatiranku berkurang, keseimbangan opini mulai terbentuk. Nafas pun menjadi melega.

1361603311389690581

HL dibalas HL


Setelah tulisan ini berbalas, tentu muncul pertanyaan: “bagaiamana hubungan kami (saya dan mas Dhanang) setelah berbalas tulisan?”

Memang, pastinya setelah kemunculan tulisan berbalas ini, sempat muncul perasaan yang tidak nyaman. Namun, nyatanya setelah kejadian itu—kami malah saling add pertemanan baik di Kompasiana, Facebook, twitter mau pun Istagram. Bahkan setelah itu, tak jarang kami saling jempol komen, foto bahkan saling jitak di socmed.

Kami sama-sama sadar dan mengerti. Yang kami lakukan hanyalah sekedar berbagi sudut pandang. Sudut pandang yang pastinya berbeda. Agak terasa menyerang jika malah tidak ada tulisan berbalas. Aku pun  juga makin tahu latar belakang tulisan mas Dhanang yang memang expertasinya di bidang Biologi—tak jauh dari kesehariannya mengajar kelas pascasarjana di sebuah kampus swasta di Salatiga. Dan aku yakin mas Dhanang juga mengerti latar belakang tulisanku yang ingin menyelamatkan salah satu pilar ekonomi keluarga rintisan istriku dengan sodoran data-data berbasis ilmu kimia dan entrepreneurship.

Sedangkan pertanyaan kedua soal siapa yang kalah dalam masalah ini, maka jawabannya adalah tidak ada yang kalah tapi yang pasti kami sama-sama menang! Saya merasa bertambah ilmu dan tahu wawasan temen-temen berlatar belakang Biologi. Belum lagi keuntungan tambahan saudara dan hiburan foto-foto cantik mas Dhanang di komunitas Kampretos dimana ternyata kemampuan dan karya mas Dhanang di dunia fotografi sungguh memikat.

Nah, kembali ke masalah Andrea Hirata. Rasanya sangat naif jika ‘sekedar’ tulisan yang sama-sama dari seorang penulis kok sampai di bawa ke meja hijau. Apa tidak lebih baik meniru langkah saya yang pernah mencoba membawa mas Dhanang ke meja makan. Meja makan Nasgorkam Kebon Sirih yang sangat terkenal itu. Ajakan yang belum terjawab karena mungkin ada alasan sederhana yaitu soal ongkos transport ke Jakarta dari Salatiga tidak sebanding dengan harga Nasgorkam campur Sate Kambingnya.

Ah…. Sudahlah, siapalah saya kok menyuruh-nyuruh orang sekaliber penulis 'best seller internasional' ini. Saya cuman mendadak ingat tagline iklan rokok mild jaman dulu.

Tua itu pasti jadi Dewasa itu pilihan.

[Hazmi Srondol]

"Sesuatu" yang Haram dari Indomie

Posted on Rabu, 20 Februari 2013 Tidak ada komentar

Rabu, 20 Februari 2013

Suatu malam, beberapa bulan setelah launching dan publikasi besar-besaran novel pertamaku berjudul "Srondol Gayus Ke Italy" ke berbagai media serta berselang beberapa bulan juga dari menjadi salah satu brand ambasador produk telekomunikasi bersama beberapa penulis lainnya masuk notifikasi email mengejutkan dari sebuah agency, bukan agency sembarangan tapi agency bertaraf internasional bernama LOWE & Partner.

Dengan mata yang sangat mengantuk sekali, dari layar blackberry yang mungil, kubaca isinya yang sepert ini:

................................................

From: "Wihodo, Hanna (JKT-LWW)" [Hanna.Wihodo@loweandpartners.com]

Date: Tue, 14 Jun 2011 22:49:13 -0500

To: hazmi.srondol@yahoo.com [hazmi.srondol@yahoo.com]

Cc: Sihombing, Henny (JKT-LWW) [Henny.Sihombing@loweandpartners.com]

Subject: Konfirmasi Persetujuan Penggunaan Cerita Indomie untuk Majalah Tempo (Sdr Hazmi)

Dear Sdr. Hazmi Srondol, Sebelumnya saya perkenalkan terlebih dahulu saya Hanna dari Lowe, sebagai agency dari Indomie, dimana Sdr. Hazmi telah berpartisipasi mengirimkan cerita pengalaman dengan Indomie. Karena cerita sdr menarik, maka kami berniat untuk mempublikasi cerita sdr di majalah Tempo. Dengan email ini kami meminta ijin kepada sdr selaku pemilik cerita apabila setuju untuk mempublikasikannya.

Apabila sdr setuju, kami mewakili Indomie mengucapkan terima kasih banyak dan sebagai tanda, kami telah menyiapkan sesuatu untuk sdr.  Untuk itu kami meminta data alamat lengkap (untuk keperluan pengiriman), beserta foto ukuran postcard. Sekian dan kami tunggu konfirmasinya dengan me-reply email ini.

Terima Kasih,

Hanna Wihodo Account Management 1st Fl, Victoria Bldg.

Jl. Sultan Hasanuddin Kav. 47-51 Jakarta 12160 INDONESIA Telp. +62 21 7254849 Ext. 9110

..................

Waaah, jujur saja walau selintas membacanya-terbersit rasa senang. Walau sebenarnya aku binggung, tulisan mana yang di maksud? Setahu aku aku TIDAK PERNAH  mengirimkan tulisan untuk lomba "CERITA INDOMIE" yang besar-besaran kampanyenya di bulan itu.

Apalagi Indomie menyebut akan memberikan 'sesuatu' yang dikirim kerumahku untuk tulisan yang akan di muat di majalah TEMPO. Aku berifikir, cuman disuruh nge-tweet oleh perusahaan telko saja 'sesuatu' nya sangat lumayan, bagaimana kalau tulisan di jadikann kampanye iklan?

Wah pasti jauuuuh lebih gede. Indomie gitu looh, perusahaan yang produknya sudah mendunia. Apalagi ingat Sahrini-artis yang memberikan tolak ukur soal hal atau benda yang bernilai besar atau tak terhingga adalah "sesuatu bangeeet!"...

Waaah, cleguk! Melintas di otakku sebuah mobil Ferarri berwarna merah testarosa parkir di depan garasi yang di hiasi pita-pita.

Hmmm... pasti anak, istri, tetangga, temen akan ikutan senang apalagi satu-satu boleh foto narsis dan diupload di akun facebook dan twitternya masing-masing.

Hiihihihi... Lalu dalam keadaan binggung bercampur aduk dengan rasa senang dan penasaran, ke esokan harinya  aku pun menanyakan soal tulisanku yang mana yang dianggap menarik oleh pihak LOWE dan INDOMIE itu.

..................

From: hazmi.srondol@yahoo.com [mailto:hazmi.srondol@yahoo.com]

Sent: Wednesday, June 15, 2011 10:53 AM

To: Wihodo, Hanna (JKT-LWW)

Subject: Re: Konfirmasi Persetujuan Penggunaan Cerita Indomie untuk MajalahTempo (Sdr Hazmi)

Ini cerita yg mana ya mas/mbak?

......................

Kembali malam harinya, pihak LOWE menjawab lagi.

.........................

From: "Wihodo, Hanna (JKT-LWW)" [Hanna.Wihodo@loweandpartners.com]

Date: Tue, 14 Jun 2011 23:02:18 -0500

To: hazmi.srondol@yahoo.com [hazmi.srondol@yahoo.com]

Subject: RE: Konfirmasi Persetujuan Penggunaan Cerita Indomie untuk MajalahTempo (Sdr Hazmi)

Pak Hazmi, Yang kami maksud adalah cerita dengan judul "Indomie Rebus Mas Kun".

Terima kasih, Hanna

........

Oalaaah, aku baru ingat. Tulisan yang maksud itu adalah tulisan lama yang kutulis tanggal 19 Februari 2010 di blog Kompasiana dengan judul "Indomie Rebus Mas Kun" (http://hiburan.kompasiana.com/humor/2010/02/19/indomie-rebus-mas-kun-77261.html) .

Tulisan yang merupakan jawaban sekaligus sambungan dari tulisan lama di blog Multiply sebelumnya yang berjudul serupa namun masih sangat kasar dan berupa bahan saja. Jika dalam blog di Multiply (http://h42mi.multiply.com/journal/item/2/Indomie-rebus-mas-Kun...) , aku mencatatkan rasa penasaran oleh olahan Indomie rebus mas Kun yang sangat luar biasa rasanya. Mas Kun yang kini sudah menjadi juragan kos-kosan. Hebat yah? Hehehe..

Padahal aku juga sering memakan Indomie rebus dari penjual atau pedagang lain-tapi rasanya biasa-biasa saja. Bahkan ada beberapa yang malah neg dimakan karena merebusnya terlalu 'medoq' atau 'mbededek' seperti karet gelang yang direndam minyak tanah.

Dan di Kompasiana, aku mencatatkan rahasia kelezatan makanan-yang kudapat dari ocehan istriku menasehati pembantunya soal cara memasak. Dimana saat memasak, bumbu dan bahan adalah nomer dua. Nomer satunya adalah 'berdoa' atau membaca bacaan Basmallah..

Dan sekali lagi, kata "sesuatu" yang akan dikirimkan ke rumah oleh perusahaan sebesar Indomie dan LOWE  seperti membiusku untuk mengaminkan kemauan mereka. Bius yang kemudian  lebih mengerikan dari Hipnotis yang sering di beritakan di berbagai media. Hipnotis yang akhirnya bukan hanya membuatku menyetujui, tetapi malah membuat ku mendadak menjadi 'aktif' membantunya kampanye mereka.

..............................

From: hazmi.srondol@yahoo.com [mailto:hazmi.srondol@yahoo.com]

Sent: Wednesday, June 15, 2011 11:47 AM

To: Wihodo, Hanna (JKT-LWW)

Subject: Re: Konfirmasi Persetujuan Penggunaan Cerita Indomie untukMajalahTempo (Sdr Hazmi)

Saya bersedia dan setuju dgn perminttan mbak. Cuman mohon dirapikan editorial nya ya mbak, trus jangan lupa di tulis nama saya :

Hazmi Srondol, Penulis Novel Komedi - Humor Cerdas Ala Kantor "SRONDOL GAYUS KE ITALY"

Alamat saya: Hazmi SRONDOL d/a Vila Mutiara ------blok X-/-- Rt/Rw: ---/--- ds.Karang Satria kec. Tambun Utara Kab. Bekasi 17510 Telp: 0816------ 021-3008----

..........................

Hehehhe, jangan marah ya. Untuk alamat dan nomer telpon ku aku edit. Khawatir nomerku di serbu SMS tawaran KTA dan kartu kredit. Tapi bagi yang berminat bersilaturahim ke rumah, monggo dengan tangan terbuka saya akan memberikan alamat dan nomer HP, kirim pesan saja lewat inbox email yaa...

Eh, jadi ngelantur. Kembali ke masalah. Setelah mengirimkan persetujuan, aku berharap akan ada email susulan yang mengajakku bertemu di kantor Indomie atau klien nya untuk menandatangani sejenis kontrak bermaterai yang lazim dilakukan oleh agency yang berhubungan denganku baik sebagai brand ambasador mau pun ghost writer.

Tapi, email yang lanjutan yang aku terima-berbeda. Malah email yang kuterima permintaan untuk mengirimkan foto. Ya repot banget, aku kan sedang meeting di kantor. Dan tanggung jawabku ke perusahaan tempatku mengabdi sehari-hari harus lebih besar konsentrasinya. Dan mulailah aku sedikit kesal dan aku minta mereka mencari sendiri foto di Facebook ku saja. Tapi, kembali kata 'sesuatu' membuatku turun tensinya.

Ingat kata Sahrini dan ingat Ferarri... sesuatu bangeeet!

...........................

From: "Wihodo, Hanna (JKT-LWW)" [Hanna.Wihodo@loweandpartners.com]

Date: Wed, 15 Jun 2011 02:46:05 -0500 To: hazmi.srondol@yahoo.com [hazmi.srondol@yahoo.com]

Cc: Sihombing, Henny (JKT-LWW) [Henny.Sihombing@loweandpartners.com]

Subject: RE: Konfirmasi Persetujuan Penggunaan Cerita Indomie untukMajalahTempo (Sdr Hazmi)

Pak Hazmi, Terima kasih atas persetujuan dan partisipasinya, Pak. Apabila Bapak tidak keberatan juga untuk mengirimkan photo bapak ukuran post card sebagai reference bagi kami untuk dijadikan ilustrasi di majalah tersebut. Kami tunggu kiriman photo Bapak. Terima Kasih. Regards, Hanna

..........................

From: hazmi.srondol@yahoo.com [mailto:hazmi.srondol@yahoo.com]

Sent: Wednesday, June 15, 2011 2:48 PM

To: Wihodo, Hanna (JKT-LWW) Subject:

Re: Konfirmasi Persetujuan Penggunaan Cerita IndomieuntukMajalahTempo (Sdr Hazmi)

Mbak, untuk foto tunggu sebentar yah. Soalnya saya lagi meeting. Kalau mau cepat, silahkan ambil di Facebook saya. Nanti di konfirmasikan ke saya foto saya yg mana yg mbak rasa cocok.

FB: www.facebook.com/hazmi.srondol

________________________________

From: "Wihodo, Hanna (JKT-LWW)" [Hanna.Wihodo@loweandpartners.com]

Date: Wed, 15 Jun 2011 06:43:59 -0500

To: hazmi.srondol@yahoo.com [hazmi.srondol@yahoo.com]

Subject: RE: Konfirmasi Persetujuan Penggunaan Cerita IndomieuntukMajalahTempo (Sdr Hazmi) Pak Hazmi, Saya coba untuk ambil photo dari Facebook bapak, namun saya tidak bisa akses halaman Photos-nya, hanya bisa lihat halaman Info saja. Kalau bisa bapak kirimkan saja photo yang bapak kehendaki, saya tunggu. Terima Kasih. Regards, Hanna

.................

From: hazmi.srondol@yahoo.com [mailto:hazmi.srondol@yahoo.com]

Sent: Wednesday, June 15, 2011 6:52 PM

To: Wihodo, Hanna (JKT-LWW) Subject:

Re: Konfirmasi Persetujuan Penggunaan CeritaIndomieuntuk Majalah Tempo (Sdr Hazmi)

Coba add saya mbak, soalnya saya masih dijalan. Atau mau nunggu nanti malam dikit?

........................

--- Pada Rab, 15/6/11, Wihodo, Hanna (JKT-LWW)  [Hanna.Wihodo@loweandpartners.com] menulis: Dari: Wihodo, Hanna (JKT-LWW) [Hanna.Wihodo@loweandpartners.com]

Judul: RE: Konfirmasi Persetujuan Penggunaan CeritaIndomieuntukMajalahTempo (Sdr Hazmi)

Kepada: "hazmi.srondol@yahoo.com"  [hazmi.srondol@yahoo.com]

Tanggal: Rabu, 15 Juni, 2011, 11:57 AM

Pak Hazmi, Saya tunggu malaman tidak apa Pak. Terima kasih atas perhatiannya. Regards, Hanna

.......................

Naaah, demi 'sesuatu' eh... demi keterlanjutan acara-akhirnya aku mengirimkan foto yang paling aku anggap keren. Fotoku dengan kaos hitam dengan gambar novel ku dengan latar belakang foto kata mutiara dari guru besar Aikido - Morihei Ushiba, salah satu seni beladiri yang aku pelajari selain pencak silat. Harapanku sih, foto ini bisa sekaligus promosi novel dan sharing filosofi Aikido.

Namun sayang, kekecewaan kembali hadir. Dalam email balasan selanjutnya, pihak INDOMIE dan LOWE tidak bersedia memuat nama pena ku serta judul novel ku. Bahkan nama ku ingin disingkatnya menjadi Hazmi S - Karyawan saja.

Namun, kembali kata 'sesuatu' yang akan hadir di rumah. Sesuatu yang dalam bayangku akan seharga Ferarri merah testarosa menjadi hipnotis rem untuk meredam kecurigaan dan kekesalanku.

.................

Novel Komedi - Humor Cerdas Ala Kantor "SRONDOL GAYUS KE ITALY" untuk yang dicetak di Majalah Tempo. Namun, kami juga akan mencetak cerita Bapak di website Indomie, dan kemungkinan besar kita bisa melampirkan nama Pak Hazmi seperti yang bapak kehendaki di website. Terima Kasih, Hanna

.........

From: "Wihodo, Hanna (JKT-LWW)" [Hanna.Wihodo@loweandpartners.com]

Date: Thu, 16 Jun 2011 01:24:41 -0500 To: Hazmi Srondol [hazmi.srondol@yahoo.com]

Cc: Sihombing, Henny (JKT-LWW) [Henny.Sihombing@loweandpartners.com]

Subject: RE: Konfirmasi Persetujuan Penggunaan CeritaIndomieuntukMajalahTempo (Sdr Hazmi)

Pak Hazmi, Setelah didiskusikan dengan Team kami, supaya tampilan Cerita Indomie seragam antara cerita satu dengan cerita lainnya, kami tidak bisa melampirkan nama bapak seperti yang bapak kehendaki: "Hazmi Srondol, Penulis

.........

From: hazmi.srondol@yahoo.com [mailto:hazmi.srondol@yahoo.com]

Sent: Thursday, June 16, 2011 1:34 PM To: Wihodo, Hanna (JKT-LWW)

Subject: Re: Konfirmasi Persetujuan PenggunaanCeritaIndomieuntukMajalahTempo (Sdr Hazmi)

Jadi apa yg ditampilkan disana?

Powered by Srondol BlackBerry®

..........

From: "Wihodo, Hanna (JKT-LWW)" (Hanna.Wihodo@loweandpartners.com)

Date: Thu, 16 Jun 2011 02:13:21 -0500

To: hazmi.srondol@yahoo.com (hazmi.srondol@yahoo.com)

Subject: RE: Konfirmasi Persetujuan PenggunaanCeritaIndomieuntukMajalahTempo (Sdr Hazmi)

Pak Hazmi, Akan ada tulisan: Cerita Indomie Punya Hazmi S. Karyawan Terima Kasih, Hanna

....................

From: hazmi.srondol@yahoo.com [mailto:hazmi.srondol@yahoo.com]

Sent: Thursday, June 16, 2011 2:36 PM

To: Wihodo, Hanna (JKT-LWW) Subject:

Re: Konfirmasi Persetujuan PenggunaanCeritaIndomieuntukMajalahTempo(Sdr Hazmi)

Maksud saya, Nama 'SRONDOL' nya di tulis. Hazmi Srondol, jangan di singkat Hazmi S. Terima kasih

Powered by Srondol BlackBerry®

...............

Sungguh, firasat saya semakin memburuk. Dari nama pena yang hendak disingkatnya, brand penulis novel di hapus dan di ganti dengan kata 'karyawan' serta posisi mereka yang semakin menjadi-jadi diatas angin karena ijin yang sudah terlanjur aku berikan via email koordinasi. Ijin yang belum ada kontrak hitam diatas putih yang disertai materai Rp.6000,00 an yang biasa dilakukan agency lokal lainnya.

Tapi bagaimana lagi, "sesuatu" dari INDOMIE ini sungguh mengunci logika dan perasaan. Apalagi catatan annual report yang mengagumkan dari perusahaan pemilik brand INDOMIE ini yang keuntungan di tahun 2012 saja lebih dari 2,5 Trilyun rupiah.

Keuntungan yang jelas akan membuat bayangan 'sesuatu' yang besar dan bangeeet ala Sahrini. Dan pemiliknya pun kini termasuk orang terkaya no 5 di Indonesia. Luar biasaa...

Dan kembali terbayang 'kompensasi' besar setara kelas perusahaan tersebut dan agency nya yang bertaraf Internasional. Dan apa yang yang aku khawatirkan terjadi, dengan modal email koordinasi tanpa kontrak hitam diatas putih bermaterai ini, LOWE dan INDOMIE menyebarkan tulisanku untuk media selain TEMPO yaitu majalah KARTINI dan BOLA.

......................

From: "Karina, Fiki (JKT-LWW)" [Fiki.Karina@loweandpartners.com]

Date: Fri, 24 Jun 2011 10:30:42 -0500

To: hazmi.srondol@yahoo.com [hazmi.srondol@yahoo.com]

Cc: Wihodo, Hanna (JKT-LWW) [Hanna.Wihodo@loweandpartners.com];

Sihombing,Henny (JKT-LWW)[Henny.Sihombing@loweandpartners.com]

Subject: RE: Konfirmasi Persetujuan PenggunaanCeritaIndomieuntukMajalahTempo(Sdr Hazmi)

Dear Bpk. Hazmi, Cerita Indomie Bapak bisa di baca di media :

1.    Tempo (Edisi 4 Juli)

2.    Kartini (Edisi 28 Juli)

3.    Bola (Edisi 4 Juli)

Terima kasih dan semoga senang dengan hasilnya ☺

..............

264549_2080759575228_754186_n

Aku terdiam membisu. Aku akhirnya sadar bahwa aku dipedaya dan di jebak dengan  hipnotis kata "sesuatu" yang dipakai oleh agency nya. Entah keinginan sendiri atau memang bagian dari konsep komunikasi standar perusahaan Indomie. Aku semakin terluka membaca bait kata penutup emailnya yang dituliskannya "Terima kasih dan semoga senang dengan hasilnya ☺", lengkap dengan kode emotikon tersenyum yang lebih terasa sedang mengejekku karena katanya penulis novel-- katanya blogger, tapi kok gampang dijebak plotting dan keyword 'sesuatu' begitu.

Bayangkan saja, Indomie dan agencynya memotong esensi cerita tentang kekuatan 'doa' sebelum memasak ala rahasia istriku. Entah itu mie instan atau tempe goreng dan telur ceplok, tetapi foto ku pun di crop hanya bagian muka saja yang kelihatan. Buram lagi.

Hilang lah aura ganteng (kata istriku) dan kaos promo bertuliskan judul novelku "Srondol Gayus Ke Italy". Belum lagi, nama Hazmi Srondol kok di tulis Karyawan. Mana ada karyawan perusahaan di seluruh dunia yang terdaftar dengan nama Hazmi Srondol. Hazmi Srondol adalah nama pena, nama penulis buku, nama personal branding blogger yang karyanya mudah di cari dari google atau di perpustakaan terbesar di dunia - Library of Congress, Amerika.

Kalau yang karyawan itu namanya Hazmi Fitriyasa-nama pemberian orang tuaku. Sakit hati dan nelangsa semakin terasa, setelah banyak kawan melaporkan bahwa di luar tiga majalah tersebut, iklan Indomie dengan basis cerita ku muncul di majalah lain seperti majalah di pesawat Garuda, di amjalah Marketing dan lain sebaginya. Aku merasa tercuri, terpedaya sekaligus...

Aku merasa menjadi manusia terbodoh dan tertolol sedunia. Kemarahan pun terlambat. Rem 'sesuatu' sudah blog. Aku pun segera mengejar mereka tentang "sesuatu" ini lewat email lagi...

------------

Dari: "hazmi.srondol@yahoo.com" [hazmi.srondol@yahoo.com]

Kepada: "Karina, Fiki (JKT-LWW)" [Fiki.Karina@loweandpartners.com]

Cc: "Wihodo, Hanna (JKT-LWW)" [Hanna.Wihodo@loweandpartners.com]; "Sihombing,Henny (JKT-LWW)" [Henny.Sihombing@loweandpartners.com]

Dikirim: Minggu, 26 Juni 2011 12:11

Judul: Re: Konfirmasi PersetujuanPenggunaanCeritaIndomieuntukMajalahTempo(Sdr Hazmi)

Wah, ke Bola dan Kartini juga yah? Trus apa neh kiriman 'sesuatu' nya ke rumah. Jangan jangan cuman Indomie se dus seperti perkiraan istriku.

-----------

From: Hazmi Srondol [mailto:hazmi.srondol@yahoo.com]

Sent: Friday, December 02, 2011 1:34 PM To: Sihombing, Henny (JKT-LWW); Karina, Fiki (JKT-LWW)

Cc: trie.hazmi@yahoo.com

Subject: "Sesuatu" banget dari Indomie?

Mbak Henny dan mbak Fiki, Saya mau menanyakan tentang pembayaran hak cipta penulis (saya) atas cerita "Indomie Rebus Mas Kun" yang dipakai untuk kampanye Cerita Indomie ke banyak majalah dan media.

Sampai saat ini saya belum dihubungi pihak Lowe sebagai agency dan kejelasan atas biayanya, padahal tulisan ini sudah lama di sebar dan sebarannya  lebih banyak ke media daripada yang disampaikan kepada saya.

Mohon informasi dan kejelasannya mbak, karena 'sesuatu' dari Indomie ini juga merupakan bahan saya untuk tulisan berikutnya. terimakasih ya mbak atas informasinya, hazmi SONDOL

---------

Dan serasa di sambar petir, serasa di serempet bajaj dan omprengan.

Email jawaban mereka sunggguh menyesakkan dada.

________________________________

Dari: "Sihombing, Henny (JKT-LWW)" [Henny.Sihombing@loweandpartners.com]

Kepada: Hazmi Srondol [hazmi.srondol@yahoo.com] ; "Karina, Fiki (JKT-LWW)" [Fiki.Karina@loweandpartners.com]

Cc: "trie.hazmi@yahoo.com" ; "Andriana, Wina (JKT-LWW)" [Wina.Andriana@loweandpartners.com]; "Wihodo, Hanna (JKT-LWW)" [Hanna.Wihodo@loweandpartners.com]

Dikirim: Jumat, 2 Desember 2011 20:44 Judul:

RE: "Sesuatu" banget dari Indomie? Dear pak Hazmi, Kami sudah melakukan pengecekan dengan client kami dan client kami pun sedang mengecek ke pihak internal mereka karena pengiriman barang berupa produk Indomie ini dilakukan langsung oleh client kami. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini pak, kami akan segera mengabarkan hasil pengecekan pengiriman produk ini ke bapak. Terima kasih, Henny

------------

From: Hazmi Srondol [hazmi.srondol@yahoo.com]

Sent: Friday, December 02, 2011 10:44 AM

To: Sihombing, Henny (JKT-LWW) Cc: Karina, Fiki (JKT-LWW)

Subject: Bls: "Sesuatu" banget dari Indomie? .....

pengiriman barang berupa produk Indomie .... E, maksud anda saya mau dikirimi dus Indomie begitu yah? Wah LUAR BIASA sekali 'sesuatu'nya? Pasti akan menjadi konsumsi media yang sangat heboh, perusahaan sekelas INDOMIE menghargai karya tulisan yang dijadikan iklan dan menyebar ke banyak media lain dan tanpa ijin 'hanya' dengan produk Indomie.

Mungkin bagi LOWE, penulis sudah begitu miskinnya hingga tidak mampu membeli indomie sendiri. WOW! LUAR BIASA!

---------

From: "Sihombing, Henny (JKT-LWW)" [Henny.Sihombing@loweandpartners.com]

Date: Fri, 2 Dec 2011 23:32:06

To: Hazmi Srondol [hazmi.srondol@yahoo.com]

Cc: Karina, Fiki (JKT-LWW) [Fiki.Karina@loweandpartners.com]; Suwanto, Wawa (JKT-LWW)[Wawa.Suwanto@loweandpartners.com]; Wihodo, Hanna (JKT-LWW)[Hanna.Wihodo@loweandpartners.com]; Andriana, Wina (JKT-LWW)[Wina.Andriana@loweandpartners.com]

Subject: RE: "Sesuatu" banget dari Indomie? Dear pak Hazmi, Segala sesuatu yang berhubungan dengan hadiah adalah keputusan klien dan bukan dari Lowe pak. Untuk lebih lanjut dan jelasnya pihak klien kami yang akan menghubungi bapak. Terima kasih, Henny

---------

Dari: hazmi SRONDOL

Kepada: "Henny.Sihombing@loweandpartners.com"

Cc: "Fiki.Karina@loweandpartners.com" ; "Suwanto, Wawa (JKT-LWW)" ; "Wihodo, Hanna (JKT-LWW)" ; "Andriana, Wina (JKT-LWW)"

Dikirim: Sabtu, 3 Desember 2011 12:55

Judul: Re: "Sesuatu" banget dari Indomie?

Maksudnya Klien disini apa yah? Tolong sebut dengan jelas. Indomie kah? Indofood kah? Tolong segera jawab, karena sudah banyak yang ingin tahu 'sesuatu' nya untuk kami reportase dan posting di blog.

---------

Ya aku kalah. Aku bodoh dan tersudut. LOWE melemparkan bola dan membuang badan ke klien nya. Klient yang tidak dijelaskannya lagi siapa yang bertanggung jawab atas program kampanye CERITA INDOMIE tahun 2011 itu.

Kampanye yang telah menghantarkan Indomie meraih penghargaan sebagai brand yang paling di bicarakan di sosial media tahun 2011.

Sedangkan aku hanya bisa gigit jari melihat tarian dan pesta kesuksesan INDOMIE dan LOWE. Dan lebih menyayat hati. Semenjak email terakhir bulan Desember 2011 itu, hingga tahun 2012 belum juga datang 'sesuatu' tersebut. Hingga akhirnya istriku menemukan salah satu alamat email dengan domain ....@loweandpartner.com di salah satu milis yang aktif diikutinya.

Desakan dan pertanyaan istriku membuat mereka akhirnya mengirimkan sesuatu itu sekitar pertengahan tahun 2012. "sesuatu" yang datang digotong kurir dari mobil box Indomie. SESUATU yang berupa tiga DUS INDOMIE!!!

dus yang sudah terbuka dan dilakban ulang dengan selotip.

Sungguh aku merasa terhina, aku merasa tulisanku di NISTAKAN dengan cara ukur "sesuatu" dari Indomie ini. Aku merasa seperti dianggap pengungi korban banjir atau kebakaran. Lalu aku tolak dan suruh pulang kurir tersebut. Dan langsung di rumah dan keluarga kami, walau belum jelas mengandung BABI atau tidak-Indomie sudah kami HARAM-kan ada di dalam rumah kami.

Dan hingga akhir tahun 2012, kisah ini aku tahan dana ku simpan baik baik. Aku sempat jadikan hal ini sebagai pelajaran atau 'biaya kebodohan' ku. Namun, semenjak makin maraknya kasus artikel penulis buku, penulis cerpen, penulis puisi dan blogger yang dicuri dan dinistakan, walau berbeda gaya dan modus namun pasti sakit hatinya hampir serupa denganku seperti mas Ahmed Tzer Blezinsky, mbak Elizabeth Murni dan mas Dzukdikar dengan brand GuruBimbelnya.

Aku mendadak menjadi ingat kata seorang sohib di twitter yang berkata kurang lebih "Rusaknya negeri ini bukan hanya karena banyaknya pemimpin yang dzolim, tetapi karena DIAM nya orang-orang yang pintar".

E.. Bukan maksud saya mengatakan bahwa saya pintar loh ya, kalau pintar tentu tidak akan terpedaya dan terhinakan tulisannya seperti ini. Saya hanya merasa bahwa banyak teman-teman penulis buku, jurnalis dan blogger yang sesama hidup di atas tarian pena dan ketukan keyboard nya pasti akan mengerti bahwa hal seperti ini tidak pantas di diamkan.

Dan jikalau harus menuntut lewat ranah hukum, yaelaah... apalah arti nama Hazmi SRONDOL di banding perusahaan sekelas pemilik INDOMIE dan LOWE ini. Dana yang tak terbatas dan nama besarnya tentu cukup dengan kekuatan seujung kuku nya mampu membuat saya jungkir balik masuk ke penjara.

Walau ada kawan bilang, "Nggak papa mas kalau masuk penjara, ntar aku tengokin kok. Sambil tak bawain Indomie".

Gubrak! Ya sudah, lebih baik saya berbagi kisah ini sebagai pembelajaran bagi saya dan teman-teman penulis kreatif untuk tidak cepat gede rasa (kayak saya) sehingga mudah terhipnotis dengan kata-kata rayuan 'sesuatu' yang di rumah saya sudah saya HARAM kan ini.

Sembari menunggu mediasi oleh kunsultan hukum LOWE, mediasi yang masih juga susah menghadirkan INDOMIE untuk bertemu langsung dengan saya. Kesusahan dan kesombongan yang wajar untuk perusahaan besar sekelas INDOMIE.

Kalau saya yang sombong barulah tidak pantas. Dan sembari menulis postingan ini, saya berdoa supaya Indomie tidak melakukan kebohongan. Cukuplah kebohongan mereka hanya pada bungkus Mie Instannya, bungkus yang tampak ada mie dan ayam goreng serta sayur mayurnya, namun ketika di buka, isinya cuman mie kering dan bubuk bumbunya.

Amiin ya Robbal Alamiiin.

[Jakarta, 20 Februari 2013]

Catatan : Alhamdulillah masalah ini sudah SELESAI. Untuk artikelnya, silahkan baca berikut ini :

http://www.hazmisrondol.com/indomie-meminta-maaf-kompensasi-lebih-dari-200-milyar/

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/02/28/indomie-meminta-maaf-kompensasi-lebih-dari-200-milyar-533046.html

Hujan Meteor dan Keris Empu Gandring

Posted on Sabtu, 16 Februari 2013 Tidak ada komentar

Sabtu, 16 Februari 2013

Hari ini, berita hujan meteor yang terjadi di kawasan Ural, Rusia menjadi berita yang paling menghebohkan. Bukan hanya di koran-koran namun hampir semua jejaring sosial media juga tak luput membicarakannya.

Menurut NASA dan LAPAN, meteor yang jatuh di Rusia tersebut adala salah satu jenis meteor (kecil) seberat 10 ton yang pecah dan hancur akibat gesekan udara saat berbenturan dengan atmosfir bumi. Pecahan yang jatuh dengan kecepatan 20 Km per detik ini, akan mengahsilkan dentuman keras yang getarannya mampu memecahkan kaca rumah dan menghidupkan alarm mobil seketika. Tak heran 900 an warga sekitar lokasi jatuhnya meteor ini terluka oleh efek tidak langsung dari hujan meteor ini.

Kejadian hujan meteor ini, disatu sisi memang mengundang kesedihan namun disatu sisi terdapat dua golongan manusia yang malah memburu kejadian tersebut. Golongan pertama adalah para astronom dan golongan kedua adalah Empu (pandai besi) pembuat keris jaman dahulu.

Ya, menurut cerita bapak saya, para Empu ini sangat terobsesi untuk mendapatkan pecahan batu meteor ini. Para empu ini sering kali berpuasa atau bersemedi terlebih dahulu untuk meningkatkan frekuensi tubuh dan jiwanya agar menjadi radar alami untuk menuntun ke lokasi tempat jatuhnya meteor-meteor ini. Bahkan mereka sering mendatangi  daerah yang konon sedang terjadi ‘pagebluk’ atau wabah dadakan yang menyebabkan suatu kampung mendadak banyak warganya meninggal dunia.

Batu yang diburu para empu ini disebut sebagai ‘watu lintang’ atau di terjemahkan menjadi batu bintang ini merupakan bahan dasar pembuatan keris  yang sakti. Tak hanya sekedar untuk membentuk pamor keris yang indah namun campuran besi dan batu bintang mampu membuat keris menjadi sangat keras.

Jika dibandingkan dengan pisau Damaskus yang legendaris, walau sama-sama menghasilkan pamor yang indah, pisau damaskus yang terbuat dari campuran besi, perunggu dan karbon—keris mempunyai kelebihan tersembunyi. Jika pisau damaskus menghasilkan pisau kuat, keras dan tajam maka kelebihan keris  itu muncul dari efek batu bintang yang ternyata sangat beracun, beracun tanpa perlu merendam keris tersebut dalam racun arsenic atau sebangsanya. Tak heran, siapapun yang tergores keris ini, korban akan langsung cepat meregang nyawa.

Dan setelah tahu efek beracun keris yang pamornya dibuat dari batu bintang, akhirnya saya mengerti mengapa setelah adanya isyu terjadinya pagebluk setelah suatu daerah terlihat benda bercahaya jatuh kebumi yang disertai suara dentuman, akhirnya racun-racun  yang tersebar di daerah tersebut bisa merengut korban warga disekitarnya.

Namun, ada satu kejadian lagi perihal hujan meteor yang menjadi pertanyaan besar buat saya. Kejadian itu adalah kisah Ponari yang juga konon mendadak menjadi sangat sakti setelah tanpa sengaja kapalanya terkena pantulan meteor yang jatuh ke bumi.

Entahlah, otak ini belum mampu membongkar lebih banyak lagi soal kejadian alam ini. Padahal, jika banyak referensi yang didapat, siapa tahu saya punya banyak materi untuk membuat kisah seru seperti komik “Pedang Bintang” yang berkisah tentang sebuah shinken (pedang Samurai) yang sangat tajam, keras dan tak terkalahkan. Shinken yang naya bisa dikalahkan oleh shinken serupa yang berbahan dasar campuran besi serta batu bintang lainnya. Sebuah komik menarik karya Takeshi Maekawa, komikus idola saya saat kecil dulu yang pernah membiusku dengan cerita legendaris Kung Fu Boy nya...

1360959946857097591



[Hazmi Srondol]
Don't Miss