Responsive Ad Slot

Latest

Sports

Gossip

Covered

Mereka Yang Terlupakan : MARGONDA

Posted on Selasa, 30 Agustus 2016 Tidak ada komentar

Selasa, 30 Agustus 2016



Dari pesan BC di Whatsapp yang sayang dilewatkan:

*Mereka Yang Terlupakan

Abang kita yang satu ini jelas sekali pintar. Tahun 1940-an, saat orang2 masih jarang sekolah--namanya juga jaman perang siapa sih sempat sekolah, dia justeru punya catatan akademik yang brilian. 

Dia belajar analis kimia di Analysten Cursus Bogor, Indonesiche Chemische Vereniging (sekarang SMAKBO), juga mengikuti latihan penerbang cadangan di Luchtvaart Afdeeling milik Belanda. Keren kan?

Masih muda, sudah jago kimia, tambahkan penerbang pula?

Abang kita ini sudah macam agen rahasia Jason Bourne atau James Bond saja. Tapi jelas, abang kita ini bukan tokoh fiksi. Dia salah-satu anak muda yang walaupun kalian tidak ingat lagi, pernah perang hidup mati melawan penjajah.

Namanya memang kalah sohor dengan pahlawan lain yg disebut di buku sejarah--tapi sumbangsihnya bagi kemerdekaan Indonesia tidak kalah besar.

Baik, sebelum cerita lebih lanjut, ijinkan saya loncat sebentar membahas tentang Depok.

Tahu Depok di selatannya Jakarta? Yang ada kampus UI noh? Duluuuu, Depok itu adalah kawasan otonom merdeka.

Di jaman penjajahan Belanda, Depok itu negara dalam negara.

Ada tuan tanah Belanda di sana namanya Cornelis Chastelein (1657-1714),

seluruh Depok punya dia, tanah2 itu diurus oleh budak2nya. Saat Chastelein meninggal, lewat kesepakatan dengan penguasa Belanda di Batavia, Depok menyatakan merdeka (wilayah otonom Belanda, punya Presiden sendiri), disebut Het Gemeente Bestuur Van Het Particuliere Land Depok.

Tahun 1945 saat proklamasi kemerdekaan Indonesia, Depok tidak mau gabung ke Indonesia, mereka juga tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia.

Wah, repot ini urusan, bagaimana bisa, ada wilayah yg berbatasan dengan Jakarta justeru tidak mau gabung ke Indonesia. Duri dalam daging. Maka, rakyat Indonesia, pemuda2 pejuang, gagah berani menyerbu Depok. Peristiwa itu dikenal dengan istilah

“Gedoran Depok”,
11 Oktober 1945. Berhasil,

Depok dikuasai oleh pejuang kemerdekaan Indonesia, bendara merah putih dikibarkan di sana. Tapi itu tidak berlangsung lama, pasukan NICA (Belanda, yg membonceng pasukan Sekutu), datang menyerang Depok, berusaha menguasai kembali sepotong tanah tersebut. NICA menang, pejuang Indonesia dipukul mundur. Spesial sekali memang Depok ini, sampai NICA harus memprioritaskan nya, karena nampaknya Tuan Tanah Chastelein dulu memang punya koneksi tingkat tinggi di Kerajaan Belanda.

Pejuang kemerdekaan Indonesia tidak begitu saja menerima kekalahan itu, mereka kembali mengkonsolidasi kekuatan, nah kita kembali ke cerita abang kita tadi, abang yg satu ini adalah salah-satu pemimpin penyerbuan tersebut.

Mereka menyepakati, 16 November 1945, akan menyerang Depok, mengusir tentara NICA.

Sandi perangnya adalah “Serangan Kilat”. Itu adalah perang hidup mati.

16 November 1945, bergeraklah ratusan pemuda menyerbu Depok. Perang meletus di seluruh Depok.

Harganya mahal sekali, banyak pemuda yang gugur, termasuk salah-satunya abang kita ini, dia tewas di daerah Pancoran Mas, Depok.

Anak muda yang pintar analis kimia, sempat kursus penerbang, telah gugur, menunaikan tugasnya.

Siapa nama anak muda itu? Seluruh orang Depok pasti tahu!

Karena mereka pasti pernah melewati jalan yang hingga hari ini diabadikan dari namanya, dialah :

MARGONDA

Abang kita ini bernama Margonda.

Juga turut gugur dalam rangkaian peristiwa itu adalah:
- Letnan Dua Tole Iskandar,
- Mochtar Sawangan.

Nama2 itu juga diabadikan menjadi nama jalan di Depok.

Ketahuilah, negeri kita ini punya catatan sejarah yg kaya sekali. Saat anak muda benar2 berperang HIDUP MATI melawan penjajah. Mereka adalah leluhur kita, eyang, bapak, kakak, abang2 kita dulu.

Kenanglah perjuangan mereka, bacalah sejarah tentang mereka.

Pelajaran Politik dari Semarang: "Semarang Kaline Banjir, Ojo Sumelang Ojo Dipikir"

Posted on Minggu, 28 Agustus 2016 Tidak ada komentar

Minggu, 28 Agustus 2016



Soal banjir dan kampanye, belajarlah dari para calon walikota Semarang. Mereka paham betul bagaimana memisahkan tawaran/janji yang dalam wilayah ihktiar manusia spt penegakan hukum, efisiensi birokrasi atau yang sejenisnya dengan hal-hal yg dalam area kekuasaan Tuhan.
Urusan alam, seperti banjir rob besar dll--wilayah kampanyenya hanya pada bagaimana dan apa yg dilakukan pemerintah (daerah) untuk menyelamatkan warga dengan cepat dan sinkron apabila kejadian sangat buruk terjadi. 
Kalau untuk banjir rob rutin biasa, masih sebatas ke hal-hal yg berbau penanganan kesehatan dan pengurangan dampak terhadap aktivitas rutin warga. 
Sedangkan membuat banjir kanal ala Belanda, hadoh--warga sudah pada paham. Duitnya darimana? Turun dari langit?
So, jangan heran banjir di Jakarta kini jadi bulan-an opini dan kritisi. Ada yg lambene kadung kepleset beri janji yang overdosis sih... 
Salahe dewe...

[ Hazmi Srondol ]

Setan Kredit di Pembangunan Infrastruktur Indonesia

Posted on Sabtu, 13 Agustus 2016 Tidak ada komentar

Sabtu, 13 Agustus 2016



Saya rasa, soal infrastruktur--bukan hanya Jokowi aja yg ngebet, Prabowo pun begitu.
Prabowo juga menginginkan membangun Jalan tol trans Sumatra, Ringroad Kalimantan, tol Jawa Bali baru, Jalur kereta Sulawesi, Star road Papua, ratusan Bandara baru, ratusan terminal atau pelabuhan baru. Bangun rumah sakit, sekolah dll yang juga baru.
Tapi yang membedakan adalah: CARA-NYA!
Prabowo memiliki langkah langkah pembiayaan pembangunan infrastruktur sbb
1. Menyelamatkan kekayaan negara 1000T per tahun. Dr anggaran dll.
2. Menambah kekayaan negara melalui maksimalisasi industri berbasis pangan. Untuk pertambangan, dijual setelah dilakukan pengolahan utk menambah nilainya. Bukan mentah. Dan lain-lain yg disebut "strategi dorongan besar".
3. Jika akan ada tawaran masuknya investasi asing, konsep yang dipakai adalah BOT (build operate transfer). Bukan sekedar persentase kepemilikan yg bisa abadi waktunya.
4. Hutang? Sangat jarang saya dengar beliau bicara soal nambah utang. Palingan bagaimana segera menyicil hutang. Jika berat, negosiasi term waktu membayar hutang.
Ya, konsep ini ada benang merahnya dengan kata almarhum Ibuku dulu. Soal hutang itu soal midset, soal karakter.
Kalau yang hobinya hutang, makin gede gajinya, makin berani hutangnya. Malah kata ibuku dulu, ada temennya yg mentalnya sudah kerasukan setan kridit banget sampai ada yang ngomong:
"ya saru kalau pegawai negeri sampai nggak ngutang. Saru..."
Walah, ckckkc... oh mindset oh karakter...

[ Hazmi Srondol ]

Menuju 60 Tahun, Lomba Foto Astra & Anugerah Pewarta Astra 2016 Diluncurkan dengan hadiah Besar

Posted on Senin, 01 Agustus 2016 Tidak ada komentar

Senin, 01 Agustus 2016

Senin siang (1/8/2016) saya diundang oleh Humas PT Astra Internasional  di gedung UKM Smesco, Jakarta untuk menghadiri Media Gathering  SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia ). Di acara ini saya juga bertemu beberapa rekan blogger seperti Choirul Huda dan Langit Amaravati.

Acara gathering ini juga merupakan peluncuran Lomba Foto Astra (LFA) dan Anugerah Pewarta Astra (APA) 2016. Acara ini dibuat untuk mengapresiasi para jurnalis dan masyarakat umum yang menjadi pewarta warga.

Kedua program ini (LFA dan APA) mengedepankan keinginan Astra dalam : Berbagi Inspirasi 60 Tahun, untuk menyambut enam dekade Astra International berkiprah dalam menginspirasi bangsa.

Kedua lomba tersebut mengangkat tema “Inspirasi 60 Tahun Astra”, yaitu karya yang mencerminkan usaha Astra menginspirasi masyarakat Indonesia melalui 3 strategi, yakni produk & layanan karya anak bangsa, sumber daya manusia Astra yang unggul serta kontribusi sosial yang berkelanjutan bagi bangsa dan negara yang selama ini telah dijalankan.
Ya, memang sejak berdiri pertama kali tahun 1957, Astra senantiasa mendedikasikan karyanya untuk kemajuan bangsa Indonesia, sejalan dengan filosofi perusahaan yang tertera dalam Catur Dharma. Pendaftaran kedua lomba tersebut dibuka mulai 1 Agustus 2016 hingga 30 November 2016.



Acara Media Gathering tersebut sekaligus menjadi pembuka dari rangkaian kegiatan perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-60 Astra yang akan jatuh pada 20 Februari 2017.

Dalam sambutannya, Chief of Corporate Communications, Social Responsibility & Security Astra International Pongki Pamungkas mengatakan, “Selama hampir 60 tahun, kegiatan bisnis Astra tidak terlepas dari lingkungan dan masyarakat sekitar. Pada prinsipnya, dimana pun Astra berada, harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Perusahaan tidak hanya harus menguntungkan, tetapi juga harus berkelanjutan sejalan dengan filosofi kami, Catur Dharma.”

Dalam acara ini juga, saya sempat menengok beberapa booth Yayasan yang berada dibawah binaan PT Astra. Ada beberapa mesin yang dijaga dan dioperasikan oleh salah satu mahasiswa dari kampus Politeknik Astra. Videonya bisa rekan-rekan lihat disini :



Untuk lombanya sendiri, terdapat beberapa hadiah yang sangat menggiurkan bagi para pesertanya, antara lain:


Berikut total hadiah yang dapat dimenangkan oleh peserta LFA dan APA:
Juara I: 4 Honda CB150R Streetfire Special Edition
Juara II : 4 Honda Beat
Juara III: 4 Dji Osmo X3
Juara Harapan I: 4 GoPro Hero4 Silver
Juara Harapan II : 4 Nikon Coolpix AW130
Juara Favorit untuk 40 orang : @ 1 Canon PowerShot SX-410 IS

Berminat? Hayuk buruan gabung!

Penulis:  Hazmi Srondol 
Don't Miss