Jujur, saya sangat terkejut
ketika mendapat broadcast dari Ahmad Dhani yang berisi link video berjudul IMAN
di aplikasi chat Whatsapp ini.
Ya, saya sangat memahami
modal dan area pertempuran politik yang sedang dijelajahi mas Dhani ini. Modal
popularitasnya memang sempat mengacaukan peta pilkada di Kabupaten Bekasi ini.
Elektabilitasnya pun cukup menonjol, menurut data LSI-- awal bulan oktober 2017
ia mampu mencapai 30%. Hanya terpaut belasan point dari incumbent yang sudah
mengenggam modal 49%.
Hanya saja, ada keanehan
dalam beberapa bulan kedepannya. Terjadi degradasi yang cukup tajam. Bahkan
akhir Desember 2016 elektabilitasnya sempat ambruk ke peringkat ke 4 dari 5
calon bupati/walikota Bekasi.
Selain dari kesalahan mas
Dhani sendiri yang terlalu turut campur di Pilkada DKI, ruang yang sebenarnya
tidak masuk dalam wilayah pilkadanya yang menundang buzzer-buzzer Ahok semakin
intensif melakukan pengrusakan citra Dhani di social media, saya sebenarnya
juga merasa--saya termasuk bagian yang menjadi penyebab terjadinya pelorotan
elektabilitas ini. Terlalu banyak informasi mengenai potensi sumber daya alam
dan kapital ekonomi yang berputar di Kabupaten Bekasi ini. Pajak ke Pusat yang
pertahunannya mencapai 125 trilyun pun memberi indikasi besarnya CSR yang
berputar di kabupaten yang memiliki kawasan industri dengan 5000 perusahaan
ini.
Alhasil, kompetitor pun
seakan terjaga. Ada yang mendadak memperkuat jaringan distribusi, ehm, serangan
fajarnya. Ada yang bergerak semakin gencar door to door ke kalangan buruh, ada
yang bergerak secara candestain untuk melakukan penggerogotan relawan, bahkan
ada pula kompetitor yang sebelumnya sudah mengibarkan bendera putih, tidak akan
menggelar kampanye akbar, mendadak merekrut banyak buzzer dan para expert
internet marketer.
Ini situasi yang sulit dan
berat buat mas Dhani. Suka atau tidak harus diakui sangat berpotensial
menghancurkan karir Ahmad Dhani di bidang politik yang baru diterjuninya. Ini
pun akan sangat berbahaya terhadap karirnya di dunia musiknya. Kekalahan Dhani
akan menjadi olok-olok secara nasional.
Untung saja, saya ingat
sekali pesan pertama yang saya berikan kepada mas Dhani. Entah ia ingat atau
tidak. Saya hanya memberikan pesan yang berisi status facebook saya tentang
"mistifikasi politik" ala Gus Dur. isinya kurang lebih:
***
Dunia politik itu luas. Ada
pakem yang berdasarkan hal-hal yang berbasis data dan akademis seperti index
popularity, prosentase anu ini, political cost segini segitu, dukungan media
plus buzzer dan hal-hal sejenisnya.
Politik juga ada sisi yang
lain. Ada yang dalam pengambilan keputusan politik berdasarkan pesan gaib yang
datang melalui mimpi (wangsit) secara pribadi atau lewat kyai/paranormal.
Bahkan segala bentuk
aktivitas, tindakan atau langkah politik yang menyimpang dari permasalah
politik yang sebenarnya di luar rasionalitas, logika dan kebiasaan politik.
Hal ini disebut
"MISTIFIKASI POLITIK".
Adakah yang sukses dalam
sisi ini? Ada, Gus Dur contohnya...
Salam,
Hazmi Srondol
***
Hanya saja, saya saat itu
tidak/belum menjelaskan apa esensi mistifikasi politik. Bagaimana memulainya?
Alhamdulillah, lagu IMAN
yang dibuatnya ini adalah penjelasan dari esensi mistifikasi tersebut. Hal yang disadarinya atau tidak terdapat
lirik berisi "bismillahi tawakal, sampai saatnya mati, tak ada satu
kekuatan, selain kekuatan dari Allah dan tak ada daya dan upaya selain
pertolongan Allah.
Ya, mistifikasi politik
selalu dimulai oleh apa yang disebut
para pendekar pencak silat, samurai dan pendekar taichi sebagai suwung, mu shin
dan wu wei. Kata yang bolehlah diartikan dengan emptyness atau 'kosong'. Kalau
dalam khasanah Islam, hal ini sering disebut dengan "ikhlas".
Pemahaman dasar inilah yang
mampu membuat aliran hawa murni, ki atau chi mengalir dengan sangat deras.
Kekuatan metafiska dan metacyber yang akan mempercepat langkah sekaligus
mendobrak pagar pagar penghambat. Terbukti dengan mendadak menguatnya
elektabilitas Ahmad Dhani walau hanya dalam hitungan hari serta penguasaaan
keyword "santri" olehnya secara natural selain keyword buruh dan
sumber daya alam yang begitu kuat di Kabupaten Bekasi.
Selamat, mas. Langkahmu
sudah benar dan luar biasa. Semoga saja awal jalan mistifikasi politik ini
dilengkapi oleh tirakat penyempurna yang lazim ditempuh para mistikus politik
ini. Yaitu sholat mutlak dua rokaat. Tetapi sholat mutlaknya di depan ka'bah
yang merupakan salah satu urutan ritual dalam ibadah haji atau umrah.
Penulis: Hazmi Srondol
VIDEO:
Tidak ada komentar
Posting Komentar