“Iya buk, tolong disimpan dulu baik-baik. Jangan sampai dimainin anak-anak” kataku meminta tolong.
“Iya pak. Eh, emang nya isinya apaan pak? Kok bungkusnya gede banget tapi ringan beratnya” tanyanya binggung.
“Nuklir buk”
“Hah?! NUKLIR…!!! Yang bener aja paaak!” tanyanya panik.
Aku hanya tertawa-tawa saja mendengar suara paniknya diseberang sana. Terbayang wajah pucat pasi istriku yang pasti akan benar-benar mengamankan kardus besar berbobot ringan itu dirumah.
Ehm, bener juga. Sesampainya di rumah, kardus besar itu itu tampak diletakkan sendirian di meja bulat di halaman belakang rumah. Tampak bungkus karung plastiknya belum diobrak-abrik anak-anak seperti bungkus-bungkus kiriman lainnya. Istri, anak-anak dan mbok asisten di rumah tampak masih berwajah kecut ketakutan menungguku.
“Buka pak, pengen liat nuklirnya kayak apa?” Tanya istriku hati-hati.
“Mboten mbleduk kan pak?” tanya mbok penasaran.
Aku hanya tersenyum lalu dengan berpura-pura hati hati, bungkus karton besar itupun aku buka. Sempat istriku menanyakan bau amis laut yang sedikit tercium di hidungnya saat kardus dibuka.
“Kok nuklirnya bentuknya jelek begitu pak?” tanya anakku keheranan yang dibarengi wajah istriku yang juga ikutan melonggo.
Akupun jadi tidak bisa menahan tawa. Memang 'nuklir' hadiah dari salah satu Kepala Desa di Fak-fak, Papua yang diambil dari kedalaman laut 300 meter ini bentuknya seperti awut-awutan. Bahkan tidak jauh berbeda dengan ranting pohon. Cuman bedanya warnanya hitam mengkilap. Benda itu bernama AKAR BAHAR. Sebuah tanaman laut yang tumbuh menempel di karang laut (bahar=laut: bhs. Arab) dan berbentuk akar.
[caption id="attachment_1777" align="aligncenter" width="350"] Sumber gambar: http://www.sciencephoto.com/image/553950/350wm/C0183769-Radium,_atomic_structure-SPL.jpg[/caption]
Sedikit kujelaskan kepada istriku tentang akar bahar ini, biota laut ini mempunyai nama latin Antiphates Sp ini konon adalah biota yang mengandung unsur Radium alamiah dengan symbol (Ra) dengan nomer atom 88.
Dari Wikipedia, Radium ini dijelaskan berwarna hampir putih bersih, akan tetapi saat teroksidasi saat terkena udara dan berubah warnanya menjadi hitam legam. sama persis dengan akar bahar. Radium ini juga mempunyai mempunyai tingkat radioaktivitas yangsangat tinggi namun isotopnya paling stabil,. Untuk Ra-226, dapat bertahan 1602 tahun dan setelah itu akan berubah menjadi gas radon. Widiiiiwww!
Tidak heran akar bahar yang juga di sebut kayu uli ini jamak dipakai jawara Betawi dan para pelaut. Bahkan para Biksu Budha pun konon termasuk yang juga memakai tongkat akar bahar ini. Mereka berani menebusnya dengan harga puluhan juta untuk akar bahar yang berdiameter 1 cm.
Lebih menariknya, sebelum era kedokteran medis sekarang menggunakan radioaktif dalam pengobatan, mereka sudah menggunakannya sebagai obat penangkal racun, terapi maag dan rematik serta menambah stamina. Ukurannya pun sangat presisi karena jumlah radioaktifnya natural dari Tuhan, bukan dari manusia yang rentan dengan kesalahan ukuran.
Wajar jawara Betawi sehat-sehat walau sudah berumur, disamping rajin berlatih silat, efek radium sudah menyatu lama dalam peredaran darahnya karena bertahun-tahun dipakai. Walaupun tetap saja ada sebagian yang menyangkal dan menganggapnya hanya efek sugesti saja.
***
Bungkus
“Pak, katanya Israel mau menyerang Iran pak. Gara-gara Iran mau bikin senjata nuklir. Wah bakal perang dong?” kata istriku.
“Biarin aja, kata Menteri Pertahanan Jerman-- Om Thomas de Maiziere: Israel gak bakalan menang. Bahkan bias hancur lebur sendiri melawan Iran” jelasku mengutip pernyataan tersebut.
“Wah, gimana pak kalau Israel menyerang Indonesia. Bapak kan juga menyimpan nuklir di rumah” tanya sambil tertawa terkekeh.
“Lah biarin, gak bakalan berani dia datang ke Indonesia. Wong yang nenteng nuklir di tangan orang Indonesia kan banyak”
“Kok nggak berani pak? Emangnya kenapa?”
“Ya selain untuk pengobatan, akar bahar kan juga berguna untuk mengusir setan buk” jelasku.
“Oo… berarti negara Israel itu setan ya pak?”
Tauuuuk!
Hehehehe.
…..
[Hazmi Srondol]
12 komentar
Dulu punya gelang akar bahar, tapi sejak tahu kalau termasuk dilindungi jadi tidak tertarik lagi menyimpannya. :D
Jauh amat mengambilnya mas, emang beda mas sama yang di daerah kita Jawa Tengah.
Di karimunjawa banyak loh mas.
Tapi nggak tahu apakah beda jenisnya atau nggak sama yg dari papua.
itu diminum atau dimakan pak hazmi. Diseduh selagi hangatkah... Penasaran....
dijadiin gelang atau cincin, mas. knsepnya ditiru gelang/kalung magnet tuh. hehhehe
harusnya sama. kan masih jajaran wilayah nuswantara, Ki...
waaah... jangan dismpan. dipakai aja...
wahhh kalo di jadiin gelang kayanya khasiatnya gak jauh beda sama gelang k-link kali ya mas :D
bisa jadi sih mas...
Saya enam tahun tinggal di pulo bangka...mohon maaf,,bukannya akar bahar yg terkenal dn legendaria itu katanya dri laut bangka ya...soalnya udh kyak jdii produk khas dn kbanggaan msyarakatnya..
setahu saya, diseluruh perairan laut Indonesia ada semua mas. hanya saja, saya dengar update terbaru, sekarang akar bahar sudah dilindungi dan tidak boleh di ambil lagi... nanti saya akan buat tulisan khusus soal ini...
Efek radium yang sudah menyatu lama dalam peredaran karena sudah bertahun-tahun dipakai, bisa membantu menjaga kesehatan?
Mohon pencerahannya, radium itu apa?
Hmmm, semoga lebih lanjut ada penjelasan medisnya.
radium itu salah satu jenis bahan radioaktif yang digunakan dalam pengobatan mas....
Posting Komentar