Ada quote menarik
dari mas Anies saat debat pertama cagub DKI. "Banyak bicara, banyak
bekerja!".
Ya, memang slogan itu pernah
saya baca di buku Di Bawah Bendera Revolusi karya Bung Karno. Buku yang
merupakan kompilasi dari essay beliau di berbagai macam media saat itu. Salah
satunya, Pikiran Rakyat.
Cara-cara bung Karno ini
memang terbukti efektifitasnya. Ia berbicara bukan sekedar mulut saja, namun
dalam pena yang ternyata tajamnya mampu merobek otak dan hati para penjajah
sekaligus membakar perjuangan rakyat Indonesia saat itu.
Saking efektifnya cara ini,
saya pun sempat terheran heran ketika dalam kasus kriminalisasi dunia
telekomunikasi yang menimpa pak INDAR ATMANTO--ada yang meminta saya diam,
membisu. Konon katanya adalah bagian dari silent operation. What?
Kasus sebesar itu, masalah
level tinggi dalam dunia telekomunikasi--dimana diperlukan penyadaran kepada
masyarakat tentang apakah yang sebenarnya terjadi, kok malah seakan-akan
ditutupi.
Saya fikir, dengan kediam
bisunya ini, akan ada sejenis gerakan clandestein yang luar biasa sehingga
masalah tidak berlarut-larut dan kebenaran mendapatkan tempat semestinya. Yaitu
kebebasan dan kemenangan para expert telekomunikasi. Namun apa hasilnya? NOL
BESAR!
Dari sidang Pengadilan
Negeri, Pengadilan Tinggi hingga MA semuanya kalah. Bahkan saat mengajukan
Peninjauan Kembali (PK) yang pertama pun tertolak.
Kadang saya merasa,
jangan-jangan ada kesegajaan agar kasus ini tidak membesar di masyarakat. Tidak
diketahui rakyat Indonesia jika salah satu pahlawan telekomunikasi Indonesia
ini--yang dua tahun lagi pensiun, menghabiskan masa pensiunnya di penjara saja.
Jadi tumbal kebijakan perusahaan?
Dan kini, tinggal satu
kesempatan. Pengajuan PK (peninjauan kembali) ke 2 dari keputusan MA. Apakah
saya perlu nurut tetap diam membisu dalam silent operation atau sudah
saatnya saya berteriak keras, kawan-kawan?
Ada masukan?
Tidak ada komentar
Posting Komentar