Pagi ini mendadak saya tersenyum sendiri membaca ulang status sahabat dekat di kantor yang kini sudah pensiun dini.
Ya, saya masih ingat betul ia pernah belajar keras untuk berbisnis sampingan saat masih satu bagian. Banyak buku-buku wirausaha terselip diantara buku-buku manual enjenering di mejanya. Dari statusnya, saya baru paham alasan ia berbisnis. ternyata, ada kawan se-angkatannya yang sukses "bernisnis".
Hanya bedanya, ia merasa heran--kenapa ia begitu sulit berbagi waktu dibandingkan kawannya. Ternyata oh ternyata, kawannya beda aliran bisnis. Kawannya bermadzab bisnis "bawah meja". Hahaha... Pantas saja...
Sampai saat ini saya kurang paham detail nasib sohib saya ini. Mungkin sudah sukses dalam bisnisnya atau malah sukses luar biasa.
Namun, apa pun itu. Dari kisahnya, setidaknya saya merasa memang ia satu guru satu ilmu dengan saya. Khususnya soal mentalitas meraup dan menyaring rezeki. Soalnya, kami sama-sama pernah punya atasan yang punya prinsip keras yang disampaikan saat bergabung menjadi anak buahnya, yaitu:
1. JANGAN MALING
2. JANGAN BOHONG
3. JANGAN NIPU
Dan pesan ini benar-benar terpatri hingga sekarang. Walau dulu pernah melakukan kesalahan atau kebandelan ala pegawe muda seperti telat masuk kerja karena malamnya kerja sampai malam, berantem ama preman-preman jalanan atau centeng-centeng kontraktor nakal saat handle beberapa proyek.
Selama tidak masuk 'Tiga Jangan' ini, paling pol hanya kena omelan panjang saja. Sambil sesekali mengingatkan agar jangan terlalu nekad, apalagi waktu itu belum kawin. hahaha....
Dan kini, dari aturan dasar tersebut itulah, terasa benar menikmati hidup dan berkerja. Khususnya kelapangan hati. Tanpa beban. Jikalau memang akhirnya "dunia" bisa tergenggam, ya, letaknya hanya di tangan saja. Bukan di hati.
Plus, sesekali bisa tertawa dalam hati saat melihat wajah-wajah dengan mata blingsatan karena selalu ketakutan, ketakutan kalau bisnis "bawah meja" nya ketahuan.
Hahaha...
***
[Hazmi Srondol]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar
Posting Komentar