Tak terasa sudah 10 tahun aplikasi BBM (Blackberry Messenger) hadir di muka bumi. Semenjak 1 Agustus 2005, berapa kali aplikasi ini melakukan serangkaian perbaikan dan pengembangan kemampuan. Cukup beruntung menjadi salah satu pengguna awal smartphone cerdas ini karena kebetulan pertama kali hadir di Indonesia melalui operator dimana saya turut berkarya.
Walau pun dahulu sempat galau ketika dua kubu senior di kantor terbentuk, yang satu pro adanya smartphone ini dan yang satu menolak. Yang menolak memang tak banyak. Beberapa gelintir saja. Tetapi alasannya cukup membuat saya terganggu tidurnya karena menjadi polemik piliran.
Kata beliau, "Dengan BBM, kita akan dibuat berkerja 24 jam sehari. Bukan nine to five seperti biasanya".
Ya, saya mengakui beliau termasuk tipikal senior yang keukeuh adil membagi waktu kerja dan keluarga.
Namun apa daya, rekan-rekan sekantor dan mitra kerja sudah memakai semua dan mau tidak mau harus memilih. Toh akhirnya juga, konsep virtual office semakin mem-budaya di Indonesia. Batasan waktu kerja, sudah tak lagi menjadi sesuatu yang utama. Kontribusi ke perusahaan/team adalah "raja'-nya
Awalnya BBM paket BES terbeli. Walau pada kemudian hari beralih ke sistem BIS lalu hingga kini paket kuota internet biasa ketika BBM sudah ada Blackberry ID-nya.
Banyak cerita indah dan menyebalkan dengan aplikasi chat ini. Dari enaknya berbagi pesan, lengkap dengan emotikon dan auto text nya. Hingga keisengan berbagi pesan yang berupa gambar tangga. Terbayang repotnya menggerakan "bola" kursor kecil hingga kebawah hanya untuk mengikuti keisengan ini.
Kekesalan dengan aplikasi ini tentu jka mendadak server RIM ngadat. Pernah janjian menjemput kawan bubar jalan gegara pesan sampai telat ber-jam-jam. Sampai pegel di "ping' tak juga berpengaruh.
Sempat pula malas memakai BBM ketika era BC (Broadcast) mulai marak oleh anak-anak alay. mereka saling promote PIN temennya hanya agar kontaknya penuh. Lha ini kok disalahgunakan menjadi sejenis social media yaaa?
Namun, tak lama 'mutung' akhirnya kembali lagi ke pelukan BBM.
Betapa harus mengakui, BBM telah menjadi sejenis 'pasar digital' untuk para ibu-ibu untuk menambah pendapatan keluarga dari rumah. Saya juga cukup terbantu dengan menjadi investor ke istri di rumah yang juga membuka lapak dagangan lewat aplikasi ini.
Paling utama, saya dengar bisikan--jika setiap pesan akan otomatis di delete server RIM pada detik ke tujuh ketika usai dibaca. Keamanan sangat tinggi. Cocok bagi saya yang sangat berhati-hati berbagi informasi.
Hanya saja, pesan tersebut akan tetap berada di ponsel kita, selama memang memorinya cukup dan tak terdelete oleh kita sendiri.
Kurang lebih begitu, happy anniversary BBM 10th.... Keep on PING!!!, bro !
[Hazmi Srondol]
Tidak ada komentar
Posting Komentar