Subuh itu aku terpaksa mengendap-endap dan mendorong keluar mobil dari garasi. Istriku tampak mengawasi pergerakan sambil sesekali menengok ke arah kamar tidur tempat anak-anak sedang asyik bercengkrama dengan mimpi-mimpinya.
Ya, hari sabtu pagi (14/9/2013) itu—aku masuk dalam 30-an blogger Kompasian yang mendapatkan kesempatan menguji langsung salah satu mini MPV keluaran pabrikan Amerika bernama :
Chevrolet SPIN.Teringat dua kali test drive yang dilakukan oleh Kompasiana juga, selalu muncul problem kericuhan saat berangkatnya. Maklum, anak-anak suka merasa bapaknya mau menang sendiri, ada acara jalan-jalan mereka tidak diikut sertakan. Jadilan sesi mengendap-endap ini strategi saya dan istri untuk mengurangi keributan ini.
Hmm, betul. Memang enak sesekali
klayaban sendiri tanpa anak-anak. Bisa lepas
jaim nya saat bertemu kawan-kawan kompasianer lain. Tak perlu menonjolkan sifat kebapakan. Bergaya anak muda pun boleh. Sesuai lah dengan konsep mobil yang akan di uji nanti.
Nah, sesampainya di Kompas Palmerah Selatan, saya sempat berpapasan dengan Kang Pepih saat hendak menumpang parkir kendaraan sendiri. Sebenarnya ada sedikit nggak enak melihat kang Pepih jadi mirip satpam dadakan karena memindahkan
safety cone yang ada tepat di pintu masuk Kompas Gramedia. Hihihi… maaf Kang.
Nah, usai parkir saya pun segera berkumpul di halaman
Bentara Budaya Jakarta. Senang rasanya bertemu wajah-wajah yang selama ini hanya menyapa lewat dunia maya. Asli ganteng dan cantik-cantik. Walau mungkin levelnya masih sedikit dibawah saya. Nggak usah protes! Hihihi…
Usai absen dan briefing, sempat ada rekan wartawan
Kompas Otomotif menyapa dan sedikit melakukan wawancara. Pertanyaannya sangat mengelitik, “Mas Srondol kan sudah yang ketiga kali mengikuti test drive, nggak bosan apa mas?”
Walah, ya nggak bosan dong, masbro. Acara seperti ini kan mengasyikkan. Bisa kopdar ama temen-temen sekalian mencoba jenis kendaraan baru. Apalagi kendaraan yang diuji kali ini produksi Amerika yang konon, biasanya ada beberapa pandangan skeptis seperti: berat, modelnya konservatif (kuno), boros, performa yang lelet hingga penata letakan fitur-fitur elektrnik, trasmisi dan lainnya yang berbeda dengan buatan non Jepang. Tentu menundang rasa penasaran yang tinggi.
Nah, berhubung tidak ada anak-anak. Sesi dokumentasi video berjalan lebih ringan. Terbayang asyiknya merekam dan merasakan pengujian kali ini.
Namun sayangnya, walau skeptis terhadap kendaraaan Amerika hilang. Perjalanan kacau balau. Saya ndak ngerti. Kenapa acara seasyik ini kok sampai kesasar dua kali.
Pertama saat berangkat, kami yang satu mobil dengan bang
Iskandar Zulkarnaen, mbak
Aulia Gurdi dan mas
Dizzman ntah kenapa malah lewat simpang Slipi. Padahal arahnya mesti ke Bogor via simpang Cawang. Kufikir, ini hanya sekedar efek dari kenyamanan dari kendaraan MPV mini ini.
Nah, lolos dari kesasar edisi pertama. Kami pun bisa masuk ke tol menuju arah Cawang lalu ke Bogor. Nah, berhubung jalanan agak santai, kamare video Sony Nex VG30 yang kupersiapkan dari rumah ini pun segera menjalankan tugasnya untuk men-capture suasana dalam perjalanannya.
Untung saja, driver pertama test drive adalah bang Isjet—seorang admin Kompasinaa yang konon (konon lo ya) bekas penyiar radio. Belum jelas radio mana yang pernah mengudarakan suaranya, entah radio FM atau radio HT. Pokoknya mesti percaya saja.
Betul sekali, Bang Isjet sangat lancaaaaar sekali berbicara di depan kamera. Cas cis cus seperti klaimnya sebagai penyiar Radio. Namun sayang, rekaman tersebut di CUT dan dibatalkan tayang karena …. Karena bang Isjet lupa memakai
kacamata hitam andalannya. Andalan sebagai obat ganteng di depan kamera.
Baiklah, demi penampilan terbaiknya. Video di
take ulang. Kali ini sudah terlihat ganteng beneran. Bang Isjet langsung kembali cas-cis-cus di depan kamera. Nah, dengan kacamata ini, seharusnya acara test drive berjalan mulus. Cuman sayangnya, mendadak dalam bang Isjet terkaget. Saya pun terkaget.
Kami kebablasan!
Mbak Aulia Gurdi ngakak saat mobil Chevrolet Spin automatic yang kami uji ini malah meluncur lurus ke arah Cikampek, semestinya kan berbelok kanan kearah Bogor. Mbak Aulia menebak, kebablasnya mobil ini karena bang Isjet terkena virus narsis. Walau pun saat di konfirmasi dengan bang Isjet, penyebabnya adalah gara-gara kamera yang di letakkan di atas dashboard.
Mana yang benar, kita undi saja. Hehehe…
Nah, setelah beberapa kali berhenti di check point yang sudah ditentukan. Kami sampai di kaki Gunung Salak. Chevrolet SPIN yang kami uji telah membantah skeptisme terhadap kendaraan buatan Amerika ini. Walau memang agak berbeda dalam suara sein, penempatan tombol lampu besar hingga lock pintu mobilnya, namun performa, keiritan bahan bakar serta modelnya sangat agresif.
Saking agresifnya, sepertinya dalam diam pun sudah tampak ngebut.
Nah, usai acara. Kami pun pulang kembali ke Jakarta. Hujan lebat mengguyur Bogor dan sekitarnya. Deras. Sederas rengekan anak-anak yang mendadak telefon dan curiga kalau bapaknya bukan sedang test drive, tapi malah asyi mojok enak-enakkan di café. Seperti biasanya. Hehehe…
VIDEO :
[embed]https://www.youtube.com/watch?v=4OuXroJ-vtQ[/embed]
[Hazmi Srondol]